Lepas jika tak ingin di genggam. Lupakan jika tak ingin di ingat.
Suara itu mudah tapi melaksanakan itu sulit. Jika dia tak ingin,lepaskan jangan mengenggam duri-duri. Jika melepaskan itu sakit maka menangislah. Jika menurut mu itu begitu menyakitkan maka menangislah. Tak ada yang melarangmu untuk menangis. Tapi cepatlah bangkit,waktumu masih panjang. Bumi masih luas. Semua orang punya cinta tapi carilah orang yang tepat untuk di cintai. Menangislah sekuatmu hingga tak satu suara mampu kau dengar, tak secercah bahagia mampu kau liat.Tapi setelah selesai menangis lihatlah keluar, berjalanlah sepertk tak ada apa-apa,lakukan sesuatu yang membuatmu bahagia. Never give up. Banyak yang bersamamu untuk menghibur. Maybe. Things take time. Tapi percayalah waktu terus berjalan semuanya akan baik-baik saja, kau akan terbiasa tanpamu seperti kau mengenalnya. Tuhan akan memberikan bahagia. Just let in flow. Mengalir lah seperti air. Banyak yang menyayangimu selain dia. Kau akan menemukan bahagia suatu waktu.
kata orang bahagia itu dibuat,kataku bahagia akan datang.Kata orang jatuh cinta itu menyenangkan kataku tak selalu bagaimana jika kau jatuh cinta pada seseorang yang tidak tepat.kata orang semua yang kau inginkan harus kau perjuangkan,kata ku tak semua yang kau inginkan harus menjadi kenyataan.
Tidak ada yang salah aku, kau ataupun dia semua benar.Tapi dari pandangannya masing-masing.
***
Dhiya menatap langit dari balkon kamarnya,langitnya sedikit gelap yang kemungkinan akan hujan. "Mendung belum tentu hujan." Dhiya masuk kedalam kamar,mengganti pakaiannya lalu keluar dari kamar,Dhiya sedikit berlari menuruni anak tangga.
"Dhiya jangan lari jatuh nanti." tegur Santi.
Dhiya hanya tersenyum.
"Mau kemana?" tanya Santi melihat Dhiya dari atas sampai ke bawa.
"Mau ke cafe bentar yaa bun." ucap Dhiya.
"Mau ngapain? Ketemu orang? Tanya Santi bingung.
"Ngak cuman pengen aja,ya bun... Sebentar doang kok." ucap Dhiya sambil tersenyum.
"Yasudah hati-hati.Pulangnya sebelum hujan,langitnya mendung kayak bakalan hujan keras." balas Santi.
"Siap." ucap Dhiya sambil memberi hormat.
Dhiya berjalan menuju gerbang rumah, setelah menutup gerbang,Dhiya berjalan kaki sepanjang jalan Dhiya menikmati angin malam sambil mendengarkan musik yang sesuai dengan suasana malamnya.
Setelah sampai di sebuah cafe minimalis namun elegan Dhiya masuk dan melihat beberapa pasangan yang mungkin sedang menghambiskan waktu berdua atau sekedar ingin minum hot chocolate, Dhiya melihat sekeliling lalu berjalan menuju kursi pojok.
Setelah duduk. Seorang pelayan.
"mba mau pesan apa?"tanya pelayan itu dengan ramah."Saya mau pesan hot chocolate sama roti bakar."
"itu aja mba?"
"iyaaa."
"mohon di tunggu ya mba." ucap pelayan tersebut lalu pergi.
Dhiya melihat kearah jendela luar,menatap langit yang mulai gelap dan setes demi setes air hujan mulai turun dan menjadi hujan yang sangat deras.
"Mba ini pesannya,selamat menikmati." ucap pelayan tersebut sambil menaruh pesanan Dhiya lalu pergi.
"Terima kasih."
Dhiya menikmati,sambil mengscroll instagram. Dhiya menaikkan pandangan dan bertepatan juga dua orang masuk kedalam cafe dengan bahas kuyup.
Dhiya menyimpan minumnya dengan pandangan yang tak lepas dari keduanya. Hingga sebuah adengan dimana yang membuat dirinya flashback.
Dhiya sampe dirumah dengan basah kuyup,Dhiya langsung naik ke atas kamar,mengganti bajunya. Setelah selesai Dhiya berdiri di depan meja rias sambil menyisir rambutnya,dengan pikiran yang terus berputar tentang adengan yang dirinya liat tadi.
***
Flashback off.
Dhiya melihat cowok itu mengambil tangan si cewek lalu disatukan,dan cowok itu meniup dan mengusap telapak tangan sih cewek,ingatkan Dhiya kembali berputar tentang dirinya dan cowok itu.
Dhiya langsung membuang pandangnya ke arah jendela,membuang semua perasaan itu. Dhiya langsung menghabiskan minum dan makannya dengan cepat. Lalu menyimpan uang di atas meja.
"Dhiya?"
Dhiya berbalik dan menatap keduanya dengan tajam.
"loh mau pulang?" tanyanya.
"Apa pentingnya buat loh?."
"Diluar hujan deras Dya,nanti aja pulangnya gw anter."
"Gw bisa pulang sendiri." balas Dhiya saat hendak keluar namun di tahan.
"Gw bilang nanti aja pulangnya!!!" ucap cowok tersebut sambil menahan lengan Dhiya.
Dhiya mensentak tangan cowok itu dengan keras. "Loh ngak usah pedulin gw,ngak ada untungnya buat gw." balas Dhiya.
"Loh bisa ngak ngehargain usaha orang." ucap Dini yang sudah tersulut emosi.
Dhiya menatap tajam Dini lalu menatap Alif. " dan loh apa bisa menghargai perasaan orang lain? Ngak usah sok baik deh loh didepan Alif. Mau cari muka loh? Loh dengar ini baik-baik. gw ngak perna minta buat loh perhatin ngak ada untungnya buat gw. Bahkan gw juga udah nyuruh dia buat ngejauhkan??? Tapi apa?" Tanya Dhiya.
"Gw ngak bisa." jawab Alif.
"See,loh dengarkan!!! Punya kuping kan loh? Pake pelet sana biar cowok loh bisa benci sama gw." ucap Dhiya lalu pergi menebus hujan yang sangat deras.
Selama di jalan,Dhiya berjalan sangat lambat menikmati setiap tetes hujan yang semesta turunkan.
"Nikmati setiap tetesan hujan yang turun,dan anggap itu sebagia obat atas luka yang dirinya buat."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE MY HOME? (REVISI)
Fiksi RemajaFOLLOW DULU KARNA ADA BEBERAPA PART YANG TERKUNCI❗❗ Jangan lupa follow dan vote❤ Vote dari kalian adalah kesenangan tersendiri bagi author. ❗WARNING❗ TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗❗ **** Sesuatu yang rusak bukan berarti yang lainnya rusak. Jika rusak...