Santi berjalan menaiki tangga menuju kamar Dhiya,karena sekarang sudah jam 07:00 saat masuk dikamar Dhiya,Santi melihat melihat Laptop di ujung kasur yang hampir jatuh lalu mengambil dan menyimpan di tempat seharusnya.
"Dhiyaaaa bangun,jangan sampai telat kamu ulangan itu." ucap Santi lalu keluar dari kamar Dhiya.
"Eughhh." lenguh Dhiya Sambil mengucek matanya. Dhiya turun dari kasur dan langsung menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Tak sampai 10 menit Dhiya selesai.
Dhiya menuju meja rias memoleskan beda baby dan sedikit pelembab bibir.setelah di rasa sempurna Dhiya langsung turun sesampai dibawa Dhiya kaget dengan kehadiran seseorang yang tampak sampai dengan Kemeja kerja.
"Loh ngapain disni?" tanya Dhiya.
"Mau ngantar loh sekolah." ucapnya.
"Gw bawa motor." balas Dhiya.
"Udah Dy sama David aja motor kamu juga kempes itu." ucap Santi dari arah Dapur.
"Hah? Kempes kok bisa?" tanya Dhiya bingung.
"Ngak sengaja ke injak apa gitu, bunda lupa." yaudah kamu pergi sama sana udah mau jam 08:00 itu." lanjut Santi sambil menyuruh Dhiya dan David pergi.
"Yaudah,Assalamualaikum." ucap Dhiya sambil menyalim tangan Santi di ikut David dari belakang.
"Pamit ya tan." ucap David yang di angguki Santi.
Setelah itu David menyusul Dhiya yang duluan keluar "Dy ayo." ajak David yang tengah sibuk main hp.
David langsung memberi helmet pada Dhiya yang di terima langsung Setelah memakai helmet tersebut Dhiya langsung naik di motor. Setelah motor tersebut jalan membenahi jalan dengan yang masih tampak sepi.
Dhiya memegang tasnya dan mengeraskan badannya agar tak terjatuh ke depan. Tiba-tiba tangan David ke belakangan mengambil tangan Dhiya lalu menaruhnya ke pinggang David. Dhiya diam,jujur Dhiya risih tapi bingung harus seperti apa.
Sesampai di depan sekolah Dhiya, Dhiya langsung turun dan tak lupa memberi helmet ke David yang di terima senang hati.
"Nanti pulang kabarin." ucap David.
"Ngak usah nanti pulang naik grab aja." jawab Dhiya sambil memengan tasnya seperti anak kecil.
"Loh pulang bareng gw Titik!!!" final David.
"Ihhhsss." kesel Dhiya.
"Jangan ngambek nanti gw beliin eskrim." ucap David.
"Iyaaa? Janji?" ucap Dhiya dengan semangat.
"Iyaaa sayang." ucap David tersenyum sambil mengusap kepala Dhiya.
"Yaudah kalau gitu gw berangkat ya. Assalamualaikum." pamit David.
"Wa'alaikumsalam." balas Dhiya lalu masuk ke dalam sekolah. Yang tanpa Dhiya sadari Alif memperhatikan dari awal Dhiya masuk.
Saat hendak memasang headset Alif langsung mengambil headset tersebut dengan kasar. Dhiya yang di perlakuan seperti itu langsung diam karena kaget perlakuan Alif.
Alif menatap tajam Dhiya membuat Dhiya merasa sedikit takut. "Kenapa loh Pergi sama cowok lain padahal gw udah capek-capek belain bangun pagi buat jemput loh buat pergi bareng. Dan ternyata loh pergi sama David!!!!" ucap Alif marah.
"Gw sama David cuman temen aja,santai aja ngak usah ngegas gitu." ucap Dhiya santai.
"Temen loh bilang? Mana ada temen sampak peluk gitu?"
"Dan mana ada temen sampai suap-suap gitu?" tanya bali Dhiya membuat Alif diam.
"Maksud loh?"
"Udahlah ngak usah bingung gitu. Gw liat kok loh makan berdua bareng Dini di kantin." ucap Dhiya hendak pergi namun di tahan oleh Alif.
"Dia cuman bantuin gw makan Dy."
"Gw punya tangan buat bantu loh makan ,kenapa harus pake tangan orang lain?" "Loh yang selalu mau di mengerti tanpa mengerti orang lain. Loh egois tau ngak. Loh ngak mau gw dekat-dekat sama David sedangkan loh sendiri ngak mau jauh dari Dini." Ucap Dhiya santai namun menusuk.
Alif diam.
"Apa? Ngak bisa ngomong kan loh,udahlah gw capek harus jadiin loh beban, gw mau kita selesai." ucap Dhiya.
"Gw ngak mau!!!!" ucap Alif sponta.
"See? loh egois bukan?" Ucap Dhiya sinis. Lalu pergi tak lupa dengan headset yang dia rampas.
Dhiya lalu pergi meninggalkan Alif yang tampak seperti orang frustasi. Setelah itu Alif pergi menuju taman belakang sekolah. Untuk menghilang rasa kesalnya.
Sesampai di taman belakang Alif duduk di kursi yang sedikit berkarat tak perduli celananya kotor atau tidak. Tiba-tiba ada sebuah botol dingin yang menyentuh pipi Alif. Dan ternyata itu Dini.
Alif hanya melihat sekilas lalu kembali menatap lurus kedepan. Dini langsung duduk di samping Alif. Menyimpan minuman tersebut di samping.
"Loh kenapa?" tanya Dini
Alif diam.
"Liff,loh kenapa?" tanyanya sekali lagi.
Alif masih diam.
"Alif..."
Alif langsung berdiri namun ditahan oleh Dini. "loh kenapa sih." tanya Dini yang mulai kesel.
"Pergi loh!!!!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE MY HOME? (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU KARNA ADA BEBERAPA PART YANG TERKUNCI❗❗ Jangan lupa follow dan vote❤ Vote dari kalian adalah kesenangan tersendiri bagi author. ❗WARNING❗ TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗❗ **** Sesuatu yang rusak bukan berarti yang lainnya rusak. Jika rusak...