Dhiya tengah berada di rooftop dengan air soda di tangan kananya. Menatap lurus kedepan dengan tatap kosong. Dhiya ingin menangis namun sayang air matanya sudah habis. Mungkin dengan meminun soda sebanyak itu bisa membuat Dhiya cepat mati. Pikirnya.
"Loh apa-apaan sih,minum kaya begitu loh pikir itu bagus hah!!!." ucap cowok itu tiba-tiba dengan membuang soda yang di pengan Dhiya.
Dhiya hanya diam menatap cowok itu dengan acuh lalu beranjak pergi,namun belum beberapa langkah cowok tersebut menahan tangan Dhiya.
"Gw tau gw salah,tapi ngak gini caranya Dya. Jangan siksa gw dengan cara loh seperti ini. Gw lebih suka lo caci maki lo. Lo pukul gw lo apa kek!!! Terserah. Dari pada loh harus diam seribu bahasa seperti ini." ucap parau cowok itu.
"Kata-kata gw udah udah habis buat loh." balas Dhiya.
"Gw minta maaf Dya."
"Jika kata "MAAF" itu berharga dan berlaku gak akan ada orang yang dipenjara."
"Apa yang harus gw lakuin agar lo mau maafin gw?" pasrah cowok itu.
"Pergi!!!!"
"Gw ngak bisa Dya."
"Hidup gw udah terlalu rumit,udah terlalu banyak beban, Jangan loh tambah ya Lif." ucap Dhiya lalu pergi meninggal Alif.
Dhiya langsung menuju kantin membeli minuman yang tadi dibuang oleh Alif,sebenarnya uang jajan Dhiya sudah mau habis namun karena keinginannya lebih besar akhirnya Dhiya membeli. Lalu kembali kekelas.
Dhiya duduk di bangkunya,memasang headset dengan suara sedang menatap lurus kedepan. Dhiya mirip seperti mayat hidup tak ada tawa dan senyum yang selalu Dhiya tunjukan kepada orang-orang.
Kriiingggg kringggggg
Bel pulang membuat semua murid-murid disekolah Angkasa wijaya bersorak gembira,namun tidak dengan Dhiya.
Dhiya langsung membereskan semua barang-barangnya. Hari ini Tata tidak kesekolah. Dan hari ini pun Dhiya tak membawa motor. Membuat Dhiya harus pulang jalan kaki.
Setelah selesai Dhiya langsung memasang headset lalu keluar dari kelas,Dhiya melihat sekelilingnya mereka tertawa tanpa beban seakan-akan disini hanya Dhiya lah yang paling menyedihkan.
Saat ingin menyeberang tali sepatu Dhiya terlepas Dhiya berdecak kesals,lalu melihat kekanan kiri lalu jongkok untuk mengikat sepatunya. Saat sudah hampir selesai tiba-tiba dari arah kanan ada mobil melajuh kencang.
"DHIYAAAAAA AWASSSSS." Teriak Alif.
Waktu terlalu cepat. Dhiya sudah tak merasakan apapun lagi. "Dhiya tolong bertahan gw mohon." ucap Alif tergesal-gesal.
"G...W sayang loh." setelah mengucapkan itu mata Dhiya tertutup dengan sempurna.
"Dhiya!!!!! Tidak Dya... Tidak. Buka mata loh gw mohon buka Dhiya." ucap Alif sambil memeluk Dhiya.
Tolong panggilkan ambulance, Tak sampai 10 menit kemudian mobil ambulance datang. Orang-orang disana membantu untuk mengangkat Dhiya.
Setelah 20 menit akhirnya mereka sampai dirumah sakit tersebut.Setelah sampai Dhiya langsung di bawa ke ICU karena Dhiya terlalu banyak mengeluarkan darah. Saat sudah hampir diruangan ICU Alif di tahan.
"Maaf mas,batas pengantaran hanya sampai disini." ucap suster tersebut lalu menutup pintu.
Alif duduk dilantai dengan kepala yang dia sembunyikan di antara kedua lututnya. Kenapa harus Dhiya?.
10 menit Santi datang bersama suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE MY HOME? (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU KARNA ADA BEBERAPA PART YANG TERKUNCI❗❗ Jangan lupa follow dan vote❤ Vote dari kalian adalah kesenangan tersendiri bagi author. ❗WARNING❗ TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗❗ **** Sesuatu yang rusak bukan berarti yang lainnya rusak. Jika rusak...