Bab 5

4.2K 443 17
                                    


"Ya ampun Kak! Mau kemana sih malam-malam begini? Makan tuh di rumah jangan banyak tingkah deh."Prilly terus saja menggerutu kesal karena dipaksa oleh Linda, Kakaknya untuk menemani dirinya cari makanan warung tenda.

"Ya ikut aja kali Dek! Jangan banyak ngeluh! Dirumah juga sendirian kamu mending ikut Kakak makan-makan. Kakak traktir tenang aja."Linda terus menyeret lengan Adiknya menuju garasi rumah mereka.

"Pakai motor aja jangan mobil, ribet cari parkirannya nanti."Linda mematuhi perintah Adiknya.

Jadilah dua gadis cantik putri pengusaha kaya raya itu mengendarai motor matic menyusuri jalanan komplek.

Prilly melambaikan tangannya pada penjaga gerbang komplek rumah mereka. "Pak ke depan bentar ya."

"Iya Neng hati-hati!"

Prilly terlihat nyaman dibonceng motor oleh Kakaknya. Linda juga memacu laju motornya dengan laju santai.

"Ini mau makan dimana Kak?"Prilly tak tahan untuk tidak bertanya ketika melihat Kakaknya tidak menghentikan laju motornya padahal sudah dua warung tenda mereka lewatkan.

"Ntar dulu lagi mikir ini."

"Kelamaan mikirnya Kakak. Keburu tengah malam ini."

"Tengah malam apaan belum juga jam 9. Bencong aja belum pada keluar tuh."Sahut Linda sedikit mengeraskan suaranya.

Prilly berdecak pelan. Kakaknya ini benar-benar pemaksa khas Maminya sekali.

Hampir satu jam Linda dan Prilly mengitari jalanan sampai tiba-tiba Linda menghidupkan lampu send lalu menghentikan motornya di dekat warung tenda yang pengunjungnya membuat Prilly meringis.

"Kak rame tuh! Ngantrinya lama cari tempat lain aja yuk!"Pinta Prilly setelah turun dari motornya.

Linda melepaskan helm di kepalanya lalu menarik kunci motornya. "Nggak apa-apa Dek rame itu tandanya masakan di sini enak makanya orang pada rela ngantri tuh."tunjuk Linda pada deretan panjang orang-orang yang menunggu antrian di warung tenda itu.

Prilly menghela nafasnya, jika Kakaknya sudah berkeinginan sesuatu maka tidak ada yang bisa melarangnya Mas Agus kekasihnya saja terkadang sampai pusing melihat sikap Kakaknya ini.

Linda kembali menggandeng tangan adiknya memasuki warung tenda yang lumayan ramai. "Tuh orang yang antri tuh buat makan di rumah. Kalau makan di sini kan nggak rame-rame banget."Celetuk Linda setelah mendapatkan meja yang dia inginkan.

"Ya tapi kan tetap aja lama Kak. Kan dapurnya cuma itu doang."Prilly mengarahkan dagunya pada pedagang yang terlihat kewalahan mengaduk-aduk masakannya.

Linda mengedikkan bahunya. "Ya nggak apa-apa pulang telat Mami Papi juga nggak di rumah. Bosan kalau di rumah terus."keluh Linda, wanita itu mulai cekikikan sambil menatap ponselnya. Pasti lagi chatingan sama pacarnya itu. Bathin Prilly kesal.

Prilly mengedarkan pandangannya ke sekitar, matanya seolah termanjakan dengan orang-orang yang berada disekitarnya, ada yang sedang melahap makanan mereka, ada yang sedang bercanda bersama keluarga sambil menunggu pesanan.

Dan Prilly selalu suka melihat interaksi hangat sebuah keluarga. Bahkan tanpa sadar Prilly ikut tersenyum saat seorang Ibu-ibu menunjuk kearahnya sambil menyuapi anaknya yang masih kecil, sepertinya anak itu menolak untuk makan dan sibuk dengan gadget di tangannya.

"Tuh liat Kakak cantik liatin Abang. Tuh liat, Kakak cantik Abang nggak mau makan ini jangan kawan ya. Ih Kakak cantiknya senyum sama Mama tapi nggak senyum sama Abang."

Prilly terkekeh kecil melihat Ibu itu dan sepertinya kalimat provokasi sang Ibu berhasil menarik perhatian anaknya. Terlihat anak kecil yang sedari tadi sibuk sama gadgetnya menoleh dan menatap kearahnya.

With You LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang