Ketahuan

630 46 5
                                    

Pagi hari Alena baru terbangun dari tidurnya. Alena mencari ponselnya. Dia sudah memikirkannya sejak tadi malam.

"Ini dia." ujarnya setelah menemukan ponselnya.

Ia mencari nomor kontak lalu menelfonnya.

"Hallo Ken."

"Kenapa Al?"

"Maaf pagi-pagi udah menelfon, aku hanya ingin kau berhati-hati saat ke rumah Axel karena dia sangat licik. Aku baru ingat juga saat di pemakaman Samuel aku melihat seseorang yang postur tubuhnya seperti Axel."

"Benarkah? Kau tenang saja aku akan berhati-hati." balas Kenan diseberang telfon.

"Oke. Semangat! Aku percaya jika bukan kau pelakunya."

"Terima kasih."

Alena memutuskan panggilannya lalu kembali membaringkan tubuhnya.

Tok tok tok..

"Dek." ucap Sonya sudah berada dalam kamar Alena.

"Belum aku bilang boleh masuk udah main nyelonong aja." tutur Alena bangun dari posisi tidurnya membuat Sonya tertawa melihat ekspresi adiknya.

"Ya maaf. Habisnya tuh di bawah ada Raka."

"Hah? Raka? Jangan berbohong kak. Dia akan kesini nanti siang."

"Terserah jika tidak mau percaya." ucap Sonya lalu pergi meninggalkan Alena yang masih duduk dikasurnya.

"Alena."

"Oh sial itu beneran Raka." ucapnya terkejut.

Ingin Alena beranjak untuk mencuci mukanya tapi, Raka sudah berada dikamarnya.

"Ngapain?"

"Kangen."

"Apaan sih, Ka. Katanya nanti siang kesininya tapi malah pagi. Aku belum mandi."

"Hehehe. Yaudah siap-siap sana karena sebentar lagi kita ke panti asuhan. Katanya Alisya sakit."

"Sakit? Sakit apa?"

"Demam dan dia tidak mau dibawa kerumah sakit. Kamu cepat bersiap."

"Oke." balas Alena langsung menuju kamar mandi.

Alena masih bingung apa ada yang kelewat? Tapi apa? Alena kembali lagi dan oh God. Raka masih berada didalam kamarnya. Bagaimana jika dia selesai mandi mau berganti baju.

"Raka."

"Apalagi?"

"Kamu keluar dong. Nanti gimana aku mau berganti baju?"

"Ganti aja ntar mataku aku tutupin, gini." ujarnya menutupi matanya dengan kedua tangannya.

"Ish, keluar gak?"

"Gak mau."

"Yaudah aku gak mau ikut." Raka menoleh menatap tajam sedangkan Alena juga ikut menatapnya tajam.

Raka menghela nafas berat. Ia terpaksa keluar dari kamar Alena. Setelah Raka dipastikan sudah benar-benar keluar, Alena mengunci pintunya dan kembali ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Alena selesai. Dia turun untuk menemui Raka.

"Sudah? Yuk berangkat" ajak Alena.

"Kalian berdua sarapan dulu sini."

"Iya Tante."

"Om Ariel kemana tan?"

"Katanya ada pekerjaan yang belum selesai jadi dia pagi tadi sudah berangkat." jelas Zahra membuat Raka mengganguk-anggukan kepalanya.

Setelah makan Raka dan Alena pamit.

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang