Grep
Aline menarik baju kaos yang dikenakan Na Jaemin karena nafasnya masih memburu, ia menatap netra sekelam malam itu dengan mengintimidasi.
Sedangkan pria itu? Pria itu hanya menatap Aline yang menatapnya dengan tajam. Bisa Jaemin lihat banyak air mata yang akan jatuh sebentar lagi dari mata cantik itu.
Yoona berjalan mendekati dua orang yang masih diam saling menatap, satu menatap dengan perasaan sedih dan satunya menatap dengan perasaan campur aduk, Yoona melepaskan tangan Aline yang mencengkram kaos Jaemin, wanita itu menggeleng pelan lalu menangis, sedangkan Mark dan Lami dalam keterdiamannya saling melempar tatapan rindu.
Mark rasa ini bukan masalahnya, seharusnya ia berterima kasih karena membawa dirinya kembali bertemu dengan Lami, ia menarik lengan kurus itu menjauh dari orang-orang, meski yang menyadari kepergiannya adalah Renjun sedangkan Dio hanya menatap dari ekor matanya lalu menatap Aline yang masih emosi.
"Kita bicarakan baik-baik".
"Mamaku mati ibu!" Pekik Aline menatap Yoona dengan tajam , Jaemin hanya menatap Aline dengan sendu.
"Akan ku jelaskan apa yang terjadi". Ucap Jaemin namun Yoona menggenggam lengan Jaemin menggelengkan kepalanya.
"Ini semua kesalahan ibu, maafkan ibu". Ujar Yoona setelah mereka sepakat membicarakan ini secara baik-baik akhirnya Aline mengikuti meski matanya tidak berhenti menangis.
**
Lami berusaha melepaskan diri ketika Mark menariknya menuju sebuah perkebunan yang tidak ada siapapun disana, Mark membawa Lami menuju pohon oak yang besar mengurung tubuh gadis itu aah wanita itu dan menatapnya dalam.
Dengan nafas yang berat, Mark memejamkan matanya lalu menarik gadis itu kepelukannya, ia tidak mampu mengatakan apapun saat ini. Yang ia mampu adalah mengatakan kata maaf.
Sedangkan Lami sudah terisak didalam pelukan Mark, mencoba menyalurkan kerinduannya akan pria yang sekejap singgah dan bertahta di hatinya. Ia membalas pelukan itu dengan erat.
"I'm so sorry, i feel so regret for you, sorry".
Mark mengeratkan pelukannya menghirup aroma lembut yang menguar dari tubuh mungil Lami."Hikss..kemana aja.." Lami masih dalam posisi memeluk Mark yang sama saling memelul
"Stay in here, aku ga kemanapun, just..something make this so hard". Mark menyesal kala itu sang ayah memintanya ke Jerman untuk mengurus bisnis nya dan melupakan seorang yang sudah..setidaknya begitulah yang terjadi.
Melepaskan pelukannya, lami sesegukan menatap mata menyesal milik Mark. Lami mengusap perut yang sedikit membuncit itu lalu tersenyum.