Pesta

954 96 14
                                    

Satu Minggu berlalu. Kini orang tua Raka kembali dari Singapura. Pada malam hari tepatnya hari sabtu akan dilaksanakan pesta di rumah Raka menyambut kebahagiaan orang tuanya, karena Tiara dinyatakan sembuh dari sakitnya setelah berobat di Singapura.

Di kantin tepat mereka berkumpul makan siang yaitu Alena, Raka, Agnes, Samuel, Abigail, Adlen, fenzo dan juga Kenan.

"Besok malem nyokap ngundang kalian di rumah gue. Nyokap adain pesta." ucap Raka menatap mereka.

"Cuma kita aja mungkin, ada para ibu arisan. Kan itu temen nyokap lo?"

"Kalau itu pasti! Tapi tenang gue udah nentuin tempat buat anak muda kayak kita." balasnya.

"Oke pasti kita dateng." ucap Samuel.

Saat perjalanan di kelas Raka menatap lekat Kenan yang sudah satu Minggu juga berubah seperti menyembunyikan sesuatu. Sedangkan geng Alena sudah ke kelasnya duluan.

"Kalian berdua ke kelas aja dulu gue mau ngomong bentar sama Kenan."

"Jangan lama-lama udah mau bel, ntar kalau lo mau dihukum sih kagak apa gue rela." ucap Adlen tertawa dibalas anggukan dan acungan jempol oleh Raka.

"Dasar kutu es." teriaknya "Lah kok kutu sih, kutub maksudmya, ogeb." ucapnya bertanya ke dirinya sambil menepuk jidatnya.

"Punya temen kok otaknya setengah." ujar Fenzo masuk ke kelas sambil geleng-geleng melihat ketololan temannya.

Sedangkan yang disindirnya sudah memberi tatapan tajam membunuh.

Di taman belakang sekolah kini mereka berdua duduk. Keduanya masih bungkam tak ada yang mau angkat bicara.

"Ada apa?" tanya Raka mengawali.

Kenan menatapnya lalu mengernyit tanpa berbicara.

"Ada apa?" Ulang Raka.

"Gue gak suka lo deket sama cewek itu." dinginnya menatap lurus.

"Kenapa? Beri gue alasan?" Mengangkat satu alisnya.

"Karena saat dia deket sama lo, Lo selalu dalam masalah."

"Dari mana lo tau? Kalau saat gue deket sama dia selalu terkena masalah?"

"Karena setiap dia bahaya lo selalu ngelindungi dia!"

"Itu karena gue sayang sama dia."

"Terserah lo. Sakit hati akan dibalas sakit hati juga, jika tidak terbalas maka itu akan terus menimbulkan kesengsaraan di masa depannya." ucap Kenan pergi meninggalkan Raka.

"Apakah masa lalunya akan menghantuinya sekarang? Menerornya dengan keji? Membalaskan dendamnya?" Batinnya was-was yang merasakan aura yang akan terjadi suatu saat.

Raka masih mematung di kursi taman belakang memikirkan maksud ucapan Kenan. Ia berfikir apa benar ia akan melakukan kesalahan fatal? Entahlah ia tersadar saat mendengar suara bel masuk.

***

Malam di hari di mana pesta itu dilaksanakan. Tamu yang sangat ramai berdatangan. Bukan hanya saudara atau teman Mommy Raka, melainkan teman dari Daddy-nya juga ikut di undang.

Malam ini penampilan Alena sangat cantik dengan gaun hitam yang sedikit renda membuatnya terkesan simple tapi memukau.

Di pojok dekat kolam renang, di sinilah anggota teman Raka berkumpul. Bercanda ria namun berbeda dengan Kenan yang ikut bergabung tetapi hanya diam saja.

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang