Prilly melangkahkan kakinya menuju loby kampusnya. Dia baru saja tiba di kampus hari ini jadwal kuliahnya hanya pagi sampai siang saja. Menjadi siswa tingkat akhir memang jadwal kuliahnya tidak sepadat awal-awal kuliah dulu hanya saja Prilly harus memutar otak untuk menyelesaikan tugas akhirnya.Prilly benar-benar dibuat stres oleh tugas akhir yang penuhi tinta merah tanda kasih sayang dari dosen pembimbingnya.
"Woi!"
Prilly menoleh dan menatap Kiara sahabat karibnya yang montok namun bogel itu. Untung saja kulit Kiara yang putih bersih sedikit menolong eh tapi wajah Kiara juga cantik sih enak dilihat apalagi hidungnya mancung banget kayak prosotan anak TK.
"Ngapain bengong lo? Lo kalau bengong begini curiga gue jangan-jangan otak lo yang setengah ons itu lagi nyusun kata buat ngejelekin gue kan? Ngaku lo?"
Prilly tertawa terbahak-bahak, "Pede gila. Kurang kerjaan banget gue ngomongin lo. Lagian otak gue udah penuh sama TA jadi nggak ada tempat lagi buat mikirin lo tau nggak."Prilly menoyor pelan kepala sahabatnya itu.
Kiara mencibir, tapi jujur Prilly tidak bohong kalau wajah sahabatnya itu cantik unyu pokoknya sedap di mata gitu deh! Yakin dan sumpah.
"Cih! Kayak otak lo aja yang di ganggu sama TA. Otak gue juga kali malahan otak gue yang segede upil anak TK ini terancam error karena kebanyakan liat coretan tinta merah. Gila aja tuh Pak Basri kagak punya perasaan banget kertas yang juga jaga sepenuh hati giliran sama dia mudah aja tuh tangan keriput berkarya disana mana jelek lagi coretannya."Cerocos Kiara tanpa memperdulikan mahasiswa lain baik setingkat atau adik tingkat yang ikut tertawa mendengar perkataan absurdnya.
Prilly jangan tawa lagi, perutnya seperti di kocok-kocok jika sudah berbicara dengan Kiara ini lah risikonya. Sahabatnya itu kalau ngomong benar-benar nggak pakai saringan.
"Gue mau masuk kelas lo mau ikut nggak? Atau mau ketawa aja di situ sampai Pak Basri berubah menjadi power ranger yang akan memberantas segala kemaksiatan di dunia yang fana ini?"
Tuh kan?
"Hahaha.."Tawa Prilly terdengar memenuhi loby kampus bahkan beberapa cowok termasuk dosen muda yang memang menaruh hati pada Prilly begitu terkesima mendengar tawa merdu dari Prilly.
"Bagus ya Kia! Bagus! Di belakang saya kamu beginiin saya. Mau main belakang ya kamu?"
Kiara segera menoleh dan matanya segera bertemu dengan mata tajam namun berair milik Pas Basri dosen pembimbing yang sangat dicintai olehnya.
"Eh Bapak. Bapak kok ganteng banget sih hari ini. Ya ampun Pak tuh kemeja ungu aja ya warnanya kagak punya warna lain apa gimana Pak? Oh saya tahu Bapak pasti penggemar janda muda rasa lapis legit kan Pak?"
"Hahahaha.."
"Huuuu!!!"
"Pak Basri kagak cocok sama Janda muda tuh sama Mpok Leha penjaga kantin baru klop tuh!"sahut seorang mahasiswa tengil membuat suasana loby makin ramai saja.
"DIAAM!!!"
Kiara dan Prilly sontak menutup kedua telinga mereka. Begitu pula dengan mahasiswa yang lain. Pak Basri sudah dikenal sosok dosen senior yang tingkat menyebalkannya sudah diatas rata-rata dan sialnya Kiara malah mendapatkan Pak Basri sebagai Dosen pembimbingnya.
"Pak saya ke kelas dulu. Nanti sore ketemuan ya Pak. Awas loh Bapak undur janji lagi, kertas TA saya sudah kangen sama karya Bapak katanya oke Pak. Permisi, Assalamualaikum."Kiara segera ngacir meninggalkan Pak Basri yang sebentar lagi akan berubah menjadi Naga jangan sampai Kiara mendapar semburan api dari mulutnya.
