Alunan melodi mengudara bersamaan dengan rasa damai yang menyelimuti hatinya tatkala tangan itu menekan setiap tuts piano dengan begitu lembut. Matanya terpejam seolah mencoba menghayati setiap melodi yang ia mainkan--membuat suasana malam ini menjadi tenang.Suara nyanyian teman--temannya mengiringi alunan melodi yang tercipta, diikuti dengan dirinya yang menatap saya buah alat musik kesayangannya didepan mata. Hati Jungkook terbang melayang, bersamaan dengan melodi yang mengudara disebuah ruangan besar villa yang disewa sekolahnya itu.
Dari sorot matanya, ia dapat melihat semua teman-temannya terbawa arus malam ini, semuanya nampak bahagia menikmati setiap detik yang terlewatkan dengan diiringi canda tawa sebagai penghiasnya.
Jangan tanyakan bagaimana sekolahnya dapat menyewa villa sebesar dan semewah ini untuk darmawisata. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh sekolah-sekolah elite yang ada di Korea Selatan.
Saat mata itu menatap habis setiap sudut ruangan, atensinya teralihkan oleh seorang gadis yang teramat ia kenal. Gadis berjaket kuning yang tengah terburu-buru pergi ke arah pintu belakang membuat dirinya tak fokus dengan rangkaian nada yang harus diciptakan.
"Ah shit! Kau tak akan bisa mengambilnya Kim Taehyung," ucap Jungkook lirih, tanpa ada yang mendengarnya sama sekali.
Jungkook memperlambat alunan melodinya, mengubah kecepatan setiap penggal nada menjadi sedikit lambat. Dirinya berpikir sejenak--berpikir dengan cara apa dirinya harus menjaga orang ia cintai dari bahaya yang mengancam didepan mata.
Jungkook tau jelas siapa gadis yang mengenakan jaket kuning itu, dan siapa yang akan ia temui di halaman belakang. Jungkook sudah dapat mengira hal apa yang akan dibicarakan oleh Kim Taehyung kepada gadis yang dicintai oleh Jungkook.
Timbul sepercik rasa nyeri dihati saat mengetahui gadis yang ia cintai tengah berada dipinggiran lubang besar yang menghubungkan kebahagian dengan kehancuran--lubang yang mampu menutup mata mangsanya dengan sejuta tipu muslihat. Dan Jungkook-lah yang harus menyelamatkan sang gadis dari tipu muslihat lubang kehancuran itu tanpa menyisakan sedikitpun serpihan hatinya yang telah lama hancur terbunuh oleh kepercayaan yang pernah tercipta.
---
Aera dan Taehyung duduk disebuah kursi di bawah lampu yang menyinari setiap sudut meski tak begitu terang. Telinga keduanya masih dapat menjangkau setiap alunan melodi yang tercipta dari tuts piano yang sedang dimainkan--membuat kesan romantis yang sederhana bila terdapat sepasang kekasih yang tengah menabur asmara disini.
"Ingin bicara apa?" tanya Aera memulai percakapan sambil memasukkan tangannya kedalam jaket berwarna kuning yang ia kenakan, mencoba menepis udara dingin yang semula menyentuh kulit tangannya.
"Aku rasa ini terlalu cepat untukmu, Ae. Tapi aku sudah terlalu lama menunggumu," tutur Taehyung penuh dengan kegugupan. Matanya menatap sendu gadis yang tengah berada di sampingnya ini.
Aku sontak bingung dengan perkataan Taehyung, ia hanya menatap pria itu dengan wajah yang terheran-heran, berharap pria bertopi hitam itu melanjutkan perkataanya.
"Aku mencintaimu, Aera. Dari dulu..."
Aera mengerjap beberapa saat, kaget dengan ungkapan Taehyung barusan bersamaan dengan debar anomali yang tak bisa dijelaskan. Aera tak mampu berkata apapun, ia hanya mampu menunduk dengan pipi yang diselimuti rona merah.
"Bolehkah aku jujur? Aku menyayangimu, Ae. Aku menatapmu bukan hanya sebatas sebagai sahabat semasa kecil, melainkan seorang wanita," ungkap Taehyung sambil menatap sendu gadis yang ia cintai.
"Ini benar-benar terlalu cepat, aku tau dan sadar akan hal itu. Tapi, bisakah kau paham perasaanku selama ini? Menunggumu sekian lama, menahan rasa yang seharusnya aku ungkapkan dari dulu. Maafkan aku jika ini membuatmu merasa tidak nyaman," lanjut Taehyung seraya menggenggam tangan Aera dengan erat--menyalurkan kehangatan dan juga kasih sayang yang ada dibenaknya. Berharap gadis di sampingnya ini mengerti dan mengetahui betapa dirinya menginginkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanfictionKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...