Siapkan hati, ya:)
-Bee
Tangan sepasang kekasih itu saling mengait, mengalirkan cinta dan kasih sayang bersama ulasan senyum manis keduanya. Mereka berjalan keluar dari dari area bom bom car setelah menghabiskan waktu lebih dari dua puluh menit di sana.
"Sekarang apa lagi?" Jungkook menghentikan langkahnya, disusul dengan Aera yang kemudian menatap bingung ke arah Jungkook. "Apa, ya?" Aera balik bertanya. Ia sendiri bingung ingin melanjutkan petualangan ke wahana yang mana. Sehari penuh ia sudah mencoba banyak wahana permainan, sampai membuatnya bingung harus mencoba yang mana lagi.
"Langitnya indah sekali, mau melihatnya dari atas sana?" tawar Jungkook sambil menunjuk ke arah wahana permainan bianglala. Aera mengangguk, tawaran Jungkook tidak terlalu buruk.
Jika mengingat kejadian tadi pagi, mungkin Aera akan merasa menyesal untuk kesekian kalinya. Jungkook sangat takut dengan wahana roller coaster, setiap kali ia menaiki wahana itu perutnya terasa seperti dikobok-kobok oleh angin, membuat isi perutnya seakan ingin menculat dari dalam sana. Sedangkan Aera sebelumnya belum pernah mencoba wahana itu, ia tertarik pada pandangan pertama. Dan ternyata, nasibnya tidak jauh berbeda dari Jungkook.
Tepat setelah permainan itu berakhir, keduanya sama-sama pusing dan mual. Sangat menyakitkan. Bahkan mabuk karena soju lebih menyenangkan daripada menaiki wahana itu.
Setelah Aera merasakan betapa tak mengenakkannya kepala dan perutnya, ia tidak lagi berminat mencoba wahana ekstrem sejenis itu. Di sisi lain Jungkook merasa bersyukur lantaran sang kekasih bernasib sama dengannya, itu karena artinya Aera tidak akan meminta atau bahkan memaksanya untuk mencoba hal sejenis itu lagi.
"Jeon, kita harus cepat sampai sebelum banyak orang yang mengantre di sana." Aera menarik tangan Jungkook, sedikit berlari karena merasa sudah tidak sabar. Semenit yang lalu ia melihat jika putaran besar itu berhenti, itu artinya permainan telah usai dan ia tidak perlu menunggu giliran terlalu lama. Kecuali antrean untuk membeli tiket tidak terlalu panjang.
"Kita tepat waktu," kata Jungkook ketika mereka sampai di area wahana bianglala. Jungkook dan Aera mengantre selama kurang dari lima menit hingga mereka bisa mendapatkan tiket itu. Sambil memakan keripik kentang yang sempat mereka beli setelah mendapatkan tiket, Aera dan Jungkook duduk di bangku-menunggu giliran; yang mereka yakini tidak akan terlalu lama.
"Ayo!" seru Aera saat melihat petugas di sana melambaikan tangan ke arahnya-menginstrupsikan jika permainan akan segera dimulai. Akhirnya mereka menaiki wahana itu, Aera duduk dengan sirat yang terlihat bahagia. Sementara itu Jungkook tidak bisa mengalihkan pandangan dari wajah kekasihnya.
"Cantik," puji Aera pada langit sore kala bianglala yang mereka naiki sampai pada titik tertinggi. "Iya, cantik sekali," timpal Jungkook sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.
"Langitnya, bukan wajahku," koreksi Aera sembari menatap dingin ke arah Jungkook, ia sadar jika sedari tadi Jungkook tak kunjung mengalihkan perhatian dari wajahnya. Itu sudah menjadi kebiasaan Jeon Jungkook.
"Wajahmu lebih cantik, Bi. Cantik sekali."
Aera merotasikan bola matanya, ia sudah sangat hafal dengan kalimat pujian yang Jungkook lontarkan. Terlalu sering diucap hingga membuat Aera merasa bosan. "Jeon, serius. Berhenti memujiku, aku bisa muntah mendadak jika terus-menerus mendengarnya," ujar Aera seraya mengelus perutnya. Baginya pujian Jungkook itu berlebihan, ia tidak merasa jika dirinya secantik itu.
Jungkook terkekeh, menampilkan gigi kelinci serta sedikit kerutan pada sudut matanya. Terlihat sangat menggemaskan. "Baiklah," kata Jungkook mematuhi apa yang diminta kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanficKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...