11

544 21 0
                                    

Setelah satu minggu Dhiya berjuang, akhirnya Dhiya pulang dengan membawa mendali perunggu dan sertifikat.  Selama di perjalanan pulang perasaan Dhiya tak enak dan yang selalu memenuhi pikiran Dhiya hanyalah Alif Putra Ramadhan.

Jam 01:00 Dhiya sampai dirumah dengan bunda yang sudah menunggu Dhiya. "Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawab Santi sang bunda sambil memeluk dan mencium sang putri tidak bertemu satu minggu membuat Santi rindu berat,karena rumah terasa sepi.

"Bun,Dhiya capek banget besok aja ya bersih-bersihnya." ucap Dhiya dengan wajah lelah karena sungguh Dhiya sangat lelah.

"Yaudah ganti baju aja gak usah mandi nanti bunda aja yang beresin koper kamu."

Dhiya hanya mengangguk kepala lalu pergi kekamar. Setelah membersihkan diri Dhiya langsung naik kekasur mematikan lampu menyelimuti dirinya yang hampir menutup semua bagian tubuhnya tak sampai 10 menit Dhiya sudah berada dalam alam mimpi.

***

"Dhiya bangun,ada yang nunggu kamu dibawa tuh." ucap sang bunda.

"Ehmm"

"Bangun Di! Kalau gak bunda siram kamu." ancam bunda.

"Ada apasih bun, Dhiya masih capek bun." protes Dhiya.

"Bangun sekarang terus mandi." suruh bunda dan menutup pintu kamar Dhiya.

"Ckckckck"

Dengan malas Dhiya masuk kekamar mandi,setelah 10 menit akhirnya Dhiya selesai. Dhiya hanya memakai hot pants Dan baju kaos yang kebesaran dengan rambut yang di ikat kuda menambah kesan seksi dan manis pada Dhiya. Dhiya menuruni tangga.

Dan saat sampai di anak terakhir Dhiya melihat Alif,Dhiya langsung memeluk Alif dengan erat hingga Alif mundur beberapa langkah karena dorongan yang sedikit kuat. "Gw kangen." ucap parau Dhiya.

Alif terkekeh pelan. " iya gw juga rindu lu." ucap Alif sambil mengusap kepala Dhiya. Dan Dhiya suka hal kecil seperti itu.

Sampai pada akhirnya Dhiya menangkap sosok cewek yang sedang menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan. Dhiya langsung melepas pelukan itu dengan sedikit canggung.

"Dhiya." ucap Dhiya sambil mengulurkan tangannya.

"Dini."balasnya dengan senyuman yang dibalas dengan Dhiya.

"Lu siapanya Alif." tanya Dini

"Gw,temennya." ucap Dhiya sambil menatap Alif lalu tersenyum.

Suasana canggung tercipta di antara mereka ber 3 hingga suara bunda membuat mereka sadar.

"Ayo makan, ini bunda udah siapin." suruh bunda pada mereka ber 3

"Iyaaa." jawab mereka serempak

Setelah acara makan mereka,mereka ber 3 langsung menuju ruang tamu.

"Dya, ganti baju sana." suruhnya pada Dhiya.

Dhiya menyeritkan keningnya bingung ."kenapa?."

"Udah ganti aja cepet!!."

"Ck,iyaa bentar."

Setelah itu Dhiya langsung naik kekamar tidak sampai 10 menit Dhiya turun dengan jeans hitam baju putih dipadukan dengan jaket jeasn biru dongker sepatu adidas putih tas ransel putih dan juga rambut yang dikuncir kuda. Sungguh Dhiya sangat cantik dimata Alif.

"Udah."

Alif dan Dini langsung berdiri setelah berpamitan dengan bunda Dhiya. Mereka bertiga Langsung keluar didepan rumah Dhiya sudah ada mobil hitam, Alif menyetir Dhiya yang tak tau apa-apa memilih duduk dibelakang karena mungkin menurutnya Dini mau duduk didepan.

"Dhiya duduk didepan." ucap Alif

"Hah."

"Duduk didepan gw bilang!!"

Dhiya jadi tak enak sama Dini, Dini hanya menurut dan tersenyum Pada Dhiya dan Dhiya membalas senyum itu dengan sedikit tak enak.

***

Mereka sampai pad sebuah kafe minimalis namun sangat cocok buat nongkrong mengejarkan tugas dan lain-lainnya.

"Mau pesan apa Dya," tanya Dini.

"Mau thai teh aja." Dini hanya mengangguk.

"Mba,saya pesan thai teh 1 caramel macchiato 1 sama jus mangga satu cake red velvel 1 rainbow cake dan chees cakenya 1." ucap Dini.

"Itu aja mba.?"

"Iyaa."

"baik,ditunggu sebentar ya."ucap pelayan itu dan berlalu pergi.

"pesan kamu masih sama kan Ali." tanya Dini.

"Iyaa masih sama kok."

Dhiya yang melihat itu merasa dada nya sesak seketika. Dhiya langsung membuat pandangan ke arah jendela.

"Dya," panggil Alif.

Dhiya langsung menatap Alif dengan bingung. "Kenapa?"

"Kenalin ini Dini jayadi, orang yang udah ada dalam hidup gw selama 2 tahun ini. " ucap Alif sambil menatap Dini.

Dhiya yang melihat itu,yakin bahwa Dini adalah orang yang Alif cintai selama ini. Dan dirinya? Hanyalah sebuah orang ketika dalam hubungan mereka.

"Oh iyaa." ucap Dhiya setelah itu Dhiya mengalihkan pandangan ke arah jendela.

Pesan mereka datang,banyak yang mereka ceritakan lebih tepatnya Alif dan Dini saja Dhiya akan menyahut ketika dirinya merasa di panggil saja.

"Gw balik duluan ya." ucap Dhiya berdiri tak lupa mengeluarkan uang 50rb untuk membayar makan dan minumnya. Tanpa menunggu jawaban dari mereka berdua Dhiya langsung pergi menyetop taksi. Namun bukannya pulang Dhiya lama ke arah taman.

Sesampai disana Dhiya langsung duduk menghadap danau tanpa memperdulikan pakaian.

Kenapa baru sekarang Alif memberi tahu tentang Dini? Kenapa harus disaat dia sudah yakin tentang perasaannya? Kenapa harus sekarang? Dhiya benci keadaan seperti ini.

Tak terasa sudah jam 8 malam akhirnya Dhiya bangkit,saat membuka hp Dhiya melihat 35 panggilan tak terjawab 100 pesan dari Alif. Dhiya memilih mengabaikan itu semua dan langsung menyetop taksi.

"Assalamualaikum." ucap Dhiya sambil masuk kerumah.

"Wa'alaikumsalam. jawab sang bunda.

"Darimana aja kamu,tadi Alif kesini nanyain kamu."

"Dhiya dari taman,Dhiya capek banget bun Dhiya mau tidur." ucap Dhiya parau.

"Yaudah kamu istirahat."

Dhiya langsung masuk kekamar setelah melepas tas dan sepatunya. Dhiya langsung menuju kamar mandi setelah 10 menit akhir Dhiya keluar dengan piayam barbie kesukaannya setelah itu Dhiya Mematikan lampu dan naik di atas kasur menyelimuti dirinya dan tak sampai 10 menit Dhiya sudah berada dalam mimpi."

"gw tau gw salah,tapi gw mohon jangan tinggalin gw,gw sayang loh."

****

WHERE MY HOME? (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang