Sudah 2 jam yang lalu pemakaman selesai. Namun, pria dihadapan makam ini enggan bangun dari duduknya sambil menatap batu nisan dihadapannya. Ya, dialah Raka.
Kali ini Raka kembali tak berdaya. Hanya rasa bersalah menghantamnya. Begitu besar sosok orang yang meninggal itu menyayanginya hingga rela berkorban untuknya. Meski matanya tak berair, percayalah hatinya sangat berdesir rasa sakit.
"Maaf." lagi-lagi kata itu yang terlontarkan dibibirnya.
"Raka ayo kita pulang." ajak Adlen.
"Gue tau perasaan lo sekarang gimana, tapi kalau Kenan tau lo begini pasti dia juga ikutan sedih. Bukan cuma lo yang merasa bersalah di sini, tapi gue dan teman lainnya juga." fenzo menepuk pundak Raka.
"Bener kata fenzo. Lo juga harus mikirin Alena yang dirawat di rumah sakit. Kalau Alena liat lo sedih begini pastinya Alena akan merasa bersalah."
"Kalau lo begini siapa yang bakal semangatin Alena, Ka." Abigail menatap Raka. "kalau Alena sadar, dia sekarang mungkin bakal nyariin lo dan dia bakal tanya kabar Kenan. Pada saat itu lo harus bisa nenangin Alena saat dia tau semua ini." lanjutnya.
Raka masih diam tak bergeming. Tak ada sautan hingga akhirnya dia bangkit, tapi tatapannya masih ke batu nisan.
"Gue akan sering-sering kesini biar lo gak kesepian." ucapnya lalu berbalik meninggalkan makam Kenan.
Mobil Raka meninggalkan pemakaman.
Drttt Drttt...
"Ponsel lo ada panggilan masuk, dari nyokapnya Alena." ucap fenzo yang duduk di belakang dengannya sedangkan di bangku mengemudi ada Abigail dan Adlen di sampingnya.
Raka mengambilnya,"Halo tante."
"Raka kamu dimana sekarang?"
"Raka lagi perjalanan pulang, Ada apa tan?"
"Alena sudah sadar, sekarang dia lagi mencarimu."
Raka terdiam. Hening take Ada jawaban.
"Hallo Ka?"
"Iya. Iya Tan, Raka segera ke rumah sakit sekarang juga."
"Baik. Tante tunggu."
Tut..
"Kenapa?" tanya penghuni mobil penasaran.
"Alena sudah sadar." lirih Raka.
Bukannya Raka tak senang gadisnya sadar. Akan tetapi, Raka bingung apa yang harus Raka ucapkan nanti ketika Alena bertanya tentang Kenan.
"Lo harus siap." ucap Fenzo membuat Raka menatapnya lalu tersenyum simpul.
Mobil Raka bergegas menuju rumah sakit. Tak perlu waktu lama mereka sampai.
"Kalian pulang aja dulu. Gue tau kalau kalian capek."
"Beneran gak mau kita temenin?" tanya Adlen.
"Enggak, Oh iya bawa aja mobil gue dulu."
"Terus lo pulang naik apa?"
"Gampang, ntar gue naik taksi."
"Oke. Kita duluan ya." Raka mengangguk pasti.
Raka langsung masuk ke ruangan Alena. Keluarganua menatap ke arah Raka, kemudian paham dengan keadaan, semua keluar meninggalkan Alena dan Raka yang tersisa.
"Raka, kamu dari mana?" Tanya Alena di ranjangnya yang masih terbaring.
"Dari rumah." Raka mendekat lalu duduk dikursi samping ranjangnya sambil tersenyum. "Gimana ada yang sakit?" tanya Raka sambil mengelus rambut Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...