Dentuman musik memenuhi ruang, menggetarkan setiap membran timpani manusia-manusia di dalam ruangan ini. Mereka semua hanyut dalam musik yang sedang diputar--terlihat menikmati, kecuali seorang pemuda dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Raut wajah pemuda itu terlihat kelelahan, sepertinya ia tidak pulang ke rumah dulu setelah bel sekolah berbunyi.Klub malam yang hanya bisa dimasuki oleh kalangan atas dengan umur yang sudah legal ini tak mampu menggiring jiwa Taehyung untuk kembali tenang. Batinnya sedang tidak baik-baik saja, pun dengan rasa khawatir dan takut yang memenjara jiwanya.
Entah sudah berapa kali wanita cantik dengan potongan gaun seksi menghampirinya, meminta untuk disentuh atau merayu agar digiring ke kamar oleh Taehyung. Namun ia tidak tertarik dengan hal semacam itu, apalagi ditengah-tengah suasana hati dan pikiran yang sedang buruk. Ah perlu ditambahkan, sekalipun dirinya sedang baik-baik saja, ia tidak akan pernah tertarik. Bahkan ketika sayup-sayup maniknya menangkap bagaimana panasnya ciuman dua insan yang berada tidak jauh darinya pun tak mampu membuat hormon Taehyung naik.
Sekarang ia berdecak tak suka ketika maniknya kembali bersirobok dengan beberapa orang yang tengah mengejar nirwananya itu. Baginya itu menjijikan. Lantas Taehyung meneguk bir itu lagi, membiarkan dirinya hanyut dalam mabuk kepayang malam ini. Tak perduli bagaimana nantinya ia harus kembali ke rumah dengan keadaan seperti ini.
Bersamaan dengan Taehyung yang menunduk akibat efek alkohol yang mulai memengaruhinya, seorang wanita datang mendekat, mengelus paha pemuda itu begitu seduktif tanpa aba-aba. Jemari lentik yang memiliki kuku panjang itu bermain di atas paha Taehyung, membuat pemiliknya melirik tak suka kemudian menepisnya.
"Wow! Ini pertama kalinya ada seorang pria yang menolakku terang-terangan," katanya seraya mendudukkan diri di samping Taehyung. Yang Taehyung lakukan hanya diam seolah tak menganggap kehadiran wanita dengan pakaian seksi itu. Ia tidak berminat. Apalagi dengan wanita yang dandanannya seperti tante-tante.
Perlahan tangan kekar itu meraih botol bir, hendak menuangkannya lagi pada gelas kaca berukuran kecil yang isinya telah ia teguk beberapa saat lalu. Belum sempat air yang mengandung alkohol itu mengalir keluar dari botol, jemari lentik milik wanita itu segera mengambil alih botol yang tengah digenggam Taehyung.
"Bagaimana bisa kau kemari dengan memakai seragam seperti itu," tanyanya setelah menuangkan bir ke dalam gelas Taehyung. Wanita itu sedikit heran lantaran sudah bertahun-tahun ia sering ke klub malam, ini pertama kalinya ia melihat seorang siswa yang masih mengenakan seragam masuk ke tempat seperti ini.
Taehyung tertawa sinis sebelum akhirnya menjawab, "Aku bisa melakukan apapun untuk diriku, karena ini adalah hidupku. Kau tidak perlu repot-repot menanyakan perihal apa yang kulakukan atau yang kukenakan. Orang asing lebih baik diam!"
"Dan juga, apa wajahku terlihat seperti bocah yang baru puber? Aku sudah legal tahu!" lanjutnya. Taehyung terlihat mulai tak bisa menopang tubuhnya lagi, terbukti dengan ia yang perlahan menaruh kepalanya di atas meja. Pusing.
Klub besar ini memang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang sudah berumur legal. Namun, jika datang menggunakan seragam seperti ini jelas saja terlihat seperti seorang bocah yang baru mengalami pubertas.
"Manis sekali kau ini." Wanita itu mencolek dagu Taehyung, membuat sang empu berdecak tak suka dengan sorot mata tajam yang seolah memenjara lawan bicara.
"Mau bermain denganku? Kurasa kau belum pernah melakukan hal semacam itu sebelumnya, aku bisa membuatmu merasa diterbangkan ke nirwana malam ini. Bagaimana?" tawarnya seraya mengulas senyum manis agar Taehyung tertarik dengan tawarannya.
Karena tidak mendapat respon sama sekali dari Taehyung, wanita itu pun mengelus paha Taehyung lagi, memberikan sensasi menggelitik sembari berkata, "Ah, ayolah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice [ SUDAH TERBIT ]
FanfictionKebanyakan orang berpikir jika dihujani rasa cinta adalah suatu hal yang mampu membuatmu menetap di istana euphoria. Namun nyatanya persepsi itu hanya sebatas singgah sesaat bagi Lee Bi Aera. Kehidupan gadis itu menjadi berkecamuk kala ia mulai terj...