30

381 11 0
                                    

Sepulang dari rumah Dhiya,David tak langsung pulang melainkan singgah di sebuah taman yang terdapat danau yang memperlihatkan tenggelamnya matahari.

Setelah sampai di taman tersebut David langsung duduk direrumputan tanpa memperdulikan celananya yang kotor. David menatap danau yang tenang dan damai,ditambah senja yang akan tenggelam menambah kesan indah.

Pandangannya kosong,David bahkan sesekali tersenyum,mengingat bagaimana Dhiya tersenyum bahkan tertawa karna dirinya. Dan sekarang? Dhiya mala menjaga jarak dengan dirinya. 

David menghelas napas pelan,menahan sesak yang ada dalam dirinya lalu menutup matanya menetralkan rasa sakitnya. Baru kali ini dirinya seperti ini,bahkan cewek sebelumnya tak perna membuatnya sesakit ini apa ini namanya "kehilangan yang bahkan belum sempat di genggam."

David berharap tenggelamnya senja  sakitnya ikut bersamanya,namun sayangnya tidak. Sakit itu masih tetap membuat dada sesak napas. David menghelas napas pelan lalu berdiri membersihkan celananya lalu menuju mobilnya.

Saat memasuki mobil pun David tetap menetralkan napasnya yang membuatnya sesak napas. David menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menghiraukan semua klakson.

Sesampai didepan rumah David hanya mengklakson dan saptam sudah sigap membuat pintu. David langsung masuk dan tak lupa mengucapkan "Makasih." Setelah memparkir mobilnya. David langsung masuk.

"Assalamualaikum." ucap David.

"Wa'alaikumsalam." ucap Deswita diruang tamu. David langsung menghampiri Deswita dan langsung memeluk sang Mama yang membuat Deswita bingung. Namun tetap membalas pelukan sang putra.

"Ada apa Vid?" Tanya Deswita sambil mengusap kepala sang putra.

David tetap Diam.

"David sayang Dhiya." ucap David tertahan.

Deswita diam,dia sudah mengerti kemana arah pembicaraan David. Deswita bingung kenapa baru sekarang David seperti ini. Bahkan sebelumnya David tak perna seperti ini.

"Mama kira kamu sama Dhiya cuman temen kan?"

"Ya,emang cuman temen,tapikan perasaan ngak ada yang tau Ma." ucap David melepas pelukannya.

"Terus kenapa kamu jadi gini,kalau sayang ya perjuanginlah." ucap Deswita.

"Tapi Dhiya cuman anggap David temen Ma,ngak lebih." ucap David lesu.

Deswita diam.

"David kekamar ya Ma, capek banget." ucap David berlalu.

Deswita hanya menatap putra sulungnya itu dengan bingung. Dia sendiri bingung harus berbuat apa?

Sesampai David di kamar,David melepas sepatunya dan langsung menuju kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan diri David keluar dengan baju kaos dengan celana pendek. David langsung menuju meja gamenya. Untuk menghilang rasa sakitnya.

Setelah berjam-jam David berada didepan laptop,matanya pun sudah terasa panas dan merah. David mematikan laptopnya lalu mengambil hp melihat jam Berapa sekarang dan ternyata sudah jam 2 pagi. David menyeritkan keningnya,setelah mendapat banyak notif dari Dhiya,di whatsapp,line maupun instagram.

Setelah membuka whatsapp ternyata banyak panggilan tak terjawab. David menelfon balik saat berdering David langsung mematikan telfon tersebut.
Namun belum beberapa menit hp David berbunyi dan ternyata Dhiya menelfon balik. David bingung kenapa Dhiya belum tidur jam segini.

David menekan tombol hijau dan terdengarlah suara Dhiya.

"Assalamualaikum Vid?"

"Wa'alaikumsalam iyaaa, lo kenapa Dy?"

"loh yang kenapa.tadi gw khawatir,tadi bunda bilang loh datang kerumah pas gw lagi tidur,pas gw telfon loh ngak angkat-angkat gw takut loh kenapa-napa"ucap Dhiya dengan nada khawatirnya.

David tersenyum."gw ngak papa,loh tenang aja."

"Loh kemana kenapa baru angkat telfon gw sekarang?"

"Gw habis main game."

"Loh main berapa jam? Kok baru liat chat gw sekarang?"

"Kan gw main game gimana mau liat hp coba. loh kenapa belum tidur ini udah jam 2 pagi Dhiya!!!"

"Gw nunggu balasan chat dari loh,sambil nonton film." ucap Dhiya membuat David terdiam.

"Kenapa?"

"Gw khawatir sama loh makanya gw sampai ngespam loh gitu. lain kali jangan gitu."Ucap Dhiya lesu.

"Iyaaa. Loh tidur ya."

"Iyaaa,loh juga."

"Iyaaa yaudah. Assalamualaikum." Ucap David.

"Wa'alaikumsalam."setelah itu Dhiya mematikan telfon itu sepihak.

"I love you."

"I love you."

Ucap Dhiya dan David bersamaan.

Setelah selesai David langsung mematikan lampu dan menuju kasur. Menjadikan lengan kanannya sebagai bantal dan lengan kirinya menutup matanya. "Semoga gw mimpi indah."  tak sampai 10 menit David sudah berada di alam mimpi.

***

Dhiya tak langsung tidur melainkan menuju balkon kamar,menatap lurus keatas. Dhiya bingung apa yang harus Dhiya lakukan? Dhiya tak mau kehilangan keduanya. Egois bukan? Tapi itulah yang terjadi.

Dhiya menatap langit,kemudian menutup matanya lalu berdoa berharap Tuhan mendengar doanya. Setelah itu Dhiya kembali kekamar mematikan lampu lalu naik atas kasur menutup dirinya dengan selimut dan tak sampai 10 menit Dhiya sudah berada di alam mimpi.

***


WHERE MY HOME? (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang