Sudah tiga hari Abigail dirawat di rumah sakit. Alena selalu mengunjunginya setelah pulang sekolah. Keadaanya sudah membaik meski masih ada bercak lembam di wajahnya.
Alena sibuk menjenguk Abi tanpa mengetahui keadaan Raka yang juga sudah tiga hari menghilang tanpa kabar.
Ketiga temannya terkadang tampak di kantin tapi tidak dengan Raka. Entah ia pergi kemana Alena tidak tahu karena Raka hilang seperti ditelan bumi sejak kejadian di mana hubungan mereka berakhir.
"Apa masih ada yang sakit?" Lagi-lagi pertanyaan itu terlontarkan dari mulut Alena ketika berada di ruangan Abigail. Membuat Abigail tersenyum menatapnya.
"Jika gue sehat gue pastikan lo udah dapet hadiah dari gue karena lo udah bertanya beribu kali setiap kali lo kesini." guraunya membuat Alena tertawa lalu hening melanda keduanya.
"Alena." panggil Abigail memecah keheningan.
"Apa? Butuh sesuatu?" Sahutnya membuat Abigail menggeleng.
"Katakan saja Bi."
"Enggak, gue cuma mau nanya."
"Tentang?"
"Raka." wajah Alena mulai gelisah dan itu bisa ditangkap oleh Abigail.
"Aku udah gak ada hubungan lagi sama dia jadi gak usah bahas dia ya."
"Maafin gue, karena gue kalian berantem." ujarnya merasa bersalah.
"Kamu gak salah Bi, mungkin ini udah takdir."
"Sebaiknya lo temuin Raka deh. Ngomongin baik-baik Al, jangan karena gue lo marahan sama dia. Gue takut dia terpuruk sama seperti kata lo, dia menghilang sejak kejadian waktu itu, apa lo gak cemas?" tanya Abigail pelan mencari kecemasan di wajah Alena.
"Dia udah punya cewek lain Bi, ngapain gue harus khawatirin dia."
"Emang lo gak khawatir sama dia Al. besok temuin dia. Gue tahu sebenarnya lo juga ada rasa sama dia bukan?" Alena mengangguk ragu. Ya, jelas sekarang ia juga bingung karena disatu sisi dihatinya terbesit nama Raka.
"Kalau gitu kejar dia jangan sampai lepas. oke!" Ucapnya tersenyum menggenggam tangan Alena lalu dibalas senyuman dari Alena.
"Woi, lagi ngapain nih?" terdengar suara cowok dari pintu membuat keduanya menoleh.
"Dih, kalau mau pacaran jangan di rumah sakit juga kali." kini perempuan disampingnya berucap.
"Kalian sejak kapan disitu?" Tanya alena.
"Barusan sejak lo saling melempar senyuman." balas cowok itu yang duduk disofa ruang inap Abigail.
"JADI LO BERDUA JADIAN? RAKA MAU DIKEMANAIN AL?" teriak Agnes dan bersamaan buah pisang terbang mengenai kepalanya.
"Pala gue bodoh!" Umpatnya mengelus kepalanya lalu menatap sosok yang melemparinya dengan pisang.
"Lo juga sih berisik. Ini rumah sakit bukan rumah lo yang seenak jidat mau teriak kesana kemari." ketusnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Samuel.
"Jadian? sok tau lo." balas Abigail.
"Yah, kecewa gue padahal kan gue mau makan bakso mbak Siti gratis." ucapnya berjalan duduk disamping Samuel.
"Lo pikirannya makan mulu Nes. Mana badan tetep kerempeng aja kayak orang kurang gizi."
"Yee, suka-suka gue dong mau badan kurus kek, gemuk kek, tua kek, muda kek, kan suka suka gue lagian Oppa Sehun tetep suka sama gue."
"Dih mana ada Si bihun suka sama tiang listrik kayak lo."
"Woh woh lo tuh." ucapnya geram alhasil di sinilah aksi kejar-kejaran Agnes dan Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...