Berdamai

748 57 26
                                    

Alena terus menarik Raka menuju ruang UKS di mana Aryan sedang diobati oleh penjaga UKS.

"Alena, kenapa kamu disini?" Ucap Aryan tersenyum. Dia mengira bahwa Alena akan mengobatinya dan mencemaskannya.

"Raka cepat kemari." panggil Alena membuat Raka mau tidak mau menghampirinya.

Tau akan situasi itu, penjaga UKS keluar dan memberi ruang untuk Alena, Raka dan Aryan berbicara.

"Ada apa?" tanya Aryan was-was.

"Raka ngomong dong." ucap Alena.

"Maaf soal tadi." ucap Raka tanpa mengulurkan tangannya dengan tatapan menahan emosi yang menggebu.

"Kalau gak ikhlas gak perlu minta maaf." balas Aryan yang membuat emosi Raka memuncak.

"Udahlah aku mau pergi."

"Raka diem dulu." titah Alena membuat Raka membatalkan niatnya, "Pacar aku kesini mau minta maaf baik-baik, wajar dong dia marah karena pacarnya lagi dideketin cowok. Lagian gak sepenuhnya salah dia." ucap Alena membuat Raka menatapnya dan menatap arah lain.

"Aku di sini juga gak mau tau kamu maafin dia atau enggak yang penting dia udah minta maaf, meski dia gak pernah minta maaf duluan sama seseorang." Raka kembali menatapnya lagi. Raka kira Alena hanya akan menyuruhnya meminta maaf seperti yang dia lakukan ke Abigail dulu.

"Yaudah kita ke kelas aja yuk." ajak Alena menggenggam tangan Raka.

"Tunggu." Raka dan Alena menoleh.

"Aku sudah maafin dia. Aku paham di sini aku juga salah. Gak seharusnya aku datang lagi di kehidupan kamu. Aku udah beneran ikhlas Al, aku cuma ingin minta maaf dan hanya menjadi teman kamu saja itu sudah cukup buat aku." Alena menatap Raka meminta persetujuan. Jauh dari lubuk hati kecil Alena, ia ingin berdamai dengan masa lalu.

Raka mengangguk membuat Alena tersenyum manis.

"Aku sudah memaafkanmu, aku juga ingin berteman denganmu. Tidak salah bukan berdamai dengan masa lalu?" Ucap Alena lalu Aryan tersenyum. Meski di hatinya masih ada sedikit keinginan dia ingin meminta lebih dari Alena, namun itu tidaklah mungkin mengingat hati Alena telah diisi oleh Raka.

"Tapi inget dia pacar gue. Teman boleh tapi lo juga harus jaga jarak." ucapnya tajam namun mampu membuat Aryan dan Alena tertawa.

"Dia pencemburu banget." ujar Aryan tertawa membuat Raka menatapnya tajam.

"Hmm, aku masuk kelas dulu ya." ujar Alena.

"Sama aku."

"Terus gue?" tanya Aryan pada Raka.

"Sama hantu penjaga UKS aja." balas Raka membuat Aryan bergidik ngeri.

"Emang UKS ini ada hantunya ya?" tanya Aryan. Keduanya mengangguk.

"Mau ikut gak ke kelas?"

"Ikut aja deh. Di sini serem." Keduanya tertawa jahil.

Aryan berjalan lebih dulu di depan Raka dan Alena. Dia berjalan dengan tertatih karena perutnya masih terasa sakit.

Saat berada di depan kelas, bel pulang berbunyi.

"Aku ambil tas dulu ya." ucap Raka lalu berlari menuju kelasnya.

"Aryan kamu beneran tidak apa?" Aryan mengangguk.

"Alena, lo dari mana aja? Lo engak apa-apa kan?" Ucap Agnes karena mendapati Alena baru saja datang.

"Enggak aku gapapa kok, yok pulang."

"Lo kenapa?" tanya Abigail yang melihat Aryan berjalan tertatih saat mau keluar kelas.

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang