Pagi hari yang cerah di mana sang surya selalu bersinar membawa keceriaan di pagi hari. Sang burung berkicau kesana kemari.
Di sinilah di depan rumah kediaman kekasihnya sang cowok tampan yang memiliki sisi berbeda itu menanti pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Raka.
"Kenapa cewek selalu saja lama? Oh iya, kalau gak lama namanya bebek." ucapnya kepada dirinya bertengger di depan mobilnya. "Untung sayang" gerutunya lagi.
"Kalau gak sayang?" Sahut Alena yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Raka.
"Udah aku buang." balasnya santai membuat Alena mengerucut.
"Ya udah, aku berangkat naik taksi online aja."
"Eh, gu- maksudnya aku cuma bercanda. Ayo masuk keburu telat. Mau dihukum sama Bu Tutik?" Alena segera berbalik lalu menggeleng cepat dan masuk ke dalam mobil Raka begitupun diikutin Raka.
"Kalau kamu aneh ngomong aku-kamu jangan dipaksain kalau udah kebiasaan sama aku ngomong gue-lo enggak apa kok."
"Aku bisa. Iya sih kaku tapi aku usahain itu khusus buat kamu." balasnya menggapai tangan Alena lalu digenggamnya.
Raka fokus menyetir dengan tangan satu sedangkan satunya menggenggam tangan Alena. Tidak butuh waktu lama keduanya sudah sampai dihalaman sekolah.
"Kamu gak lupa kan janji kamu?"
"Janji? Apa?"
"Ihh, pura-pura lupa atau emang pikun sih?"
"Lupa tapi bukan pikun." ucap Raka dengan senyum tak berdosa.
"Minta maaf sama Abi." balas Alena dan dibalas tatapan malas Raka.
"Harus sekarang?"
"Iya. Ayo ke kelasku." ucapnya menarik tangan Raka.
Raka yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah sedangkan Alena tak menggubris tatapan dari semua siswa yang penuh tanda tanya.
Sampai di kelas suasana yang awalnya ramai mendadak menjadi hening saat Alena dan Raka masuk.
"Sana minta maaf." suruh Alena melepas genggaman tangan Raka.
Bukan Raka kalau langsung patuh namanya. Ia masih berdiam diri merasa acuh.
"Raka." Tatap Alena dan dibalas tatapan Raka.
"Minta maaf atau aku marah!" tegasnya.
Raka maju ke bangku tempat duduk Abigail membuat seisi kelas takjub. Bagaimana seorang Raka yang dingin, acuh kepada cewek bisa luluh sama cewek seperti Alena.
"Maaf." ucap Raka dingin tanpa mengulurkan tangan. Kedua tangannya masih berada di dalam sakunya.
"Yang ikhlas, Ka." Tegur Alena.
"Gue minta maaf soal kemarin." ucap Raka mengulurkan tangannya tanpa ada ekspresi senyum.
"Gue udah maafin lo. Wajar sih lo marah, kalau gue jadi lo gue pasti bakal lakuin hal yang kayak lo." balasnya menjabat tangan Raka dengan tersenyum.
"Udah kan, aku udah minta maaf sama dia jadi nanti kamu harus bareng aku ke kantin temenin makan." bisiknya ditelinga Alena membuat seisi kelas menjadi riuh.
Raka keluar dari kelas dan Alena kembali duduk.
"Lo baikan sama tuh orang?" tanya Agnes dan Alena langsung mengangguk cepat
"Bukannya Lo kemarin-"
"Musuhan? Marahan? Itu kemarin sekarang udah nggak lagi." potongnya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...