Sebelum membaca. Your appreciatate..please hehehe
Happy Reading!
×
×Na jaemin, Lee Jeno dan Lee Haechan masih diam mendudukkan kepala mereka layaknya sedang di hukum, di salah satu kursi rumah sakit.
Bagaimana tidak, kehadiran Na Goongmin membuat semuanya semakin sulit di percaya. Terutama Jaemin yang berusaha untuk tidak menangis.
"Menangis la putraku..".
Kalah, Jaemin tidak bisa. Ia kalah jika harus berhadapan seperti ini dengan sang ayah, ia berjalan cepat menuju sang ayah dan memeluk tubuh tegap itu meski usianya sudah tak tegap lagi.
Na Goongmin hanya membalas pelukan erat dari putranya itu.
"Ayah...uhukk". Jaemin terbatuk mengeluarkan darah dari mulutnya kemudian terduduk membuat Jeno dan Haechan terkejut refleks menahan tubuh Jaemin agar tak menghantam tanah.
Goongmin hanya tersenyum sedih kemudian menghubungi bawahannya meminta untuk membawakan Jaemin ke UGD sekarang.
"Gausa om, biar Jeno sama echan yang bawa, ayoo chan". Jeno melingkarkan lengan Jaemin ke pundaknya, diikuti Haechan yang melingkarkan lengan Jaemin ke pundaknya dan membawa Jaemin menuju UGD.
"bertahan Na". Jeno menahan air mata yang sedari tadi ingin keluar. Ga boleh dia ga boleh nangis. Dia harus yang terkuat.
Sedangkan Haechan sudah bekali-kali mengedipkan matanya mengeluarkan semua air matanya meski tak bersuara.
"SUSTERRR! SEBELAH SINI!" Suara Haechan panik dan tinggi membuat beberapa perawat dan dokter jaga membantu mereka membawa Jaemin yang sudah muntah darah dan mengotori bajunya.
Suster menutup seluruh horden hingga tak menampilkan tubuh lemah Jaemin lagi. Jeno menarik kepala Haechan agar bisa memeluknya.
"Sorry no, sorry..gue yang mukul dia dari tadi". Haechan menangis sejadi-jadinya di pundak Jeno. Sedangkan Jeno memejamkan matanya, pasalnya dia pun ingin memukul Jaemin tadi.
"Enggak, enggak bukan salah lo, sekarang kita berdoa untuk dua orang yang lagi berjuang hidup untuk kita". Jeno mengusap rambut Haechan yang masih menumpahkan kesedihannya.
Dokter keluar dari balik horden, di susul dengan kedatangan Na goongmin dari pintu utama.
"Aah presdir selamat datang". Sapa dokter itu kemudian menatap sendu dua pria yang sedari tadi menangis.
"Na Jaemin mengalami keracunan yang berakibat merusak hatinya..kita harus segera lakukan operasi, tapi pendonor yang cocok belum ketemu". Ujar Dokter tersebut membuat Jeno maupun Haechan lemah tak mampu mereka terduduk kemudian menggelengkan kepalanya.
"Saya mau jadi pendonor dok!" Jeno dan Haechan serempak berdiri menyerahkan diri.
Na goongmin terkejut kemudian menghalangi dua anak laki-laki yang tampak sudah dewasa itu dengan gelengan.
"Bukan ini yang jaemin mau, kalian ga boleh sembarangan ambil keputusan terlebih Aline masih koma".
Jeno semakin dibuat terkejut mendengar berita selanjutnya di susul Haechan yang tak mampu mengekspresikan diri seperti apa.