Dua Minggu berlalu. Hari ini hari di mana Sonya akan melangsungkan pernikahan di kediaman rumahnya.
Acara pertama yaitu pembukaan. Dilanjutkan khutbah nikah, lalu ijab kabul dan diikuti dengan doa, serah terima mahar dan juga tukar cincin.
Kemudiam dilanjutkan dengan resepsi. Tamu undangan menikmati hidangannya begitupun dengan Alena dan Raka yang sedang menikmatinya.
Setelah selesai acara ini, Alena kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Baginya tubuhnya saat ini serasa remuk semua setelah menyiapkan kebutuhan pernikahan kakaknya selama tiga hari sebelumnya.
Tok tok tok..
"Siapa?"
"Alena." bukannya menjawab tapi dia malah memanggil sang pemilik kamar membuat Alena mengetahui siapa pemilik suara itu.
"Masuk, pintunya gak dikunci."
"Capek ya?"
"Iyah." diikuti dengan anggukan kepalanya.
"Sini aku pijetin."
"Gak perlu, kamu juga pasti capek. Oh iya kamu belum pulang?"
"Sebentar lagi masih betah di sini." sambil membaringkan tubuhnya di kasur Alena.
Hening. Keduanya bergelanyut dengan pikiran masing-masing.
"Raka, apa kamu sudah menemukan keberadaan Kenan?" Alena mengawalinya.
"Belum."
"Aku khawatir jika dia tertangkap bagaimana?" tanyanya menatap Raka. "sudah dua Minggu ini dia tidak pernah menelfonku lagi."
"Aku yakin Kenan tidak mungkin tertangkap." balasnya bangkit mengelus kepala Alena untuk meyakinkan Alena supaya tidak khawatir.
Sebenarnya dari lubuk hati Raka. Dia sebenarnya juga khawatir karena orang suruhannya tidak bisa menemukan keberadaan Kenan begitupun dengan Axel.
"Ya sudah kamu istirahat dulu, aku mau pulang sudah malam." ucapnya bangkit diikuti dengan Alena yang juga ikut bangkit.
"Selamat malam." ucapnya sambil tersenyum.
"Selamat malam. Hati-hati." Raka mengangguk.
Alena mengunci pintu kamarnya lalu membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya yang terasa sangat penat hingga membawanya ke alam bawah sadarnya.
Pagi hari Alena sudah siap berangkat dan sedang menunggu Raka menjemputnya.
"Ayo berangkat." ucapnya setelah Raka berada dihadapannya sambil menggandeng tangannya.
"Om, Tante kita berdua berangkat ya."
"Hati-hati sayang, belajar yang rajin." ucap Zahra.
Keduanya mencium punggung tangan kedua orangtua Alena.
Raka dan Alena berangkat ke sekolah dan sampai dengan selamat.
"Oh iya nanti pulang sekolah ikut aku ya."
"Kemana?"
"Beli novel."
"Boleh."
"Yaudah belajar yang rajin. Inget mata jangan natap anak cowok lain."
"Hehhh, iya iya."ujarnya lalu Alena masuk ke dalam.
"Alena." ucap Agnes yang baru dateng sambil teriak.
"Kenapa lagi?" ujarnya tak menghiraukan Agnes yang duduk disebelahnya sambil menatapnya.
"Alena dengerin." Alena menoleh dan terkejut melihat wajah sembab sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...