Lee Bi Aera
Suhu malam ini terbilang cukup ekstrem terbukti dengan bergeraknya garis pada termometer ke bawah--menandakan suhu yang menjamah angka negatif. Seharusnya lebih baik malam ini aku mengerjakan tugas dirumah seorang diri ditemani penghangat ruangan yang mampu memberi kesan nyaman, tapi hal itu tidak akan terjadi lantaran datangnya sesosok alien yang menawarkan dirinya untuk bergelut bersama melawan soal-soal Fisika yang menghadang di depan mata.
Awalnya kupikir hal itu adalah ide yang bagus untuk meringankan bebanku dalam menghadapi soal-soal itu. Sampai akhirnya Taehyung kembali dengan sejuta tingkah menyebalkannya. Aku mengenal Taehyung lebih baik daripada Taehyung mengenal dirinya sendiri, aku sangat mengerti bagaimana kebiasaan dan kode-kode yang sering digunakan pria itu. Aku sangat hafal bagaimana lagak Taehyung ketika menginginkan sesuatu. Sama seperti beberapa menit yang lalu ketika kami hendak mengerjakan tugas bersama di rumahku, sampai di pertengahan soal, ia terlihat tidak bersemangat sama sekali, kepalanya diletakkan di atas meja bertumpu tangan kanan dengan jari yang terus-menerus diketuk-ketukkan diatas meja. Taehyung memang sering melakukan hal itu ketika kami sedang mengerjakan tugas, ia benar-benar tidak bisa fokus jika belum ada secangkir kopi dan beberapa snack di hadapannya.
Berhubung terkikisnya persediaan kopi dan snack dirumah karena ulah adikku yang sangat manja itu, dengan sedikit rasa malas aku berjalan keluar rumah, menyusuri jalanan kota Busan untuk sampai ke sebuah minimarket di dekat persimpangan jalan. Awalnya Taehyung memaksa dirinya untuk ikut, tapi aku menolak. Karena, jika kami keluar bersama bisa-bisa jam yang terpampang nyata di layar ponsel tak akan berguna lagi-lupa waktu.
Lampu-lampu yang berjejeran rapih di sepanjang pinggiran jalan, dengan salju seputih pualam sebagai penghias keindahan mampu membuat mata siapa saja terasa dimanjakan. Aku menarik napas panjang dengan mata yang terpejam sesaat, merasakan udara sejuk nan dingin yang menyapa setiap sisi rongga hidungku, kukeluarkan udara yang semula kuhirup lewat mulut--menimbulkan semacam kepulan asap udara dingin yang tercetak jelas diudara.
Aku menikmati setiap pemandangan yang tersuguhkan depan mata--salju yang turun malam ini benar-benar cantik. Aku merasa bodoh lantaran lupa memakai scarf milikku. Kumasukkan tanganku kedalam saku yang terdapat pada long coat cokelat yang sedang kukenakan untuk mencari kehangatan didalam sana. Rambut yang terkucir rapih dengan leher telanjang tanpa balutan scarf ditambah udara dingin yang menyapa menjadi paket lengkap malam ini.
Kupercepat langkahku guna segera menapakkan kaki di minimarket persimpangan jalan, hingga tak lama kemudian aku melihat sebuah tulisan 'Supermarket' terpampang jelas di depan mata. Udara hangat menyapa kulit tepat disaat aku memasuki minimarket itu. Rupanya, penghangat ruangan di minimarket ini benar-benar menolongku dari jeratan udara dingin.
Aku mendorong sebuah troli ke arah rak snack di sebelah kanan untuk mengambil beberapa pesanan Taehyung yang sudah tercatat sempurna di layar ponselku. Suasana supermarket bercat putih ini cukup sepi, maklum sekarang sudah pukul setengah dua belas malam. Setelah mengambil beberapa snack, aku kembali berjalan sambil mendorong troli kearah tempat minuman. Aku ingin mengambil milk shake, minuman bersoda, dan tentunya kopi dalam bentuk bubuk untuk si menyebalkan Kim Taehyung. Aku tak hanya mengambil satu perjenis minuman saja--untuk stok dirumah takut-takut orang di rumah menginginkannya juga. Tepat disaat aku mengambil milk shake di rak bagian atas, ada seulur tangan yang mengarah pada minuman itu untuk diambil dan meletakkannya pada troliku. Aku langsung menoleh, melihat siapa pemilik dari tangan yang baru saja membantuku.
"Hai! Berjalan kaki dengan udara yang dingin tanpa memakai scarf akan membuatmu mati membeku, Aera," ujar pria itu seraya tersenyum lembut. Aku tak menyangka jika yang membantuku itu adalah Jungkook, tadinya aku berpikir ada orang asing baik hati yang mau membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanfictionKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...