Guys, kalian itu baca ceritaku gratis, cuma modal kuota sedikit. Aku juga gak minta imbalan ke kalian.
Aku nulis cerita ini butuh tenaga guys.
Jika kalian suka dengan cerita buatanku ini setidaknya bantu dukung dengan vote dan review di kolom komentar. Jangan jadi orang yang egois ...
Tolong hargai karya orang lain.
-Bee
Selepas Jungkook mengantarkan Aera dan Taehyung hingga sampai pada ruang operasi, pemuda itu langsung memelesatkan mobilnya ke apartemen Taehyung yang hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai di sana. Sepanjang perjalanan ia tak henti-hentinya memikirkan perkataan terakhir Taehyung; "Jungkook, aku tidak pernah membunuh adikmu."
Dulu Jungkook teramat yakin jika Taehyung-lah yang membunuh adiknya, karena kala itu ia melihat Taehyung berdiri tepat di pinggir kolam. Tetapi kala ucapan itu keluar dari bibir Taehyung sebelum kematian menjempu, semuanya terasa berbeda. Dugaan kuat Jungkook jika Taehyung adalah pembunuh adiknya langsung goyah, rasa benci yang semula tertanam dalam hatinya pun perlahan memudar. Jungkook tak tahu mengapa, yang jelas ia merasa ada suatu hal yang mengganjal.
Dan karena opininya terhadap Taehyung itu sudah mulai runtuh, maka Jungkook datang ke sini—apartemen Taehyung yang terletak tidak jauh dari apartemennya. Meski sudah lama tidak saling bertegur sapa sebab rasa benci yang tertanam, itu tidak membuatnya berhenti mencari tahu informasi tentang kehidupan Taehyung. Ingat kan jika Jungkook itu stalker handal?
Mungkin orang-orang akan berpikiran; jika benci mengapa masih mencari tahu? Secara tidak sadar, justru pembenci cenderung mempunyai rasa penasaran yang besar pada orang yang dibencinya. Segala informasi yang menyangkut orang tersebut pasti akan dikorek habis tak tersisa. Sebagai contoh; pembenci Kpop sering sekali memberikan hujatan dikolom komentar akun idol-idol Korea. Bukankah itu sama saja masih memerdulikan orang yang dibenci? Benar kan? Padahal jika merasa benci dan tidak suka dengan orang tersebut, seharusnya tinggalkan, tidak usah diurusi.
Memang benar, manusia itu suka membuat rumit hidupnya sendiri.
Jungkook pun begitu, rasa penasarannya sering kali membludak hingga membuat pemuda itu tak gentar dalam mencari tahu segala informasi terkait Taehyung. Dan juga Aera tentunya. Hingga ia bisa mengetahui jika Taehyung itu menyewa sebuah apartemen mewah. Oh iya, Taehyung itu anak orang kaya, jadi jangan heran.
Dibalik itu semua, Jungkook bukanlah orang yang memiliki obsesi seperti Hee Young. Itu semua Jungkook lakukan tak lain karena untuk menghilangkan rasa penasarannya sendiri. Orang yang memiliki otak cerdas, memang memiliki rasa penasaran yang tinggi—termasuk penasaran dengan kehidupan orang lain.
Dengan sedikit keraguan, pemuda berkaus putih itu menekan angka-angka yang tidak pernah terlupakan dari otaknya. Taehyung sempat memberi tahu passwords apartemennya pada Jungkook—yang tak lain adalah tanggal persahabat mereka, 100712.
Pada kala itu, mereka bertemu di sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari kediaman lama Jungkook dan Jimin—dengan lugunya, mereka saling berkenalan hingga menjalin persahabatan yang pada akhirnya kandas karena sebuah dendam berujung kematian. Jika diingat-ingat, itu cukup menyayat hati Jungkook, karena segala sesuatu tentang persahabatannya dulu dengan Taehyung, pasti akan menggiring memori kelam kematian Youra dalam ingatannya.
Ketika pintu terbuka, Jungkook melangkahkan kaki masuk ke dalam apartemen tersebut. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah bingkai foto besar yang terpasang pada dinding, itu adalah foto masa kecil mereka. Terlihat tiga anak kecil yang begitu polos tengah menyesap es krim bersama—terlihat menggemaskan sekali. Jungkook mengulas senyum tipis dengan langkah yang tak terhenti. Dia mengamati sekeliling, kemudian membayangkan kehidupan Taehyung di apartemen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanfictionKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...