Sejak berangkat sekolah sampai di kantin Alena tetap cemas memikirkan kejadian teror tadi malam.
"Masih dipikirin?" tanya Raka yang melihat ekpresi Alena sedari pagi dan langsung Alena mengangguk.
"Aku udah ngarahin temen aku buat cari si peneror, jadi kamu tenang aja ya. Semua bakal baik-baik aja." lagi lagi Alena diam tak menjawab sambil melamun.
"Gimana nanti malem kalau kita ke rumah Agnes?" Ajak Samuel.
"Gue gak bisa" sahut Kenan membuat semua menatapnya.
"Kenapa?" tanya Adlen ke Kenan.
"Gue lagi ada urusan nganterin nyokap gue ke rumah Tante gue."
"Oh yaudah, yang bisa aja nanti, oke." ucap Agnes dibalas anggukan mereka.
***
Malam hari pun tiba. Alena dijemput Raka dengan mobilnya. Alena hanya menggunakan baju santai begitupun dengan Raka yang juga mengenakan baju santai seperti layaknya orang bermain.
"Perasaanku gak enak." ucap Alena ragu.
"Kenapa? Masih sakit perut?" tanya Raka di dalam mobil. Alena menggeleng cepat.
"Terus?"
"Gak tau cuma, udahlah mungkin cuma pikiranku saja."
"Iya mungkin kamu kebanyakan pikiran. Kalau kamu capek kita bisa batalin ke rumah Agnes biar kamu istirahat." ucap Raka menyetir dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya memegang kepala Alena.
"Gak usah, mereka udah nungguin kita lama, kasian dong kalau dibatalin." jawabnya.
"Nanti kalau serasa gak enak badan kamu istirahat aja ya di sana." balas Raka.
Sampai di kediaman rumah Agnes, Alena berjalan berdampingan dengan Raka sambil berpegangan tangan.
"Ini dia si bucin datang." ucap Adlen meriah membuat semuanya bersiul.
Di rumah Agnes sudah terdapat Samuel, Adlen, Fenzo dan juga Agnes.
"Bokap nyokap lo mana?" tanya Adlen.
"Mereka ke luar kota." jawabnya lalu menuju ke makanan yang sudah disajikan oleh pembantu Agnes.
"Gue kira kita bakal bakar ikan kek di rumah Raka." ucap Adlen.
"Udah diem tinggal makan aja masih nyerocos." timpal Fenzo.
Mereka melahap sajian yang sudah disiapkan. Namun, Alena melihat sosok bayangan, dia sedang mengawasi tempat yang sekarang iya tempati. Alena bangkit dan mengejar sosok bayangan itu membuat semuanya ikut mengejar Alena.
"Alena tunggu." panggil Raka terus mengejar Alena.
"Raka ayo, Itu penerornya." teriak Alena tapi Raka tak jelas mendengarnya.
Akhirnya Raka mampu mengejar Alena.
"Kenapa?"
"Itu.. itu penerornya." tunjuk Alena ke orang yang bertudung hoodie.
Raka segera mengejar sosok misterius itu.
"Alena, Raka mana?" Tanya Fenzo.
"Iya, lo kenapa lari?" tanya Agnes
"Aku tadi liat peneror yang ngikutin aku." semuanya melongo.
"Terus Raka kemana?"
"Dia lagi ngejar orang itu."
"Kita harus mengejarnya jangan sampai ada apa-apa sama dia." ucap Samuel semuanya mengangguk.
Mereka berlari dan menemukan Raka yang kelinglungan.
![](https://img.wattpad.com/cover/216172872-288-k872102.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Ficção AdolescentePerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...