28

436 11 0
                                    

Kriiinggg kringggg

"Ok anak-anak siapkan diri kalian minggu depan kalian sudah UAS ibu harap kalian mendapat nilai yang bagus." ucap Guru tersebut lalu keluar dari kelas.

Dhiya langsung membereskan semua barang-barangnya. "Ta gw pamit duluan ya." pamit Dhiya yang tak dihiraukan Tata.

"Ta...Tata." panggil Dhiya sambil memengan bahu Tata.

"Apasih loh,pengan-pengan." sentak Tata membuat Dhiya kaget.

"Loh kenapa Ta?"

Tata menatap sinis Dhiya mengambil tas nya pergi dengan sengaja menabrak bahu Dhiya, Dhiya yang melihat perlakuan Tata membuatnya sedih.

Dhiya langsung keluar kelas menuju gerbang sambil memesan grab,belum juga Dhiya memesan hpnya sudah di ambil seseorang yang memperhatikan Dhiya dari jauh.

"Loh pulang bareng gw." ucapnya.

"Ngak usah,gw naik grab aja."

"Ngak loh pergi bareng gw pulang juga bareng gw."

"Apasih Lif, gw naik grab aja gw ngak enak sama Dini." ucap Dhiya dan langsung mengambil hpnya lalu pergi.

Alif langsung mengejar Dhiya dan menahannya "gw bilang pulang bareng gw ya bareng gw." ucap Alif penuh penekan membuat Dhiya terdiam baru kali Alif bersikap seperti itu.

Alif langsung menarik Dhiya,membuat Dhiya mau tak mau harus mengikutinya. Sesampai didepan mobil Alif,Dhiya tak langsung masuk Dhiya memperhatikan Alif yang memasukan tas nya dibelakang membuat Dhiya bingung.

"Lif,Dini mana?"

"Udah pulang duluan."

"Loh? Kenapa bareng?"

"Ngak tau,emang kenapa?"

"Gw jadi merasa bersalah."

"Lah? Loh kan ngak punya salah, ngapain jadi ngerasa bersalah gitu?"

"Kalian kan lebih dulu dekat,tapi pilih lebih gw." ucap Dhiya sambil menudukkan kepalanya.

Alif yang melihat itu hanya tersenyum singkat lalu mengangkat dagu Dhiya dengan telujuknya. "Gw ngak suka loh  menunduk, Mahkota loh jatuh nanti." ucap Alif dengan menatap dalam mata Dhiya.

Dhiya hanya diam, jujur Dhiya menikmati tatapan mata itu, Dhiya suka tatapan itu. Dan Dhiya ingin melihat tatapan itu.

"I love you." ucap Alif tanpa suara membuat Dhiya tersadar.

Dhiya tersenyum lalu menganguk kepala "I love you too." balas Dhiya membuat Alif tersenyum lalu mengacak-acak rambut Dhiya.

"Yuk." Dhiya langsung masuk kedalam mobil begitu Alif. Tanpa mereka tau ada seseorang yang menatap mereka dengan benci.

Alif langsung menjalankan mobilnya keluar dari parkiran sekolah,didalam mobil kedua nya sibuk dengan pikiran masing-masing. Canggung itulah yang terjadi diantar mereka.

"Dhiya." panggil Alif.

"Hmm." dehem Dhiya sambil melihat ke arah Alif.

"Gw sayang loh."

Dhiya diam. "Dini?"

"Gw sama dia hanya temen."

"Tapi dia punya perasaan sama loh."

"Tapi gw sayangnya sama loh."

Dhiya diam. Dhiya bingung disatu sisi dia tidak mau kehilangan Alif tapi disisi lain dia tak tega dengan Dini. Dhiya membuang pandangan ke arah jendela. Alif melihat itu langsung memegang tangan Dhiya mengusap pelan tak membuat Dhiya bergeming.

Alif memberhentikan mobilnya didepan kedai eskrim. Membuat Dhiya tersenyum Alif yang melihat itu ikut tersenyum. "Makan eskrim dulu ya baru pulang." ucap Alif lalu turun di ikut oleh Dhiya.

Mereka masuk kedalam kedai tersebut." Mas, pesan satu vanila ya. Loh apa Dy?"

"Gw mau vanila,coklat,green teh,red velvet." ucap Dhiya dengan semangat.

"Banyak banget?"

"Ya ngak papa."

"nanti loh sakit Dy."

"Yaudah kalau ngak mau pulang aja." ucap Dhiya cemberut.

"Ehh iya iya." ucap Alif pasrah.

Sang penjual hanya tersenyum melihat kedua sejoli itu. Seperti anak kecil.

"Ditunggu ya mass." ucap penjual.

Dhiya dan Alif lalu pergi mengambil tempat, Alif sibuk dengan gamenya dan Dhiya memperhatikan itu. Merasa di perhatikan Alif langsung menaikan pandangannya. Tatapan mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum mas nya datang membawa pesanan mereka.

"Mas,mba ini pesanan nya."

"Ehh iya, makasih mas." ucap Dhiya dengan senyumanan.

Keduanya sibuk makan,saat Alif sudah selesai makan Alif memperhatikan Dhiya yang masih ada 2 mangkok lagi.

"Dy itu habis?"

"iyaa habis tenang aja."

Alif tidak membalas perkataan Dhiya namun memperhatikan setiap gerakan Dhiya. Alif tersenyum lalu mengambil tissue "makan jangan kayak anak kecil bisa?" Dhiya hanya tersenyum membuat Alif gemes lalu mencubit pipi Dhiya.

"Udah?" Ucap Alif yang diangguki oleh Dhiya."

"Yuk."

"Yuk." balas Dhiya.

Setelah membayar mereka lalu masuk kedalam mobil kembali. Alif langsung mengantar Dhiya kerumah. Sesampai didepan rumah,sebelum turun Dhiya Alif menahan Dhiya.

"Iyaa?"

"Jangan pergi."

"Gw ngak akan pergi sebelum loh yang suruh."

"Dan gw ngak akan pernah minta loh pergi."

"Gw sayang loh."

"Itu udah kesekian kalinya loh ngucapin itu. Kita jalani aja semuanya." ucap Dhiya tersenyum lalu keluar dari mobil Alif.

Alif langsung menjalankan mobilnya.Dhiya hanya memperhatikan mobil Alif sampai menghilang. Lalu Dhiya masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawab Santi

"Dhiya langsung kekamar ya bun, Dhiya capek banget."

"Turun ya,Bunda udah masak itu."

"Iyaa."

Dhiya langsung kekamar,menyimpan sepatu dan tas nya lalu kekamar mandi untuk membersihkan diri tak sampai 10 menit Dhiya selesai, Dhiya keluar dengan baju kaos dan hot pants. Dhiya langsung keluar kamar menuju meja makan. Sesampai di meja makan Dhiya langsung mengambil semua lauk.

Setelah selesai makan Dhiya langsung mencuci piringnya lalu masuk kekamar mematikan lampu lalu naik keatas kasur dan tak sampai 10 menit Dhiya sudah berada alam mimpi.

Dhiya lelah tapi bukan lelah fisik namun lelah batin yang menguras 2 kali lipat tenaganya.

***












WHERE MY HOME? (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang