Bab 31

5.6K 511 75
                                    


Selepas siang Prilly kembali keluar dari kamarnya, perutnya tiba-tiba merasa keroncongan bayangan perasan jeruk nipis beradu dengan harumnya rempah-rempah yang menguar dari kuah sup membuat perutnya semakin keroncongan.

Prilly menutup pintu kamarnya lalu mencepol rambutnya ke atas. Dia sedikit bebas berkeliaran karena Ibu tiri Ali sedang tidak berada di rumah. Perihal keberadaan Ali biarkan saja Prilly bisa untuk mengacuhkan suaminya itu.

Kan teman jadi wajar dong kalau dia bersikap biasa saja.

Prilly menghentikan langkahnya ketika melihat Ali sedang sibuk menyiapkan sup untuk untuknya. Dia mempercepat langkahnya lalu bersembunyi di balik pintu menuju ke dapur.

"Iya Nak. Dari kemarin Non Prilly nggak nafsu makan."

"Kok bisa sih Mbok? Kenapa Prilly nggak cerita ya sama Ali?"

Prilly meringis pelan, memang hubungan apa sedekat apa sekarang sampai dia bebas bercerita pada Ali?

Prilly melongokkan kepalanya untuk mengintip kegiatan suaminya di dapur. Dia bisa melihat punggung lebar Ali bersisian dengan Mbok Darmi.

"Ali benar-benar menyesal Mbok." Prilly mendengar nada frustasi dan juga penyesalan pada suara Ali.

Dia tahu suaminya bersungguh-sungguh tapi tetap saja hatinya terasa sakit. Prilly ingin kembali ke kamarnya, rasa lapar yang tadi menggerogotinya menguap entah kemana.

"Tapi sumpah demi Allah Ali benar-benar mencintai Prilly, istri Ali Mbok."

Langkah Ali terhenti, istri? Ali mengakui dirinya sebagai istri pada Mbok Darmi? Sejak kapan?

Prilly kembali ke tempat persembunyiannya tadi, dia kembali mengintip ke arah dapur. Dia melihat Mbok Darmi sedang mengusap bahu Ali dengan lembut.

"Mbok mengerti, tapi Nak sekarang kamu bukan hanya seorang anak tapi juga seorang suami. Berbakti pada orang tua itu memang kewajiban anak tapi bukan berarti kamu bisa melalaikan kewajiban kamu sebagai suami."

Prilly melihat suaminya menganggukkan kepalanya. "Iya Mbok. Ali benar-benar tidak berfikir matang-matang ketika menyembunyikan status Prilly sebagai istri Ali pada Ibu. Dan sekarang Prilly pasti sangat membenci Ali ya Mbok?" Suara Ali terdengar serak, gerakan tangan pria itu yang sejak tadi seperti memotong sesuatu terhenti dan Prilly bisa melihat bahu suaminya bergetar setelahnya.

Ali menangis?

Mbok Darmi menatap Ali dengan mata berkaca-kaca. Dengan penuh kelembutan wanita tua itu mengusap kepala Ali dengan penuh kasih sayang.

"Nak masalah dalam rumah tangga itu hal biasa. Kamu memang salah karena menyakiti istri kamu meskipun niat kamu untuk menjaga perasaan Ibu kamu. Tapi semuanya belum terlambat Nak, berusahalah untuk kembali meraih hati dan kepercayaan istri kamu. Mbok yakin Non Prilly wanita baik, dia tidak mungkin mengeraskan hatinya jika kamu sudah berusaha memperbaiki kesalahan kamu Nak."

Jika ada Nyonya Kenanga, Mbok Darmi tidak mungkin berlaku seperti ini. Nyonya Kenanga melarang keras Mbok Darmi menyayangi Ali karena itu kewajibannya. Dan Mbok Darmi tidak bisa melakukan apapun selain mengiyakan saja perintah Nyonya besar.

"Jadi sekarang Ali harus gimana Mbok?" Tanyanya dengan suara sengau selepas menangis.

Prilly terenyuh dia tahu suaminya bersungguh-sungguh meminta maaf padanya tapi apakah dia harus memaafkan Ali secepat ini?

"Raih kembali hati Non Prilly. Dan ini salah satu usaha kamu Nak. Non Prilly menginginkan sup tulang dengan perasan jeruk nipis di dalamnya dan sekarang kamu sedang memasaknya."

With You LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang