Kehilangan

1K 50 8
                                    

Semua orang berkumpul dengan ekspresi wajah cemas sambil menunggu kabar dari sang dokter yang sedang memeriksa seseorang didalam ruangan tersebut.

Tangisan juga terdengar dari pihak keluarga. Sudah lama dokter menanganinya tapi, tidak ada tanda-tanda bahwa pasien didalam dalam keadaan baik-baik saja.

Ceklek.

Seorang suster keluar membuat semua orang berdiri tampak ingin bertanya pada suster. Namun, suster itu terlihat terburu-buru keluar dan setelah itu kembali masuk pada ruangan itu membuat suasana semakin cemas.

"Bagaimana jika dia tidak selamat." tanya seorang perempuan paruh baya dengan pikiran berkecamuk pada suaminya.

"Tenanglah dia pasti selamat." ucap suaminya menenangkannya.

Di samping kiri terdapat lelaki yang diam diri setelah insiden tadi. Dia sedang marah pada dirinya sendiri. Ini semua salahnya, sebenarnya dia yang sekarang berada di posisi itu saat ini. Tapi, ternyata tidak melainkan kekasihnya.

Ya. Dia adalah Raka. Alena menolong Raka saat Samuel mengambil pistol yang mengarahkannya pada dirinya. Sedangkan dengan bersamaan Samuel tertembak oleh Kenan setelah menembak Alena.

Saat ini Alena dan Kenan sedang ditangani oleh dokter. Kebetulan mereka satu ruangan.

"Lo harus kuat, Ka." Adlen menepuk pundak Raka untuk menguatkannya.

Sedangkan fenzo duduk di samping Raka yang sedang menenangkan Agnes yang sedari tadi tak berhenti menangis.

"Gue gak nyangka Samuel bisa ngelakuin semua ini, hisk... Gue benci dia gue benci!" ucapnya disela-sela tangisannya.

Ruangan sebelah terbuka. Sang dokter keluar.

"Keluarga saudara Samuel?" tanya sang dokter.

"Apakah di sini tidak ada saudara Samuel?" tanya sang dokter lagi.

"Saya dok." ucap Agnes membuat Fenzo terkejut. Bukan hanya Fenzo tapi Adlen, Aryan, Abigail dan keluarga Alena juga ikut terkejut.

"Kenapa lo bilang keluarga dia?" Tanya Adlen.

"Gue cuma ingin mastiin dia masih hidup atau enggak."

"Terus kalau hidup?"

"Gue bunuh lah." ucapnya membuat Adlen melongo. Bisa-bisanya dia berucap seperti itu didepan semua orang.

"Mbak benar saudarinya atau bukan. Kalau bukan saya tidak akan mengizinkannya." ucap sang dokter.

"Bukan. Tapi saya hanya ingin tau keadaan manusia setan di dalam dok,"

"Maksud mbak pasien di dalam? Maaf mbak pasien di dalam meninggal dunia karena tembakannya cukup dalam sehingga mengenai jantung."

"Syukurlah. Terima kasih dok, jawaban sangat memuaskan." jawabnya lalu kembali duduk ke tempat semula.

"Anjir bisa-bisanya dia gak ada otak saat ini juga. Tapi bagus deh gue jadi tau kalau si Samuel udah is dead." ucap Adlen kecil takut terdengar semua orang.

Seorang dokter keluar dari ruangan Alena dan Kenan. Semua orang berdiri menghampiri sang dokter berharap ucapan baik saat dilontarkan oleh sang dokter.

"Bagaimana keadaan mereka dok?"

"Saya sudah berusaha untuk ini. Tetapi, keduanya kekurangan darah jadi sangat dibutuhkan untuk pendonor darah AB. Suster masih mengambil stok darah di sini. Tapi itu tidak cukup karena stok di sini sedikit dan begitu langka darah pasien, sedangkan darah kedua pasien sama."

"Darah saya dok?" tanya Ariel.

"Silahkan untuk diperiksa terlebih dahulu Pak," balas sang dokter.

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang