Hari masih petang dan matahari juga masih belum menampakkan tanda-tanda sinarnya. Namun, Alena terbangun karena dikejutkan oleh dering ponselnya yang berbunyi, menandakan telfon masuk. Tangan Alena meraba ke nakas mencari benda pipih yang berbunyi.
"Halo." ucapnya dengan mata yang terpejam karena mengusik tidurnya. Alena melirik nakas melihat jam alarmnya menunjukkan jam 02.00 padahal dia baru saja bisa tidur.
"Ih, siapa sih malem-malem telfon. Gak tau jam kali ya." gumamnya pelan menatap ponselnya.
"Halo ini siapa sih? Orang iseng? Maaf salah nomor." racau Alena mematikan ponselnya.
Alena ingin melanjutkan tidurnya dan lagi-lagi ponselnya kembali berdering. Alena tidak mengangkatnya. Dan tak lama kemudian terdengar notif dari ponselnya.
Alena tetap tak meresponnya, ia tertidur kembali.
Pagi harinya Alena terburu-buru bersiap ke sekolah, karena dia kesiangan.
"Tumben terlambat?" tanya Raka saat berada di dalam mobil.
"Tadi malam gak bisa tidur." Raka menatap Alena sambil mengernyit.
"Aku juga gak tau, yaudah berangkat aku gak mau telat."
Keduanya bungkam hingga ke mobil Raka memasuki arena sekolah. Raka dan Alena turun dari mobil.
"Kalau ngantuk ke UKS aja ayo." ajak Raka namun Alena segera menggeleng.
"Sudah banyak aku membolos jadi aku tidak mau menambah list namaku di buku Bu Tutik." balasnya lalu cemberut.
"Ya sudah kita ke kelas aja." Alena mengangguk lalu Raka menggenggam tangan Alena.
"Belajar yang rajin. Cepat masuk." pintanya lalu Alena mengikutinya.
Alena masuk dan duduk di bangkunya. Agnes dan Abigail sedang merumpi di bangku belakang dengan teman yang lain. Aryan belum datang. Saat Alena hendak memangku kepalanya dengan satu tangannya tiba-tiba,
Drttt Drttt
"Siapa sih?" Ujarnya kesal sambil mengambil ponsel disakunya.
+628565.......
Nomor yang tidak dikenal dan nomor itu yang tadi malam mengganggu tidurnya.
Alena segera mematikan panggilannya lalu diletakkan kembali ponselnya. Tak lama ponselnya kembali berdering.
"Ishhh, mengacau saja. Awas jika tidak penting."
"Hallo siapa? Mas operator? Kalau iya mohon maaf anda salah nomor."
"..."
"Kenapa kau menelfonku?"
"..."
"Tidak, aku tidak ingin bertemu lagi denganmu." tolak Alena tegas membuat aktivitas kedua temannya yang sedang berumpi menghentikannya.
"Ada apa Al? Itu telfon dari siapa?" tanya Agnes
Alena menggeleng cepat "Hmm, enggak ini Kakak aku mau pulang dari luar kota minta dijemput." bohongnya lalu dibalas anggukan mereka.
"Aku ke kamar mandi dulu ya, tolong izinkan nanti jika ada guru." Agnes mengiyakannya lalu Alena pergi.
"Hallo, ada apa lagi? Masih belum puas?"
"..."
"Sesuatu? Sekarang juga bisa kan?"
"..."
"Kenapa? Sudah ku bilang aku tidak ingin bertemu lagi denganmu."
"..."
"Apa? Cafe? Tapi tunggu, Kenan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Fiksi RemajaPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...