Chapter 25|Rain & Mistake

645 99 4
                                    

Ini kejadian flashback waktu Aera kecelakaan.
Jangan lupa vote & komen ya. Hargai karya penulis.

-Bee

Gemericik air hujan menjadi lagu yang mengalun merdu menemani seorang pemuda yang tengah bersimpuh pada tumpukan buku di perpustakaan. Pemuda itu merapatkan jaket tebalnya, sedikit bergidik akibat hawa dingin yang menembus kain tebal itu. Musim gugur sudah mulai menampakkan diri lebih dalam-merebut posisi musim dingin berhias salju.

Tangan Jungkook sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tasnya, membuat tas hitam itu semakin mengembang. Sesudah kelas berakhir tadi, Jungkook langsung meluncur ke dalam perpustakaan, ia ingin mencari beberapa buku untuk bahan belajarnya, mengingat ujian sekolah sudah menanti para siswa. Setelah selesai, tungkai dengan alas kaki sepatu berwarna hitam itu hendak melangkah keluar ruangan, namun langkahnya terhenti ketika mata Jungkook menangkap seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Kau mendiamkannya?" tanya Taehyung. Tangan lelaki itu dilipat angkuh pada dadanya, sorot matanya masih sama seperti beberapa hari yang lalu-tajam. Manik hitam Taehyung memang selalu mengeluarkan aura kuat, tatapannya itu seolah menusuk lawan bicara. Lantas Jungkook mendengus kesal kemudian menjawab, "Ya."

"Aku sudah merelakannya untukmu, bodoh!" bentak Taehyung.

Jungkook mendesis kemudian menjawab, "Itu urusanku dengannya. Jangan berbicara denganku lagi, aku tak sudi mendengar suara yang penuh dosa itu."

"Bodoh."

"Kau harusnya berkaca." Suara Jungkook sedikit dinaikkan. Ia benar-benar sudah jengkel dengan pemuda di depannya ini.

"Kau itu bodoh," ujar Taehyung lagi-memancing emosi Jungkook.

Lantas Jungkook kembali melangkah-membuat tubuhnya berdiri tepat di depan Kim Taehyung. "Berengsek! Kenapa kau selalu mengataiku bodoh, hah?"

Taehyung membalas dengan senyuman asimetris, sedikit melirik ke kanan kemudian mengeluarkan suara beratnya, "Karena memang itu kenyataannya. Kau tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Kurasa gelar juara umum itu tak pantas untukmu."

Saat bariton itu sampai pada rungu Jungkook, pemuda itu langsung menggretakkan giginya, jemari tangannya terkepal sempurna seperti siap meluncur ke wajah Taehyung kapan saja.

"Jaga Aera-ku baik-baik sebelum kau menangis menyesali hal yang akan terjadi."

Maka kalimat itu menjadi kalimat terakhir Taehyung yang dapat Jungkook tangkap melalui membran timpaninya sebelum akhirnya Taehyung pergi meninggalkan Jungkook yang masih berdiri di ambang pintu dengan penuh emosi. Jujur saja, Jungkook tak mengerti dengan maksud dari perkatan Taehyung. Apa Taehyung baru saja mengancamnya?

Beberapa detik setelahnya Jungkook melangkah kembali, berjalan cepat ke arah gerbang sekolah karena ingin segera sampai ke apartemennya. Maniknya mengamati langit yang sedang menumpahkan isinya, kemudian mengeluarkan payung dan membukanya. Lantas Jungkook berjalan ke halte yang tak jauh dari sekolah, berniat memesan taksi online disana, mengingat hari ini ia tak membawa kendaraan.

Namun saat tubuhnya sudah berjarak sepuluh meter dari halte, ia terpaku karena melihat seseorang yang duduk disana. Jungkook tersenyum tipis seraya menatap wajah Aera dari kejauhan, wanita itu sedang memainkan ponsel, wajahnya ditekuk terlihat tak bersemangat. Jungkook hanya diam, berdiri di tempat dengan gemericik air hujan menemani. Hanya dengan menatap kekasihnya, mampu membuat pemuda itu diselimuti rasa rindu sekaligus rasa bersalah. Ingin rasanya ia mendekati gadis itu, memeluk serta mengunggapkan seberapa besar rasa cintanya, namun kaki itu terasa berat, tak berani mendekat. Dan yang Jungkook lakukan hanya-lah menatap dari kejauhan.

Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang