Epilog

1.5K 50 9
                                    

Sudah 2 tahun lamanya setelah insiden itu terjadi. Raka dan Alena sekarang sudah resmi menjadi suami istri bahkan Alena sekarang sedang mengandung anak pertamanya. Usia kandungannya sudah memasuki usia 9 bulan.

Alena sempat terkejut bahwa pernikahan mudanya benar-benar terjadi. Pernikahan yang dilakukan setelah hari kelulusannya, tetapi dia tidak merasa menyesal karena yang dinikahinya adalah lelaki tampan yang ia cintai.

"Raka bangun udah pagi ntar kamu telat kuliahnya." sudah kebiasaan Alena membangunkan suaminya untuk kuliah. Karena demi melanjutkan perusahaan daddynya Raka juga harus kuliah.

Alena ingin juga kuliah. Akan tetapi, Raka tidak mengizinkannya dengan alasan., "Untuk apa kuliah? Kalau untuk alasan kerja. Cukup Aku saja yang kerja. Tugasmu melayaniku sebagai seorang istri dan ibu dari anakku."

Begitulah. Tapi tidak apa. Selama Raka di sampingnya ia tidak merasa keberatan. Sebut saja sekarang Alena bucin. Jika tidak bucin berarti tidak cinta dong.

"Raka bangun ih,"

"Engrh,," erangnya, bukannya bangun ia malah menarik Alena supaya berbaring disampingnya.

"Raka apa yang kamu lakukan. Cepat mandi." ucapnya setelah berbaring di sampingnya dengan membelakanginya.

"Sebentar lagi nyaman." ucapnya tenggelam diceluk leher Alena.

Hembusan nafas Raka membuat Alena geli. Sedangkan tangan Raka melingkar posesif diperut Alena.

"Sebentar lagi jagoanku akan datang di dunia,," bisiknya ditelinga Alena sambil memegang perut Alena. "jadi gak sabar." lanjutnya.

"Sudahlah ayo bangun. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Kau cepat mandi dan bersiaplah untuk kuliah." Alena ingin bangkit tetapi Raka mencegahnya.

"Tidak. Aku ingin libur untuk hari ini. Biar bisa menghabiskan waktu denganmu."

"Apa-apaan kau. Syukur-syukur kau bisa kuliah jangan disia-siakan. Cepat mandi atau aku akan marah."

"Tapi ak-"

"Mandi!" tegasnya membuat Raka mau tak mau mengikuti perintah istrinya itu.

Hendak ke kamar mandi Raka berbalik menatap Alena yang membereskan tempat tidurnya.

"Apalagi? Cepat mandi. Liat liurmu dipojok bibirmu itu." bohongnya.

"Jangan ngada Alena. Aku hanya ingin menagih jatah hari di pagiku ini."

Alena mengernyit."Apa?"

Raka memberi intruksi pada bibirnya. Dengan menempelkan telunjuk dibibirnya.

"Cepat mandi atau aku tidak akan memberimu makan!"

"Tapi aku kan hanya meminta milikku."

"Nanti jika kau sudah selesai Mandi."

"Baiklah aku mandi." Raka segera bergegas ke kamar mandi. Sedangkan Alena pusing melihat tingkah suaminya. Bukan, hanya satu orang tapi dua. Tetapi dalam sikap yang berbeda. Karena terkadang Robert juga akan merepotkan dirinya.

Alena turun ke bawah. Tiba-tiba perutnya terasa sakit, memang akhir ini perutnya sering sakit. Mungkin reaksi dari bayinya. Bayi yang Ada didalam kandungannya memang sangat aktif dengan sesekali menendang perut Alena membuat dirinya kesusahan melakukan sesuatu hal.

Terdengar derap langkah Raka turun dari tangga. Raka sudah selesai mandi dengan baju gantinya. Tapi tunggu, apa? Kenapa dia memakai baju seperti itu.

Alena memandang Raka tak suka. "Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Raka menghampiri Alena.

"Kenapa kau berpakaian seperti ini? Apa kau tak ingin berkuliah?"

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang