Happy Reading!
Haechan tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Ia tidak pernah ingin membenci seseorang didalam hidupnya bukan karena apa. Tapi ia tidak menyangka akan merasakan rasa benci akan sosok gadis yang ia temui 2 tahun lalu saat ospek. Gadis dengan rambut panjang hitam terurai itu tampak ketakutan berjalan memasuki kampusnya.
Jelas ini adalah kampus milik orang tuanya. Haechan tau. Sangat tau. Ia termasuk paham akan informasi dan kekuasaan seseorang.
Haechan berkuasa?
Jawabannya tidak. Dia adalah anak seorang karyawan di perusahaan gadis yang waktu itu memasang wajah takut berjalan dengan seragam mahasiswa barunya.
Haechan mendecih. Buat apa gadis itu takut karena pada kenyataannya kekuasaan bisa melindungi dia.
Namun semakin hari gadis itu selalu menampakkan dirinya di mata Haechan. Entah sengaja atau memang Haechan yang jeli akan gerak gerik gadis itu. Ia selalu menemukan gadis itu terduduk di sudut perpustakaan membaca beberapa refrensi kampus dan buku novel karya Jane Austen berjudul Pride and Prejudice .
Buat apa gadis itu membaca novel dengan genre romantis itu. Haechan sangat tau isi novel itu bahwa cinta tidak akan berhasil jika barengin dengan kesombongan dan prasangka. Entah apa maksudnya semakin kesini Haechan semakin tau sosok seorang Park Aline.
Berteman hanya dengan seorang Lisa dan Yena yang sekelas bersamanya, makan dengan bekal dan pulang tepat waktu Haechan memperhatikan gadis itu meski dia membencinya.
Lucu bukan.
Sampai pada saat gadis itu ia temukan sedang melamun didepan taman kampus. Berdiam diri dengan earphone yang terhubung dengan telinganya.
Gadis itu selalu sendiri ketika berfikir atau beristirahat. Biasanya perempuan akan pergi ke mall atau berbelanja. Namun gadis itu sering ia temukan di tempat sunyi.
Iya. Gadis itu bahagia dalam tekanan dirinya.
Namun Haechan tidak pernah berniat melukai gadis itu ia hanya tidak senang jija ucapan gadis itu membuat semua orang di sekitarnya tunduk terkecuali dirinya dan Jaemin.
Jaemin justru menjadi sosok yang baru dari Aline. Meski tidak terlalu jelas. Namun Haechan beberapa kali menemukan Aline yang tertidur di bus dengam Jaemin disebelahnya ketika berpergian ke kebun strawberry. dan ketika gadis itu bersikeras ingin memakan olahan strawberry Jaemin melarangnya dengan alasan ini belum untuk di konsumsi.
Haechan bahkan melihat seorang Aline patuh dan tunduk pada ucapan Jaemin.
Tidak sepenuhnya karena pada dasarnya Aline juga tidak semudah itu.
"Masih mau melamun?". Sebias suara menghancurkan cerita seorang Haechan Lee jika saja orang dipikirkannya saat ini sedang duduk disebelahnya.
Haechan memperhatikan Aline yang menselonjorkan kakinya karena lukanya masih basah.
"Ngapain lo disini?". Haechan berusaha tetap terlihat jahat meski Aline sudah disampingnya saat ini.
"Belum gue maapin lo. Jadi gausa ngegas kalo ngomong". Ucap Aline menghirup nafas dalam-dalam.
Tempat ini benar-benar bebas setidaknya dari pandangan sang ayah. Aah dia bahkan belum mengabari ayahnya sejak sampai disini dua minggu yang lalu.