25

415 14 0
                                    

Dhiya membalikkan badannya ketika cahaya dari luar masuk lewat jendela.

"Ehmm... Vid tutup dong jendelanya." pinta Dhiya.

Padahal David lah yang membuka jendelanya itu agar Dhiya bangun, Sungguh Dhiya susah sekali di bangunkan.

"Bangun ya,sayang. Udah pagi mau tidur sampai jam berapa hmm?" ucap David sambil mengusap kepala Dhiya.

"Ehmm." erang Dhiya sambil merenggangkan badanya. David yang melihat itu hanya tersenyum. Dhiya sungguh seperti anak kecil.

"Bangun ya,habis itu sarapan." ucap David.

Dhiya langsung mendudukan badannya. Sambil mengucek matanya. "Emang sarapan apa?" tanya Dhiya dengan nyawa yang masih setengah terkumpul.

"Makan bubur."

"Ihh ngak mau,dari kemarin makan bubur terus mana buburnya hambar lagi" ucap Dhiya.

"Terus mau makan apa? Loh kan masih di larang makan nasi Di." jelas David.

"Makan buah aja ya." pinta Dhiya. Dengan puppy eyes.

David yang melihat itu hanya tersenyum lalu mengangguk kan kepalanya.

Setelah itu David langsung mengambil keranjang buah,memotong Apel,Pir lalu menaruhnya di piring. Setelah itu langsung memberi pada Dhiya yang asik menonton tv.

"Nih,dimakan ya." ucap David lalu pergi. Namun belum beberapa langkah tangan sudah di tahan oleh Dhiya.

"Mau kemana?hmm."

"Mau ke kamar mandi,kenapa? Mau ikut?" tawar David.

"Ihh mesum banget sih." ucap Dhiya lalu menghempas tangan David.

David hanya tertawa melihat tingkah Dhiya,David mengusap kepala Dhiya lalu pergi ke kamar mandi Dhiya hanya memperhatikan lalu melanjutkan nontonnya.

Saat David keluar dari kamar mandi,David memperhatikan Dhiya sedang menonton dengan bahagia. Dhiya tertawa lepas seakan tidak menanggung beban. Senyum manis yang selalu Dhiya tampilkan seakan menggambarkan bahwa Dhiya baik-baik saja. Namun kenyataan Dhiya jauh dari semua itu. Dhiya adalah manusia sok kuat,sok tegar. Manusia rapuh manusia yang ingin dimengerti. Namun semuanya orang tidak perna ingin tau tentang hal itu. yang mereka tau Dhiya baik-baik saja.

"Dhiya." panggil David membuat Dhiya mengalihkan pandangan.

"Iyaaa?"

David menghampiri Dhiya lalu duduk di samping Dhiya, Dhiya masih menatap David dengan bingung.

"Gw tau loh itu manusia rapuh yang sok kuat." ucap David membuat Dhiya langsung terdiam.

"Gw tau,gw bukan orang lama yang tau tentang loh,bahkan siapa loh itu juga gw belum tau. Gw hanya ingin menjadi pelindung buat loh Di, gw mau jadi sandaran ketika loh nangis. Gw mau loh peluk gw ketika jiwa dan raga loh lagi tidak selaras." jelas David.

"Gw ngak mau terngantung pada seseorang Vid,cukup kemarin Alif aja yang buat gw hancur. Gw ngak mau nambah."

"Loh ngak berhak buat samain gw dengan Alif. Gw dan Alif jelas beda, cara gw memperlakukan loh itu ngak akan sama seperti Alif."

"Loh punya Tata Vid,ingat." Ucap Dhiya membuat David terdiam.

"Gw sayang loh Dy."

"Loh punya Tata David!!!!!" Ucap Dhiya lalu turun dari kasur lalu pergi ke balkon kamar dengan tiang impus, David mengikuti dari belakang.

"Beban gw udah terlalu banyak Vid.luka gw belum sembuh. Jangan loh tambah,apa sakit jiwa gw belum bisa buat memperjelas bahwa gw itu manusia tak sempurna." jelas Dhiya menahan tangisnya.

WHERE MY HOME? (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang