Gadis gila

2K 159 116
                                    

Terdengar suara bel istirahat. Raka segera menuju kantin menyusul ketiga temannya. Kakinya melangkah ke arah tempat duduk di mana ada tiga pria yaitu Fenzo, Kenan, dan Adlen.

"Dari mana aja lo?" tanya Fenzo kepada Raka yang duduk di sampingnya.

"Lo kayak gak kenal si Raka. Dia renungin diri lah takut para cewek dateng ke dia. Ya kan, Ka?" tanya Kenan dengan tawa khasnya.

Raka masih diam tak menggubris tiga temannya.

"Gue heran sama lo, sebenarnya lo normal kan?" Kini Adlen berujar.

"Maksud lo?" tanya Raka tajam membuat Adlen bergidik ngeri.

"Maksud Adlen, lo itu sebenarnya nggak homo kan?" jelas Fenzo mendapat jitakan dari Adlen.

"Lo ngomong gitu lagi, gue gak yakin lo masih bisa ngomong besok." ujarnya datar, kemudian menyantap pesanan yang sudah di pesankan temannya itu.

Mengerikan? Memang.

"Santai bro, gue cuma nanya. Habisnya lo nolak semua cewek yang suka sama lo. Sampai kita gak kebagian, wajarlah kita curiga." ucap Fenzo, tapi Raka masih tetap menyantap makanannya tak menghiraukan ucapan mereka.

"Gue tau lo masih inget masa lalu lo. Tapi, gue saranin masa lalu emang sulit dilupain, gak selamanya lo dihantuin sama masa lalu lo, Lo harus bangkit, Ka. Dan mau buka hati lo buat orang lain." timpal Kenan yang sangat tau persis cerita masa lalu Raka.

"Lo mau kemana?" Tanya Kenan melihat Raka bangkit dari tempat duduknya.

"Siapa yang mau bayar makanan lo?" teriak Adlen membuat Raka berbalik menjulurkan uang berwarna merah, lalu pergi meninggalkan ketiga temannya yang masih menatapnya.

"Temen lo tuh." ucap Fenzo lalu menyantap makanannya.

Pletak

"Temen lo juga oneng!" timpal Adlen sambil menjitak kepala Fenzo.

Raka yang mendengar ocehan ketiga temannya itu hanya menghela nafas. Dia berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

Saat ingin menaiki tangga pertama Raka di kejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba menjulurkan kotak bekal di depannya.

"Kak Raka ini ada makanan buat kakak." ucap gadis dihapannya.

Raka mengambilnya membuat gadis di depannya tersenyum. Namun, senyuman itu luntur ketika Raka membuangnya ke tempat sampah yang tak jauh dari tangga.

Kejam memang, tapi itu sudah kebiasaan Raka biar cewek yang ngedeketinnya kapok.

Gadis di depannya melongo melihat perlakuan Raka kepadanya. Raka melangkah mendekati gadis di depannya lalu berbisik.

"Gue gak butuh makanan lo dan satu lagi, jangan pernah gangguin gue lagi!" perintahnya tegas membuat gadis di depannya diam menunduk.

Raka berbalik, segera menuju kelasnya karena takut ada yang melakukan hal seperti itu lagi.

"Seenggaknya kalau gak mau nerima pemberian orang lain jangan bikin dia tersakiti dong."

Langkah Raka terhenti mendengar ucapan seseorang. Dia berbalik menatap ke sumber suara yang beraninya berkata seperti itu kepadanya.

"Apa mau lo?" tegasnya tajam dan datar.

"Sebenarnya aku yang tanya, apa mau kamu? Apa kamu gak punya perasaan? Oh jelas, kamu kan emang gak punya hati. Jadi gak punya belas kasian. Iya kan?" tantang gadis itu, siapa lagi jika bukan Alena.

"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Alena pada gadis yang ditolong.

Gadis itu hanya mengangguk, lalu pergi berlari. Mungkin karena perlakuan Raka yang menurutnya terlalu kejam.

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang