32

312 16 0
                                    

Sesampai disekolah,Dhiya langsung pergi meninggalkan Alif tanpa sepatah kata pun. Alif yang melihat itu mengyeritkan keningnya bingung lantas mengejar Dhiya.

"Dhiyaaa." panggil Alif ketika sudah mendapat pergelangan Dhiya.

Dengan kasar Dhiya langsung menghempas tangan Alif. "Ngak usah sentuh-sentuh gw." ucap Dhiya dengan kasar.

"Loh kenapa lagi Dy?" tanya Alif.

"Ngak kenapa-kenapa." jawab Dhiya lalu pergi.

"Loh bisa ngak, ngak usah bersikap kayak anak kecil." ucap Alif sedikit berteriak membuat Dhiya berhenti.lalu berbalik mengampiri Alif.

"Gw atau loh yang bersikap seperti anak-anak hah!!!."

"Loh!!!" ucap Alif penuh penekanan.

"Oh gw? Nih yang kayak anak-anak?" ucap Dhiya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Lantas Dhiya mengambil hpnya lalu membuka galeri dan menindis salah satu foto lalu diperlihatkan ke Alif. Alif yang melihat foto itu diam. Entah tiba-tiba mulutnya menjadi kaku.

"Lalu sekarang siapa yang seperti anak-anak?" tanya Dhiya.

"Kita cuman teman Dy." ucap Alif.

"Oh temen.Yaudah." ucap Dhiya.

"Apasih Dy,jangan kayak gini." ucap Alif yang mulai jengah dengan tingkah Dhiya.

"Gw,ngejauh dari David cuman buat loh, dan ini balasan loh? Gw ngak nyangka aja. Disaat gw ajak loh jalan loh bilang lagi ngebantu nyokap yang nyata-nyata loh lagi jalan sama Dini." jelas Dhiya dengan emosi yang siap meledak.

Alif diam.

Dhiya lantas meninggalkan Alif yang diam seperti patung. Alif menatap kepergian Dhiya yang semakin jauh.

Dhiya langsung menuju ruangan yang telah di atur oleh guru Dhiya langsung duduk memasang earphone moodnya pagi ini hancur karena masalah tadi. Jujur saja Dhiya kecewa ketika Alif lebih memilih orang lain ketimbang dirinya.

Satu per satu murid didalam ruang Dhiya datang dan pengawas pun datang. Setelah meng scan id kode ulangan semua mulai mengerjakan termasuk Dhiya. Setelah 2 jam mengerjakan tugas. Dhiya langsung membereskan barangnya tak lupa memasang earphone lalu Keluar kelas. Dhiya sengaja mengeraskan volume musiknya.

Sepanjang koridor yang Dhiya lewati muka Dhiya benar-benar datar tanpa ekspresi,saat melewati kantin Dhiya tak sengaja melihat Alif bersama Dini yang tampak bahagia. Dini yang tak sengaja Melihat Dhiya langsung memberi tatapan sinis dan senyum smirk, Dhiya yang melihat itu langsung membalas tatapan Sinis Dini lalu pergi.

Dhiya berniat pesan grab,namun tiba-tiba ada yang mengambil hp Dhiya,membuat Dhiya kesal bukan main.

"Ehhh apa sih." ucap Dhiya kesal lalu melihat siapa yang mengambil dan ternyata itu Alif.

"Loh pulang bareng gw." ucap Alif.

"Sini hp gw." ucap Dhiya kesal.

"Loh pergi bareng gw,pulang bareng gw." ucap Alif dengan nada yang sedikit tinggi.

"Apa untungnya gw pulang bareng loh?"

"Loh lebih aman sama gw." ucap Alif.

"Udah loh pulang bareng Dini gw mau naik grab aja." ucap Dhiya yang berusaha mengambil hpnya.

"Loh pulang bareng gw."

"Gw ngak mau!!! Sini hp gw!!!!"

"Pulang barang gw Dhiya!!!" ucap Alif.

"Terserah." ucap Dhiya lalu pergi.

Alif yang melihat itu lantas mengejar Dhiya. "Loh apa-apasih Dy jangan kayak anak kecil bisa?"

"Gw bersikap seperti cewek pada umumnya,ketika orang yang dia suka lebih memilih orang lain ketimbang ceweknya." ucap Dhiya lalu meninggalkan Alif tak lupa dengan hp yang sudah Dy rampas dari Alif. Dhiya langsung memesan grab dan tak sampai 5 menit grab Dhiya datang.

Tujuannya saat ini bukan rumah,melainkan taman yang selalu menjadi tempatnya berkeluh kesah.sesampai Dhiya ditaman Dhiya langsung duduk di rumput tak peduli dengan rok nya kotor.Menatap senja yang akan tenggelam.

"Senja akan selalu datang dan pergi. Datang memberi mu secercah cahaya lalu pergi meninggal luka."

Dhiya berdiri membersikan kotoran yang ada pada roknya. Lalu pergi dari taman tersebut seorang diri.

"Assalamualaikum." ucap Dhiya.

"Wa'alaikumsalam." ucap Santi. "Dari mana kok jam segini baru pulang." lanjut Santi.

"Habis dari taman,Dhiya kekamar ya bun,mau istirahat." ucap Dhiya tanpa menunggu jawaban dari Santi.

Sesampai dikamar,Dhiya langsung meletakkan sepatu dan tasnya lalu menuju kamar mandi. Tak sampai 10 menit Dhiya selesai Dhiya keluar dengan baju kaos yang menutupi sebagian pahanya dengan hot pants yang terbilang pendek.

Setelah itu Dhiya langsung menuju kasur Menyalakan laptopnya,mencari film yang bisa menghilang semua badmoodnya. Setelah dapat Dhiya langsung menonton tanpa memperdulikan hpnya.

Setelah hampir 5 jam menonton Dhiya merasa matanya sudah panas.Dhiya langsung mematikan laptopnya lalu menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai Dhiya langsung mengcek hpnya dan ternyata banyak notic yang masuk.

Panggilan tak terjawab 25 Alif.

Pesan yang belum terbaca 250 Alif.

Panggilan tak terjawab 15 David.

Pesan yang belum terbaca 50 David.

Dhiya langsung membuka itu semua lalu membalas pesan Alif terlebih dahulu lalu David. Selang beberapa menit Alif langsung menelfon Dhiya.

"Haloo." ucap Dhiya.

"Loh darimana? Kenapa loh ngak angkat telfon gw dari tadi." ucap Alif sedikit emosi.

"Gw habis nonton tadi,hp gw silent." ucap Dhiya tenang.

"Gw khawatir sama loh!!!dan ternyata loh nonton,kenapa loh ngak bilang dulu? Biar gw ngak kepikiran." balas Alif.

"Apasih loh!!!bokap gw aja ngak segitunya banget,kenapa gw harus gitu banget sama loh." ucap Dhiya emosi.

"Gw khawatir sama loh Dy. Bisa ngak sih loh pahami itu?"balas Alif.

"Kenapa harus gw yang selalu mengerti loh sedangkan loh ngak? Loh egois." ucap Dhiya menahan sesak. "Harusnya dari awal gw ngak perna terlalu baper sama loh,karena inilah yang gw dapat." sambung Dhiya. lalu mematikan telfon sepihak.

Dhiya langsung menyimpan hpnya lalu menuju kamar mandi mencuci muka,setelah itu Dhiya menuju jendela balkon karena diluar hujan sangat deras.

"

Pelangi akan muncul setelah hujan adalah janji alam bahwa masa buruk telah berlalu dan masa selanjutnya akan baik-baik saja."

"Apa mungkin?"

Dhiya langsung menutup gorden kamarnya mematikan lampu lalu menuju kasur,menutup dirinya dengan selimut. Dhiya menatap langit-langit kamar yang tak tampak ditemani dengan suara hujan yang begitu deras. Dhiya langsung nutup matanya "jika di dunia nyata yang kau berikan hanyalah kesedihan,tolong di tidur ini berikan aku kehidupan yang indah walau hanya sesaat." ucap Dhiya dalam hati lalu tertidur tak sampai 10 menit Dhiya sudah berada di alama mimpinya.

***




WHERE MY HOME? (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang