Alena membuka matanya. Dia berada di ruangan gelap dengan posisi duduk tangan dan kaki terikat. Ruangannya cukup luas, hanya saja ada cahaya kecil di sana. Mata Alena tertuju pada lelaki yang tangannnya digantung dengan wajah yang sudah dipenuhi luka lembam.
"Kenan?"
"Apa benar itu kamu?" Alena bertanya sekali lagi karena tak ada jawaban.
"Di mana ini, bagaimana bisa aku di sini?" tanyanya pada diri sendiri karena tak mengingatnya.
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah, kali ini bukan derap langkah satu orang melainkan dua atau tiga.
"Sepertinya derap langkahnya menuju kesini." ucap Alena pelan.
Krek..
"Wah. Ternyata kau sudah bangun." ucap pria itu.
"Lepaskan aku. Apa maumu, hah?"
"Mau gue? Pacar lo mati!" tegasnya seperti penuh dendam. "bangunin dia." tunjuknya pada Kenan dengan menyuruh bodyguardnya.
Bodyguard pria itu langsung melempar air ke muka Kenan yang membuatnya terbangun.
"Lepaskan dia dan letakkan dia di samping gadis itu." perintahnya. "dan buat lo lepasin tali yang mengikat dia." tunjuknya kepada Alena.
"Baik bos." ucap mereka berdua bersamaan.
Setelah melepaskan Kenan yang sudah tak bertenaga akibat penyiksaan pria itu kepadanya. Kenan terduduk lemas di samping Alena.
Pria itu beserta bodyguardnya keluar meninggalkan Alena dan Kenan di ruangan gelap itu.
"Ken, kau tidak apa?" Alena terlihat cemas dengan keadaan Kenan sekarang.
"Ti..tidak aku tidak apa-apa."
"Kau masih kuat kan? Kita harus pergi dari sini Ken,"
"Sangat kecil kesempatan kita buat lolos dari sini."
"Kenapa bisa?"
"Karena penjagaan di sini sangat ketat dan banyak Cctv di sini."
"Ponselku." ucapnya sambil meraba saku piyamanya "aku lupa, kan aku diculik mana bisa aku meminta penculikku membawa ponselku." ujarnya polos
Kenan tertegun menatap kepolosan pacar sahabatnya. Bisa-bisanya dalam keadaan gini dia bisa bersikap sepolos ini.
"Oh iya Ken, kau tahu. Raka sudah mengetahui jika bukan kau pelaku sebenarnya, dia sempat marah karena dia merasa bersalah padamu."
"Pantas saja." ujarnya tak menghiraukan ucapan Alena membuat Alena mengerutkan alisnya bingung.
"Pantas saja? Apa maksudmu?"
"Iya pantas saja lo ada di sini. Ternyata Axel tau jika Raka sudah mengetahuinya jadi kau akan dijadikan umpan untuk membawa Raka ke sini."
"Kalau begitu tidak akan ku biarkan. Aku harus memberi tahu Raka."
"Bagaimana caranya kau memberitahunya?"
"Ini masih ku pikirkan."
"Arhhh." Kenan kesal dengan gadis di depannya itu.
"Ada apa? Apa ada yang sakit?" tanya Alena polos.
Krekkk..
"Bagaimana apa kalian sudah bertukar sapa?" tanya pria itu, dia adalah Axel.
"Lepaskan kita." Pinta Alena membuat Axel tertawa mengejek.
"Tidak semudah itu. Gue mau Raka mati baru gue lepasin kalian berdua! Lagian gue juga ingin tau di antara kalian berdua dia bakal milih siapa yang dia lindungi. Pacar atau sahabatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...