Raka menunggu Alena yang sedang berganti baju untuk pergi ke pemakaman Samuel. Suara derap langkah kaki menuruni tangga membuat Raka menatapnya. Mata yang sembab akibat tangisan yang tak henti-henti.
"Kamu harus kuat jangan nangis terus." ucap Raka merangkulnya ketika sudah disampingnya.
"Kalau kamu masih menangis aku gak akan ngizinin kamu ikut ke pemakaman." ucap Raka lagi membuat Alena menatapnya.
"Tidak, aku tidak menangis. Ayo cepat berangkat." Alena langsung menarik tangan Raka menuju mobilnya membuat Raka diam mengikuti langkah gadisnya.
Di perjalanan kerumah Samuel. Alena terdiam sambil meneteskan air mata. Raka tahu bahwa gadisnya itu masih terus saja menangis.
Di pemakaman terdapat Sasa, mama Samuel yang menangis tak menyangka anaknya meninggal. Alena mendekat dan memeluk Sasa.
"Tante yang sabar ya." ucap Alena lirih memeluk Sasa.
"Tapi kenapa Al? Kenapa dia tinggalin tante, hiks hiks..., cuma dia keluarga satu-satunya Tante." lirihnya karena pasalnya Papanya Samuel sudah meninggal.
"Maafin Alena ya Tante. Ini semua gara-gara Alena, Samuel bisa seperti ini." ucap Alena merasa bersalah.
"Enggak, ini bukan salah kamu sayang tapi tante masih gak menyangka kalau Samuel akan meninggalkan kita secepat ini." lirihnya dengan isak tangisnya.
Pemakaman selesai. Semua orang pergi, Tante Sasa pun sudah pulang karena dia juga harus menjaga kesehatannya. Alena beserta teman-temannya juga ikut berdiri dan meninggalkan pemakaman Samuel.
Ketika Alena ingin masuk ke mobil. Tiba-tiba dia melihat seseorang berbaju hitam. Sadar diketahui oleh Alena. Seseorang itu pergi sambil berlari.
"Ada apa?" tanya Raka saat Alena terdiam.
Alena menggeleng. "Enggak, gak ada apa-apa." jawabnya lalu masuk dalam mobil.
"Alena habis ini kamu harus istirahat ya." ucap Raka namun sang empu tidak mendengarnya karena sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Sayang." panggil Raka, namun lagi-lagi tak ada jawaban.
Raka menepikan mobilnya lalu menatap Alena. Raka mengambil tangan Alena dan digenggamlah tangan Alena membuat Alena terkejut.
"Kenapa?"
"Kamu masih kepikiran itu ya?" tanya Raka.
"Itu? Apa Raka melihat sosok hitam itu? Apa itu Kenan? Jika iya, bukannya dia sudah berada di kantor polisi sekarang."
"Sini." lamunan Alena buyar ketika Raka membawa Alena ke dalam pelukannya
"Jangan sedih lagi ya, aku gak mau kamu sedih. Emangnya kamu mau Samuel ikutan sedih kalau kamu begini terus." ucap Raka melepas pelukannya lalu mengusap sisa air mata Alena.
"Yaudah kita pulang sekarang. Kamu habis ini langsung istirahat loh." ucap Raka membuat Alena mengangguk.
Raka menyalakan mobilnya dan menjalankannya. Sampai di kediaman rumahnya Alena langsung turun diikuti dengan Raka di belakangnya.
"Kamu mau mampir?"
"Gak usah nanti aja, Aku lagian ada urusan. Inget jangan lupa ISTIRAHAT." ucap Raka dengan menekan kata istirahat lalu mencium kening Alena membuat Alena tersenyum. Andai keadaannya Alena tidak sedang bersedih mungkin dia sudah baper saat Raka mencium keningnya lagi.
"Kamu hati-hati." teriak Alena saat Raka kembali ke mobilnya. Lalu masuk ke dalam rumahnya. Alena duduk di ranjang dan melihat ke arah nakas yang terdapat foto ia dengan Samuel dan Agnes. Alena mengambil foto itu lalu ditatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...