Chapter 39|Competitor

517 74 7
                                    

Malam ini bisa dibilang menjadi malam yang membahagiakan bagi sepasang kekasih yang tengah duduk bersebelahan itu. Terutama Jungkook, ia sungguh ketika keluarga Aera menerima dan menyambut kehadirannya dengan sangat manis. Padahal awalnya Jungkook sudah berpikiran jika makan malam pertama ini, ia akan diberi banyak pertanyaan yang bisa membuat tenggorokannya tercekat. Namun ternyata Gyeong dan Daehyun bersikap ramah dan manis padanya, Jungkook diberi banyak pertanyaan dengan suasana yang sangat terasa kekeluargaan, sehingga pemuda itu tidak merasa tegang setiap kali akan menjawab pertanyaan orang tua kekasihnya itu.

Kalau diteliti lebih lanjut, sirat Gyeong dan Daehyun tidak sedikitpun menampilkan ketidaksukaan pada Jungkook, wajah orang tua Aera terlihat berseri-seri. Selain Jungkook dan Aera yang merasakan kebahagiaan itu, Gyeong, Daehyun, dan Aeri juga dapat merasakannya. Orang tua yang hampir berumur setengah abad itu tersanjung kala melihat bagaimana sopan dan manisnya Jungkook pada Aera maupun pada keluarganya. Sebelum Aera menjalani hubungan dengan Jeon Jungkook, gadis itu tidak pernah membawa kekasihnya ke rumah, apalagi makan malam seperti ini.

Jujur saja gadis bersurai panjang itu sudah mengimpikan momen seperti ini di meja makan—makan malam bersama keluarga dan kekasihnya. Tetapi ia baru dapat mewujudkan hal tersebut kala ia menjalin kasih dengan Jungkook.

"Jadi Nak Jungkook selama ini tinggal bersama Bibi?" Daehyun bertanya seraya meletakkan sumpitnya dengan hati-hati, agar tidak membuat suara gesekan yang terdengar nyaring.

Sambil tersenyum, Jungkook mengangguk tiga kali. "Bibi sudah aku anggap seperti Ibuku sendiri," kata Jungkook seraya ikut meletakkan sumpitnya. Mereka semua sudah menghabiskan makanannya masing-masing, dan kini memilih untuk membicarakan hal yang lebih serius.

Lain halnya dengan Jungkook yang sudah terlihat santai, justru Aera sebaliknya. Ia merasa takut setiap kali sedang membahas keluarga Jungkook atau masa lalu Jungkook, Aera paham jika hal tersebut pasti masih sedikit terasa nyeri di hati pemuda yang duduk di sebelah kanannya.

"Nak, Ibumu pasti bangga melihatmu sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas," sahut Gyeong berusaha tersenyum pada Jungkook walau sejujurnya ia turut merasa sedih kala mendengar cerita Jungkook beberapa saat lalu. Sebenarnya Jungkook tidak menceritakan detail dari masa lalunya, ia hanya menceritakan hal-hal inti saja. Mengenai ibunya yang bunuh diri karena depresi sebab kematian Youra dan ayahnya yang berselingkuh, Jungkook tidak mengatakannya. Karena hal itu memiliki sangkut paut dengan Jimin, dan Jungkook maupun Aera telah sepakat untuk tidak menceritakan itu pada orang tua Aera.

Dengan sedikit rasa gugup dan malu, Jungkook tersenyum lagi sambil menampilkan deretan gigi putihnya. Ia selalu merasa begitu setiap kali dipuji oleh seseorang. Terlebih kali ini orang yang memujinya adalah calon mer—oh Tuhan, tolong ingatkan Jungkook agar tidak berpikir berlebihan.

Oh iya, jangan lupakan presensi anak kecil yang imut berkucir dua yang tengah duduk di samping Gyeong, seperti biasa ia membawa boneka kelinci dalam pelukannya. Kali ini gadis kecil itu tidak banyak bicara, tetapi rupanya maniknya-lah yang banyak bergerak. Aeri sudah berkali-kali melirik ke arah Jungkook sambil sesekali tersenyum, sepertinya anak itu sedang mengagumi ketampanan kekasih Aera hingga ia tak sadar jika kakaknya sudah memperhatikannya dari tadi.

"Bu, sepertinya aku memiliki pesaing."

"Pesaing?" Gyeong bertanya.

Aera melirik ke arah sang adik, diiringi dengan Gyeong. Ibu dua anak itu sedikit terkekeh kala melihat anak keduanya tidak kunjung berkedip saat memperhatikan Jungkook. "Tampan ya, Ri?" tanya Aera ikut terkekeh.

Karena terlalu fokus memerhatikan Jungkook, Aeri sampai tidak sadar jika ibu dan kakaknya sudah memergokinya. Mendengar suara seseorang yang bertanya pun membuat ia menjawab tanpa berpikir panjang. "Iya, tampan sekali."

Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang