And you should pull the icon of star?
"Sungguh hidup itu tidak akan jauh dari sebuah cerita masalalu yang sudah terlanjur terukir"
Happy reading
Aline sudah 3 jam menangis terseduk di rooftop kampusnya, setelah berusaha untuk menghindari Jaemin yang menahannya ia kembali menuju kampus, niat ingin pulang mengingat ada sang kakak, dan juga adiknya yang akan melihat kondisinya, Aline tidak ingin memperlihatkan dirinya saat ini dengan siapapun, otaknya terus berfikir apa saja yang sudah terjadi saat ia belum sadar?
Biar di perjelas, semuanya terasa sulit saat Aline membuka matanya yang sudah lama tertutup itu, wajah pertama yang menyambutnya adalah dua orang pria dengan wajah khawatirnya yang kala itu membuatnya bingung siapa dirinya dan siapa dua orang pria ini.
Sampai saat dimana ternyata dua orang pria itu mengatakan jika dirinya mengalami kecelakaan dan koma seminggu. Tentu saja dia adalah Park Seojun papanya dan Park Jisung adiknya.
Ia berusaha meyakinkan diri dan percaya dengan cerita adik laki-lakinya itu. Meski ia sulit mengumpulkan cerita itu jadi satu. Aline mampu beradaptasi sampai saat ini, namun dirinya seolah kembali terguncang setelah bertemu dengan Na Jaemin dan Lee Jeno, tidak lupa Haechan yang pertemuannya tidak bisa dijelaskan secara rinci karena terlalu absurd untuk dijelaskan.
Yang jelas, kedatangan mereka masuk selama sebulan dalam kehidupan Aline seolah mengatakan, mereka bertiga pernah menjadi bagian terpenting dalam hidup seorang Park Aline.
Duk!
"Nangis teros apa ga capek, gue yang liatnya aja capek". Suara khas milik seorang Haechan mendudukkan dirinya menatap mata Aline yang sudah tidak terkondisikan lagi.
Haechan menghela nafasnya saat gadis itu lebih memilih memeluk kedua lututnya lalu menangis lagi.
"Lo nangis ga akan ngerubah apapun Al".
Aline menatap Haechan dengan mata sembabnya ia menghapus sisa air mata yang menggenang di mata gadis itu.
"Lo ngapain disini"
Haechan memutar bola matanya ketika gadis itu malah bertanya sementara dirinya sudah berbicara tadi.
"Kadang gue heran, otak lo itu cerdas tapi ga berfungsi disaat keadaan lo membutuhkan otak cerdas itu".
Bugh!
Aline memukul lengan Haechan membuat pria itu terkejut lalu menatap tajam Aline.
"Tenaga lo doang yang lo andelin kalau beginian mah, napee sikk". Haechan mengelus lengannya yang dipukul Aline.
"Berisik banget lo, pergi aja sana lo chan!". Ujar gadis itu kemudian kembali memposisikan dirinya memeluk lututnya.
"Gue uda denger, dan uda tau lo kea begini kenapa Si Jaemin nelpon gue tadi ,lo mau denger cerita versi gue?"
Mendengar nama Jaemin, kedua alis Aline mengernyit.
"Darimana Jaemin dapet nomor lo?". Ujar Aline karena seingatnya Jaemin hanya memiliki nomornya dan itupun karena ponsel yang ia berikan pada pria itu.