Pulang sekolah Alena dan Agnes tidak jadi ke mall karena Agnes mendadak ada urusan penting.
Alena pun beranjak pergi dari kelas karena tinggal dia saja yang ada di kelasnya. Hendak melangkah pergi dari pintu kelas, Alena dikejutkan oleh suara cowok.
"Lama banget sih keluarnya? Gue udah lama nunggu lo di sini!" Ujarnya datar sepertinya Raka sekarang sedang marah.
"Kamu nungguin aku? Kataku kamu udah pulang gara-gara tadi aku bilang mau ke mall." balas Alena memandang Raka dihadapannya.
"Terserah, Lo mau pulang atau tetep mau di sini." ucapnya berlalu meninggalkan Alena yang masih memandang bahu Raka yang semakin menjauh.
"Eh, tungguin." berlari mengejar Raka dan mampu mensejajarkan langkahnya.
"Maaf udah bikin lama kamu nunggu." ucap Alena yang dibalas deheman Raka.
Keduanya masuk dalam mobil. Raka berhenti ketika rambu lalu lintas itu berwarna merah.
Alena yang duduk santai di dalam mobil itu menoleh ke samping jendela mobil, lalu ia menatap pemandangan jendela mobil.
"Ka, kamu bisa gak nanti kita berhenti di depan sana?" Pinta Alena membuat Raka mengernyit tanda bertanya 'kenapa'.
"Please ya." pintanya lagi menyatukan tangannya memohon.
Tanpa aba-aba kini lampu sudah menjadi hijau dan Raka segera mengikuti kemauan cewek di sampingnya itu dengan menepikan mobilnya.
"Awas saja apa yang dilakukan gadis itu tidak penting, gue bakal tinggalin dia sendirian di sini" batin Raka dalam hati kesal.
Alena langsung turun dari mobil begitupun juga Raka yang ikut turun. Raka melihat gadis itu berlari menuju dua bocah kecil dekat lampu merah itu.
Raka ikut menghampirinya.
"Adek kenapa nangis?" Tanya Alena sambil membawa bocah itu menuju tempat duduk yang tak jauh dari mereka.
"Adek aku lapar Kak, tapi aku gak punya uang buat beli makanan." ujar bocah yang lebih tua dari bocah yang menangis.
Mungkin umurnya sekitar 8 tahun sedangkan adiknya sekitar umur 5 tahun.
"Kalian lapar? Kalian tunggu sini ya. Jangan kemana-mana, kakak nanti balik lagi" titah Alena yang hendak pergi namun dicegah oleh Raka.
"Lo di sini aja, biar gue yang beliin." ungkapnya membuat Alena mengangguk.
Selang berapa menit Raka sudah membawa dua bungkus nasi. Kedua bocah itu sangat lahap memakannya.
"Kalian tinggal dimana?" Tanya Alena ditengan makannya mereka.
"Kita tinggal di mana aja kak selama bisa tidur, kita kalau siang ngemis kalau malem kita tidur seadanya." jelas kakak bocah kecil yang berusia 8 tahun itu.
Mereka berdua sudah selesai makannya.
"Kakak makasih ya atas makanannya, kita baru kali ini makan ya enak banget, oh iya kenalin nama aku Gio dan ini adek aku Nino. Kalau nama kakak siapa?" Tanya Gio.
"Nama kakak Alena dan di samping kakak ini namanya Kak Raka" balasnya sambil menyikut Raka agar menanggapinya.
"Kalian beneran gak punya tempat tinggal?" tanya Raka setelah sekian lama hanya berdiam saja menyimak perbincangannya mereka.
"Iya kak, dulu waktu aku umur 5 tahun kedua orangtuaku meninggal dunia akibat kecelakaan sedangkan rumah dan isinya habis untuk membayar utang kedua orangtuaku." jelas gio.
"Kalian mau gak ikut kakak?" Tanya Raka lagi.
"Kemana kak?" Gio balik bertanya.
"Ikut aja nanti kalian bakal tau, kakak juga gak bakal maksa kalian kalau kalian gak betah tinggal di sana, yaudah ayo." ajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [Completed] ✓
Teen FictionPerjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Siapa sangka dibalik sifat dingin Raka itu, memiliki masa lalu yang bisa membangunkan s...