Chapter 1|Love

7K 375 17
                                    

Lee Bi Aera, gadis yang kerap disapa Aera ini sedang duduk melamun di dekat jendela kamarnya. Pikirannya melayang, tengah memikirkan hal yang terjadi dalam hidupnya akhir-akhir ini. Sebenarnya ia bukanlah gadis berpenampilan feminin yang bergelimang harta, melainkan hanya seorang gadis sederhana dengan penampilan seadanya.

Angin sore mulai menerpa wajahnya melalui sela-sela kaca jendela yang terbuka. Burung-burung mulai berterbangan kembali ke sangkarnya. Daun-daun seolah bergoyang menikmati angin sore ini. Rambut gadis itu perlahan tertiup sejuknya angin, membuat dirinya segera mengukir senyum tipis di wajah . Matanya yang terpejam, seolah menikmati kesejukan sore ini. Pun perlahan gadis itu mendesis, mencoba meluapkan apa yang sedang ia rasakan.

Tidak ada di dunia ini manusia yang menginginkan masalah hidup. Tentu semuanya mendambakan kehidupan yang sempurna, tanpa ada beban yang harus dipikul berat. Begitu pula dengan Aera, ia sangat ingin hidupnya tenang. Namun, sepertinya Tuhan selalu ingin menguji gadis bersurai cokelat itu.

Tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang memiliki kehidupan sempurna, semua orang pasti memiliki bebannyanya masing-masing. Permasalah akan silih berganti datang ke dalam hidup, dan kita harus siap akan hal itu. Cukup jalani, bersyukur, dan jangan menyerah.

Matanya perlahan terbuka. Kemudian kakinya berjalan beriringan menuju ranjang berukuran king size itu. Diletakkan tubuh yang terlihat lemah itu ke atas ranjang. Menyendiri dan menutup diri dibalik selimut memanglah hal yang tepat untuk dilakukannya saat ini.

"Kuharap akan segera berlalu," ucap Aera dengan mata yang berkaca-kaca. Terlihat jelas bahwa dirinya sangat butuh teman cerita saat ini. Biasanya, ia selalu menceritakan permasalahannya kepada sahabatnya. Sayangnya, sahabatnya beberapa hari ini sahabatnya itu tidak masuk sekolah.

Matanya terpejam kembali. Setidaknya dengan cara ini ia bisa menenangkan diri ditengah banyaknya hal yang ia rasakan. Perlahan rasa kantuk pun mulai datang kala air mata telah mengering dipipinya. Sebenarnya sejak pulang sekolah tadi, Aera langsung masuk kamar untuk sekedar menyendiri dan menangis. Hanya itu yang dapat ia lakukan disaat-saat seperti ini.

"Tik-tok tik-tok."

Bahana jam dinding seakan menjadi lagu tidur untuknya. Pun suasana langit telah menunjukkan tanda-tanda malam akan tiba, terbukti mulai munculnya mega merah di langit Busan—salah satu kota terkenal di Korea Selatan yang merupakan kota tempat Aera dilahirkan dan dibesarkan. Tidur sebentar sepertinya tak apa. Hanya untuk menghilangkan beban yang saat ini menghantui pikirannya.

Aera merupakan seorang siswi SMA yang cukup pandai. Ia bersekolah di salah satu sekolah ternama di Korea Selatan. Terbukti dengan beasiswa yang ia dapatkan saat akan masuk ke sekolah tersebut. Bila tidak dengan beasiswa, mungkin mimpinya untuk membuat orang tuanya bahagia dengan masuk ke sekolah favorit hanyalah angan semata.

Ayah Aera bukanlah seorang CEO kaya raya seperti tokoh utama pada novel-novel klasik, melainkan hanyalah seorang pegawai negeri dengan gaji yang tidak telalu tinggi. Ya setidaknya itu cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari mereka. Sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Oleh karena itu, Aera sudah terbiasa hidup sederhana.

Bahkan Aera pernah ditanya oleh temannya, mengapa ia sangat sederhana dan tidak pernah membeli barang-barang seperti anak perempuan lainnya, seperti skincare. Karena pada umumnya gadis seumuran Aera pasti akan membeli berbagai macam product skincare untuk mempercantik dan merawat diri.

Sebenarnya bukan karena tidak mampu membeli barang-barang seperti itu. Hanya saja ia sudah terbiasa untuk menghemat uang. Prinsipnya, daripada untuk membeli barang-barang seperti itu saat ini, lebih baik ia tabung untuk keperluan masa depannya. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan temannya itu, ia hanya menjawab, "Aku tidak suka menghambur-hamburkan uang orang tua. Lebih baik aku tabung untuk keperluan masa depanku nanti. Lagi pula saat sudah sukses nanti, aku dapat membeli barang-barang itu bahkan lebih mahal dari yang kalian beli."

Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang