Surat Misterius

1.1K 124 13
                                    

Alena tertawa bersama kedua sahabatnya sebelum jam pelajaran dimulai.

Tring. Suara pertanda akan dimulai pelajaran itu menggema diseluruh sekolah.

"Selamat pagi anak anak." ujar guru matematika yang rambutnya diurai, memiliki bibir yang dilapisi lipstik tebal, dan menggunakan kacamata.

"Baik bu." dengan serempak padahal mereka hanya berpura-pura mengatakan seperti itu.

"Sekarang ibu akan menjelaskan tentang" Bu Prety menjelaskan panjang x lebar x tinggi.

"Paham?" Tanya Bu Prety.

"Pahammmm." jawab mereka serempak lagi, yah inilah kelas ketika guru bertanya paham pasti akan menjawab paham, ya meski emang ada sih yang beneran paham tapi yang gak paham hanya ikut ikutan, ntar kalau gurunya bilang.

"Silahkan tulis bagaimana cara menghitung rumus ini ,dilarang melihat buku, saya kasih waktu satu menit" auto para siswanya plonga plongo dengernya bingung harus bagaimana.

"Baiklah pelajaran hari ini saya akhiri tolong dipelajari lagi, saya undur diri anak-anak silahkan nikmati istirahat kalian" ucap Bu Prety.

Semua siswa berhamburan menuju surga mereka masing-masing. Alena dan kedua temannya itu menuju kantin yang sangat ramai.

"Kalian pesen apa biar gue yang beliin." ujar Samuel.

"Aku bakso sama jus jeruk aja." balas Alena.

"Gue samain Alena aja." timpal Agnes.

Saat menunggu Samuel kembali.

Byurr. Sebuah gelas berisi es jeruk mengenai baju Alena yang menumpahkan dengan sengaja.

"Eh, sorry banget gue sengaja." ujarnya gadis itu tersenyum sinis.

Brakk

"Maksud lo apaan main nyiram temen gue?" ujar Agnes emosi membuat seisi kantin menatapnya.

"Kenapa lo yang emosi? Dia aja bisanya diem." ucap gadis itu.

"Maksud kamu apa sih, aku ga pernah nyari masalah sama kamu." tekan Alena bangkit dari duduknya menahan emosi.

"Gak usah sok munafik deh bicth, kalau kalian tau dia ini perempuan yang tiap malemnya suka keluar masuk di club, main sama si Om-om. Apa orang tua lo gak sanggup bayarin lo sampai main di club" ujarnya tertawa diikuti teriakan seisi kantin.

Alena yang sedari tadi menahan emosi kini sudah tidak terbendung lagi.

Plak. Tamparan Alena terkena pipi mulus milik Bianca membuat seisi kantin takjub apa yang dilakukan Alena.

"Gue diem karena gue masih hormatin lo, tapi lo malah nyebarin fitnah yang gak pernah gue lakuin seumur hidup gue, apa perlu gue bongkar keseharian lo?" Tantang Alena maju mendekati Bianca yang nyalinya semakin menciut.

Agnes? Agnes diam karena dia tau bahwa Alena kini sedang marah karena menyangkut kedua orang tuanya, lihat saja dia yang lembut biasanya ngomong aku-kamu sekarang menjadi lo-gue.

"Lo gak tau keseharian gue jadi gak usah sok tau deh lo." jawab Bianca menutupi rasa takutnya.

"Gue bukannya sok tau tapi kenyataannya kalau lo yang bicth di sini! Dan satu lagi! lo bilang gue keluar masuk club? Ga salah tuh? muka lo tampang perempuan penggoda yang tiap harinya ngasih keperawanan lo sama Om-om di club." kini amarah Alena sudah memuncak. Seisi kantin kembali meneriaki Bianca.

"Oh jadi disini ada bicth yang ngefitnah orang baik baik."

"Pantas saja muka dia samaran ternyata tiap malam jadi wanita penggoda."

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang