Aera menghela napas berat. Sejak tadi ia terus berputar-putar di depan kaca, melihat penampilannya. Lemari yang terbuka dan tumpukan baju yang menggunung di kasur adalah sebab dari kekesalannya pagi ini. Tidak biasanya ia kebingungan memilih pakaian saat akan bertemu seseorang.
Biasanya, ia hanya akan mengenakan hoodie kebesaran dan celana jeans dengan rambut yang dikucir kuda. Tapi tidak dengan saat ini, kali ini otaknya benar-benar pusing mencari pakaian yang akan ia kenakan. Jangan ditanya siapa yang akan bertemu dengannya sehingga ia menjadi kerempongan seperti ini.
Tentu saja Jeon Jungkook yang membuatnya harus tampil semaksimal mungkin.
Sebenarnya, Jungkook tidak menyuruhnya untuk berpenampilan secantik mungkin. Hanya saja, Aera-lah yang merasa khawatir tidak pantas berjalan berjejeran dengan pria tampan itu. Bukan untuk mencari perhatian Jungkook, ia hanya menghindari gunjingan orang-orang yang akan melihatnya nanti. Tidak lucu bila nantinya ia dikira pembantu Jungkook oleh orang-orang.
Ia berputar sekali lagi di depan kaca, memperhatikan pakaian yang baru saja ia ganti. "Okay, tidak terlalu buruk." ucap Aera dengan wajah yang berseri-seri.
Aera mengenakan turtleneck hitam yang dibalut dengan long coat warna cokelat miliknya. Aura dewasa Aera sangat terlihat saat ini. Jika dilihat-lihat ia malah seperti wanita kuliahan sekarang.
Matanya beralih dari cermin menuju benda berbentuk Teddy bear yang digantung di dinding. Saat ini sudah pukul tujuh lewat lima puluh menit, itu artinya sepuluh menit lagi Jungkook akan segera datang menjemputnya. Semalam, mereka saling mengabari via Line, Jungkook duluan-lah yang mengirimkan pesan ke Aera. Jungkook bilang bahwa ia akan menjemputnya pukul delapan pagi.
Sesungguhnya, Aera sedikit bingung dengan pria itu, mereka tidak pernah dekat sebelumnya dan tiba-tiba saja Jungkook mengajaknya untuk pergi berkencan. Awalnya Aera kira mereka akan pergi bersama yang lain, maksudnya tidak hanya berdua, tapi ini justru sebaliknya. Jungkok bilang, mereka hanya akan menghabiskan waktu berdua, itu membuat otak Aera menganggapnya sebagai ajakan 'kencan'.
Okay, jangan terlalu berharap lebih, mungkin saja Jungkook hanya mengajak Aera untuk menghilangkan kebosanannya semata.
"Drrr..."
Ponsel Aera berdering, membuat pemiliknya segera melirik ke benda pipih itu. 'Jeon', itu nama yang tertera saat pertama kali matanya menatap ke layar handphone. Segera ia meraih dan mengangkat telepon itu. Tepat dimana tulang rawan telinganya bersapaan dengan benda itu, ia langsung dapat mendengar suara Jungkook dari sana.
"Hallo? Aku sudah sampai." ucap Jungkook di telepon. Dahi Aera menyerngit, lantas ia segera berjalan ke arah jendela dan melihat kebawah—nampak seorang lelaki berdiri disamping mobil yang terparkir di depan rumahnya.
"Ah nee, aku akan turun."
---
Lee Bi Aera
Saat aku membuka pintu rumah, aku langsung dapat melihat pria yang baru saja berbicara denganku lewat telepon. Ia bersandar di mobil sambil tersenyum ke arahku, ku balas senyum itu samar dengan sedikit menunduk ke bawah. Aku gugup saat ini, pria di depanku ini sangat tampan dengan jaket hitam kebesaran miliknya. Kulangkahkan kaki mendekat ke arahnya, tangannya pun langsung membuka pintu mobil untukku. Menurutku, perlakuannya itu sangat manis, sama seperti Jimin. Sial! Aku kembali mengingat lelaki bajingan itu.
"Kenapa kau tidak menatapku hmm?" Jungkook bertanya dengan tangan yang masih sibuk menarik seatbelt yang ada di samping kanannya.
"Tak apa." jawabku singkat sambil menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanficKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...