Teror

805 89 20
                                    

Pagi ini suasana cerah seperti hati Raka yang juga cerah sejak kejadian di pesta. Raka menuju ke kediaman rumah Alena dengan membawa mobilnya itu.

Tak butuh waktu lama Raka sampai di rumah Alena. Ia dipersilahkan masuk oleh Sonya dan menunggu di ruang tamu.

"Raka, Kakak tinggal kerja dulu ya." ucap Sonya.

"Oke, Kak." sahut Raka.

Selang berapa menit terdengar suara langkah kaki dari tangga.

"Maaf lama ya." ucap Alena turun dari tangga.

"Nggak apa-apa, kamu sarapan dulu."

"Gak usah, lagi gak mood." ujarnya tersenyum paksa kepada Raka.

Raka melihatnya itu bingung. Apakah dia melakukan kesalahan lagi?. Entahlah menurutnya tidak.

Sampai di sekolah Alena hanya diam tak bergeming sedikitpun. Raka menggenggam tangan Alena, ia tak menolaknya namun tetap saja Alena diam.

"Belajar yang rajin." ucap Raka setelah sampai di depan kelas Alena sambil mengacak-acak rambutnya.

Alena mengerucut sambil membereskan rambutnya dan mengangguk. Raka masih menatap Alena yang masuk ke kelasnya tanpa membalas ucapannya.

Raka masuk ke dalam kelasnya. Sepanjang pelajaran ia tak fokus karena memikirkan Alena.

"Pokoknya nanti aku harus minta maaf! Tapi aku kan gak punya salah sama dia. Apa gata-gara tadi malam aku gak ngucapin selamat malam? Selamat tidur? Masa hanya begitu dia marah? Arghhh." teriaknya frustasi membuat seisi kelas menatapnya.

"Raka ada apa?" Ucap tegas pak Rio

"Ah, hmmm, itu Pak. Sa- saya mau ke kamar mandi. Ya, saya mau ke kamar mandi." ucapnya linglung.

"Kamu itu bilang saja kalau mau menambah jam istirahat kamu." ucap pak Rio membuat Raka nyengir tak berdosa.

"Baiklah, pelajaran Bapak sampai di sini saja. Silahkan yang punya pasangan pergi ke pasangannya jika tidak punya pasangan selamat menikmati kejombloannya." lanjut Pak Rio membuat kelas menjadi riuh dan Pak Rio meninggalkan kelas.

Raka langsung menuju kelas Alena dan menunggunya di depan pintu kelas Alena. Bel istirahat berbunyi, tapi tidak ada tanda-tanda Alena keluar padahal gurunya sudah keluar, jadi ia memutuskan masuk ke kelas Alena.

"Alena mana?" tanyanya ke Agnes

"Dalem tuh." Raka langsung menyelonong masuk tanpa mendengar ucapan Agnes.

Raka mendekat ke Alena dan duduk di tempat duduk Agnes sedangkan Agnes and the geng sudah ke kantin meninggalkan Alena dan Raka di kelas berdua.

Bagaimana ia senyenyak ini padahal tempat duduk ia berada di depan sendiri. Alena tidur dengan melipat tangannya untuk menopang kepalanya.

"Alena bangun." panggil Raka pelan, namun tak ada pergerakan sedikitpun dari gadisnya.

"Alena, kamu sedari pagi belom makan, ayo ke kantin." lanjutnya mengelus rambut Alena.

"Alena." panggilnya dengan nada lembut.

"Sayang bangun." panggilan terakhir Raka itu membuat Alena membuka matanya tapi masih enggan menatap matanya.

"Kenapa? Sakit?" Tanya Raka, Alena menggeleng kecil.

"Terus? Ayo ke kantin." Alena menggeleng kembali.

"Yaudah tunggu di sini jangan kemana-mana." Alena masih enggan mengangkat kepalanya dan hanya menatap kepergian Raka.

Selang berapa menit Raka kembali dengan membawa nampan berisi semangkuk soto dan es teh. Alena mengangkat kepalanya lalu menatapnya.

RAKA [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang