Vote nya yeorundeul. Gasusah kok:")
Cause i won't be silentsAline menambahkan kecepatan mengemudinya untuk menembus jalanan kota seoul siang itu.
Ia menggunakan mobil Mark yang belum pergi saat itu dan meminjamkannya. Alhasil Mark pulang dengan Dio yang kehilangan akal juga karena Aline pergi begitu saja.
Dalam hati Aline ingin meneriaki pria bernama Na Jaemin, pria dengan senyuman luar biasa ternyata telah membohonginya entah karena apa.
Sedangkan Dio berusaha mengejar mobil Mark yang dikendarai oleh Aline.
"Kak sebenarnya lo ngomong apa sama si Aline sampe kaya gitu?". Mark mulai gelisah karena perjalanan mereka ternyata menuju keluar dari Seoul. Kemana gadis itu pergi.
"Gue gatau, yang jelas setelah gue nyampaikan informasi tentang hasil otopsi dia langsung lari gitu aja".
Mark memejamkan matanya lalu mengusap dahinya. Oh tidak. Kemana gadis itu pergi. Kecepatan membawa mobil gadis itu juga terbilang kencang.
Sedangkan Aline mengusap beberapa kali air mata yang tak kunjung berhenti turun dari matanya. Ini menjengkelkan. Kenapa juga dia tidak bisa mengingat kecelakaan pesawat itu dan menjaga mamanya.
Kenapa juga Ibu Yoona menjadi orang yang diperiksa. Apa ibu yoona yang membunuh mamanya? Dengan wajah sebaik itu?
Aline menghembuskan nafas beberapa kali karena ada rasa sakit ketika mendengar informasi dari Kak Dio tadi.
Setelah menempuh perjalanan hanya setengah Jam, Aline nekat keluar dari mobil dan berlari untuk masuk kedalam pedesaan Hahoe. Tidak lama kemudian Mark dan Dio juga tiba di pinggir wilayah dan melihat Aline yang sudah tidak ada di mobil.
Mark mencoba melihat ke sekitar dan melihat sosok yang sudah menjauh berlari menuju wilayah pedalaman.
Mark dan Dio ikut berlari mengejar Aline, sedangkan gadis itu masih tidak sadar dikejar oleh Mark dan Dio.
"Alineee!" Pekik Renjun ketika ia baru saja tiba dari kebun melihat Aline berlari sambil menangis?
Dengan langkah tergesa ia ikut berlari juga karena langkah gadis itu tak lain dan tak bukan adalah rumah Na Jaemin. Gadis itu naik ke atas dan menggedor pintu kayu itu.
Dan sosok yang membuka pintu tersebut adalah seorang gadis dengan perut setengah buncit membuat Aline mendecih,
"Mana Na Jaemin" tekan Aline dengan suara dinginnya sedangkan Lami yang terkejut dengan kondisi gadis itu yang berantakan.
"Lami siap--a" Jaemin yang baru saja keluar dari biliknya terkejut dengan kehadiran Aline , Jaemin menghadang Aline melupakan eksistensi Lami yang terkejut dengan kehadiran Jaemin.
"Aline? Kamu kenapa sayang?"
PLAK
baik Jaemin maupun Lami keduanya sama sama terkejut dengan tindakan barusan dilakukan Aline.
Gadis itu murka.
"Aku gatau apa motif kamu datang ke dalam hidupku dan mengaku dirimu sebagai orang miskin tidak punya apapun". Desis Aline lalu menatap Lami yang masih memasang wajah terkejutnya. Aline juga merasa sakit hati ketika ternyata Lami berada di rumah Jaemin saat pria itu jauh dari dirinya.
"Apa maksud kamu Al". Suara rendah Jaemin merasakan tamparan dari gadisnya membuat sebagian diri Jaemin runtuh.
"Gausa banyak nanya maksud apapun karena aku bukan orang gila yang main nampar orang tanpa alasan! Sekarang jawab pertanyaan aku! Siapa kamu sebenarnyaa!!" Pekik Aline murka membuat Yoona yang sedang berada di belakang terkejut mendengar teriakan itu dan mendatangi ruang depan. Alangkah terkejutnya ketika sosok Aline yang menangis dihadapan putranya dan Lami.
"Aline? Kamu kenapa nak?" Yoona yang ikut terkejut karena kondisi Aline memang kacau.
Aline bukannya menjawab ia menangis sambil terduduk. Menangkup wajahnya lalu menangis. Ia rindu mamanya. Ia ingin sang mama menjelaskan ketidaktahuan dirinya.
"Kamu jahat sama aku Na.." isak Aline mengusap air matanya sedangkan Jaemin ikut duduk lalu memeluk Aline namun bukanya membalas pelukan Aline berusaha melepaskan pelukan yang hanya akan membuatnya semakin jatuh pada diri seorang Na Jaemin.
"Maafkan aku , ku mohon maafkan aku". Jaemin berusaha sekuat mungkin menghentikan tangisan Aline sedangkan Yoona menutup mulutnya tidak percaya dan berusaha menahan agar tangisnya tidak ikut keluar
"Lepasin aku Na..lepasin.." aline berusaha mendorong tubuh Na Jaemin yang mendekapnya.
"Mamaku.. mamaku bukan meninggal karena kecelakaan pesawat kan.." Aline melepaskan pelukan Jaemin lalu menatap Yoona secara bergantian.
"Jawab Na, jawab bu.. mamaku meninggal kenapa!!?"
"Aline.." suara Mark membuat atensi keempat orang yang berada di teras rumah panggung itu teralihkan , di susul Dio dan Renjun yang ternyata mengejar Aline tadi.
Untuk sepersekian detik tidak ada yang menyadari jika Mark membeku ditempat ketika bertatapan dengan wanita berambut pendek yang terlihat membuncit menatapnya sama terkejutnya.
"Mark lee.."
"Lami..."
Aline dan Jaemin melihat kedua orang yang saling terkejut itu bergantian.
Bersambung