Langit menampakkan cahaya jingganya dengan beberapa rombongan burung yang terbang untuk kembali ke sangkarnya. Aku menunduk, menatap ke arah tali sepatuku yang entah sejak kapan tidak saling mengait lagi. Aku terlalu malas untuk menalinya, lebih tepatnya tubuhku ini terlalu lelah meski hanya untuk menundukkan badan. Hari ini para guru memberikan tugas yang luar biasa banyaknya. Guru-guru itu seperti menyiksa otak murid untuk terus bekerja tanpa henti layaknya robot yang berwujud manusia.
Aku lelah, tentu saja. Lelah dengan semua tugas yang diberikan dan juga permasalahan yang begitu rumit. Kim Taehyung-sahabatku sendiri, aku tidak mengerti dengan maksud dari perkataannya tadi. Berbicara seolah tidak memiliki beban hidup sama sekali. Dia mengucapkan selamat atas hubunganku dengan Jungkook, tersenyum sambil menatap manikku begitu lembut, tetapi kenapa kalimat terakhirnya itu begitu menyakitkan? Tidak ingin menjadi sahabatku lagi jika aku masih bersama Jungkook? Itu sangat aneh! Maksudku, ya aku tahu Taehyung menyukaiku, merasa sakit hati jika melihatku bersama pria lain, tetapi mengapa harus mengancam seperti itu sih? Sepertinya salah satu syaraf diotaknya ada yang terputus!
Otakku seperti akan meledak ketika memikirkan bagaimana nasibku kedepannya. Kim Taehyung atau Jeon Jungkook. Aku tidak bisa memilih, bahkan jika diberi waktu seribu tahun pun diriku tidak akan pernah bisa memilih salah satu dari antara mereka berdua. Aku menyayangi keduanya, hanya saja dengan konteks yang berbeda. Aku menyayangi Kim Taehyung sebagai sahabatku, selalu begitu, tidak akan pernah berubah. Begitu pun dengan Jeon Jungkook, dia kekasihku, aku menyayanginya sebagaimana seorang insan menyayangi pasangannya. Keduanya berharga, aku tidak bisa memilih sama sekali.
Aku juga sedikit merasa aneh, mengapa Taehyung hanya seperti itu disaat aku bersama Jungkook? Lalu mengapa waktu aku masih menjalin hubungan dengan Jimin, dia tidak mengancamku sama sekali? Jelas ada suatu hal yang Taehyung tutupi dariku. Tapi apa? Apa mereka pernah dekat sebelumnya? Aku dan Taehyung selalu bersama, aku tahu dia tidak pernah mengikuti kegiatan diluar sekolah, aku juga tahu siapa saja yang dekat dengannya, lalu bagian mana yang aku lewatkan? Waktu delapan belas tahunku sudah hampir dihabiskan seluruhnya bersama Kim Taehyung, kami selalu bersama baik itu disekolah atau dirumah, dan sekarang dia ingin mengakhiri persahabatan kami begitu saja! Kurang egois apalagi Kim Taehyung?
Semua pertanyaan menumpuk diotakku layaknya sampah yang menggunung di tempat pembuangan akhir, menunggu ada petugas yang membersihkannya, tetapi entah kapan itu akan dilakukan. Aku sudah berkutat dengan pikiranku sendiri selama kurang lebih lima belas menit, dan buruknya aku belum menemukan titik terang sedikit pun.
Argh kepalaku pusing! Tanganku menarik rambutku sendiri, merasa gemas dengan diriku sendiri lantaran tidak kunjung menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang muncul dibenak. Ada beberapa orang yang memerhatiku. Aku tidak peduli, sungguh. Aku bisa disangka gila jika terus-terusan seperti ini. Aku melirik mereka yang memerhatikanku, memberikan tatapan sengit kala mereka saling berbisik seolah mengomentari aku yang sedang duduk di halte ini. Aku kembali tegap, menepuk rok sekolahku seperti tidak habis melakukan apa-apa.
Kulirik arloji yang terpasang begitu cantik ditanganku. Sekarang sudah pukul lima sore, dan aku belum melihat bus sama sekali. Tunggu! Apa aku tertinggal bus terakhir? Sial!
Aku merasa gusar, mengetik sebuah nama diponselku. Jeon Jungkook, ya hanya dia yang bisa kuharapkan untuk datang menjemput. Tidak mungkin jika ayahku, tadi pagi dia bilang akan lembur hari ini, aku tak mungkin mengganggunya bekerja hanya karena minta dijemput pulang.
[Aku masih diperpustakaan, Bi. Tunggu aku sebentar lagi.]
Aku lega saat membaca balasan pesan dari Jungkook, setidaknya aku tidak akan pulang naik taksi sendirian hari ini. Aku memainkan kakiku naik turun secara bergantian sambil sesekali tersenyum tatkala mengingat kenanganku dengan Jungkook. Semua masalahku seperti terhempas begitu saja saat Jungkook berada disampingku, memberiku banyak cinta seakan aku ini adalah orang yang harus ia cintai sampai akhir hayat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanfictionKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...