Chapter 14|Blushing

793 132 5
                                    


Hargai penulis yang sudah susah payah membuat cerita ini dengan cara VOTE & COMMENT.

-Bee

Hubunganku dengan Jungkook sudah berjalan kurang lebih satu bulan. Kami telah menghabiskan waktu untuk pendekatan diri lebih dalam yang seharusnya dilakukan sebelum menjalin hubungan. Setiap hari libur, kami selalu pergi bersama, sekedar pergi ke wahana hiburan atau mencari kuliner untuk mengisi perut.

Aku dan Jungkook memiliki banyak kesamaan. Jungkook bilang, ia sangat menyukai musik--sama sepertiku. Bedanya ia bisa bermain alat musik sedangkan aku tidak. Piano adalah alat musik kesukaannya, ia ternyata sudah pandai bermain alat musik dari kecil. Kurasa, hal itu menurun dari kedua orang tuanya.

Jungkook juga menceritakan bahwa ia adalah anak tunggal dari keluarga Jeon, ayahnya sudah meninggal dan sekarang ia hanya tinggal berdua bersama ibunya. Mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain alat musik bersama. Semuanya terlihat begitu indah sebelum ayahnya mengalami kecelakaan pesawat dan jasatnya tidak ditemukan. Awalnya aku kaget saat mengetahui Jungkook adalah anak yatim, ia terlihat begitu kuat dari luar. Tetapi, aku dapat mengetahui jika sebenarnya ia teramat terluka--terlihat dari pancaran matanya yang sendu.

Jungkook tidak pelit senyum, ia terlihat begitu ramah kepada semua orang. Menyandang gelar juara umum dan juga ketua basket sekolah membuatnya menjadi incaran para gadis. Aku sudah tidak heran soal hal itu, melihat bagaimana visual, kecerdasan, dan juga sifatnya yang baik. Semuanya seperti paket sempurna yang Tuhan ciptakan.

Jungkook bukanlah tipe pemaksa, ia juga tidak berambisi untuk menjadi dominan dalam menjalani sebuah hubungan. Ia selalu mementingkan diriku diatas kepentingannya sendiri. Perlakuan Jungkook sangat lembut kepadaku, ia sangat mengerti bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik. Hal itu membuatku selalu bertanya, sudah berapa wanita yang ia kencani karena ia terlihat begitu pandai dalam membuat wanita nyaman kepadanya. Lantas, ia selalu menjawab bahwa aku-lah gadis yang pertama kali mampu membuatnya jatuh cinta.

Sialnya, aku selalu luluh.

Saat di sekolah, kami tidak banyak berinteraksi atau menghabiskan waktu berdua. Aku tidak ingin jika hubungan kami diketahui banyak orang, aku ingin menghabiskan waktuku bersama Jungkook tanpa ada pengganggu.

Terutama Young-wanita yang terobsesi dengan Jungkook. Young sekelas denganku, hanya saja aku tidak dekat dengannya dan memang tidak ingin dekat. Aku belum pernah berbicara dengannya secara pribadi, kami hanya akan berbicara jika hal itu menyangkut tugas sekolah. Young itu sangat mengerikan, ia sering membully gadis-gadis yang mencoba mendekati Jungkook. Bahkan aku pernah memergokinya sedang mengunci pintu toilet sekolah yang didalamnya terdapat siswa dari kelas sebelah.

Aku tau jika hubunganku dengan Jungkook cepat atau lambat akan ada yang mengetahui. Kami tidak akan bisa terus-menerus menyimpan rahasia mengenai hubungan ini rapat-rapat. Apa kau tahu? Backstreet rasanya sangat tidak enak, huh.

Hubungan kami sangat berbeda jika dibandingkan dengan saat aku masih bersama Jimin dulu. Banyak yang mengetahui hubunganku dengan Jimin, karena memang diawal Jimin-lah yang memaksa agar hubungan kami diumbar, meski aku sudah bilang adanya jika ingin dirahasiakan sementara. Hea pun langsung mengetahui hubunganku dengan Jimin disaat hari pertama kami baru saja menjalin kasih-aku tidak masalah dengan hal itu tetapi aku sedikit merasa tak nyaman lantaran selalu menjadi bahan omongan siswa-siswa disekolah.

Jungkook sangat menghargai keputusanku akan hubungan ini. Ia bilang tidak akan membocorkannya sebelum aku menyetujui. Hubungan kami benar-benar rapat sampai sahabatku sendiri pun tidak mengetahuinya sebelum hari ini datang dengan membawa ocehan Hea didalamnya.

Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang