Happy Reading
***
Bel pulang sekolah berbunyi.
Alena menunggu angkot karena terpaksa harus pulang sendiri, sebab Raka ada latihan basket untuk lomba minggu depan. Alena menunggu di halte tempatnya tadi berhenti."Mana gak ada angkot lagi. Pak Deden juga kemana sih di telfonin gak dijawab. Aryan juga nggak bisa di hubungi." gumamnya kesal.
Tiba-tiba dari arah berlawanan ada dua orang yang sedang mengamatinya. Satunya berambut gondrong dan satunya botak.
Penampilannya seperti seorang preman membuat Alena sedikit takut. Firasatnya kali ini tidak enak. Orang itu mulai melangkah mendekatinya membuat perasaan takut menjalar ke seluruh tubuhnya karena suasana saat ini begitu sepi.
"Bodo amatlah kalau orang itu mau nyelakain aku, aku bakal teriak." batinnya melihat ke arah orang yang semakin mendekatinya.
"Hai neng, kok sendirian?" Tanya preman berambut gondrong yang sudah berada di sampingnya.
"Boleh dong abang temenin di sini?" Tanya preman botak sambil memegang dagu Alena.
"Nggak usah pegang-pegang." sinis Alena sambil mundur selangkah.
"Cantik-cantik kok galak, tapi menarik sih. Ikut Abang yuk neng." ucap preman yang gondrong sambil menarik tangan Alena.
"Lepasin, kalau gak aku bakal teriak!!" ujar Alena sedikit penekanan saat Alena dibawa ke taman dekat halte.
"Coba saja teriak, lagi pula di sini tidak ada orang." ucap si botak tertawa sambil memegang tangan Alena.
"Lepasin aku, tol-"
Bugg...
Bugg...
Teriakan Alena terpotong saat kehadiran pria yang langsung menghajar dua preman itu.
"Ra- Raka." ucap Alena terkejut dengan kehadirannya.
Benar saja pria yang baru datang itu adalah Raka. Raka menarik lengan Alena agar bersembunyi dibalik tubuhnya.
"Siapa lo? Mau jadi pahlawan kesiangan, hah?" Tanya preman gondrong yang bangkit ingin membalas pukulan Raka.
Namun, bukan Raka namanya jika Raka kalah cepat membalasnya. Raka melayangkan pukulan lagi ke wajah preman itu beberapa kali, hingga kini beralih ke perutnya, lalu memilin tangannya.
Krekkk, "ahh" ringis preman gondrong saat tulang tangannya di patahkan oleh Raka.
"Bangsat!" umpat si botak dari belakang sambil memegang sebuah balok kayu ditangannya.
"Raka awas." teriak Alena.
Brakk
Balok kayu itu melayang di kepala Raka membuat darah segar keluar dari dahinya.
Raka langsung melirik ke arah sang pelaku. Dia langsung menghajarnya dengan brutal membuat si botak tergapar tak sadarkan diri.
Alena menghampiri Raka. Sedangkan dua preman itu sudah ditangani oleh warga sekitar.
"Kepala kamu berdarah, apa kamu bawa obat luka?" Tanya Alena.
"Ada di mobil." balasnya singkat sambil memegangi lukanya.
"Kamu duduk di sini biar aku obatin, aku mau ambil obat dulu di mobil" balas Alena beranjak meninggalkan Raka yang duduk di kursi taman.
Selang berapa menit Alena sudah membawa sebuah kotak obat di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...