Bab 7

4.3K 446 12
                                    


Ali kembali ke rumahnya ketika jam hampir menunjukkan pukul 12 malam. Setelah pergi dari warung tenda dia memilih menghabiskan waktu dengan bersantai di temani segelas kopi pahit di warung yang ada di dekat komplek masuk perumahannya.

Ali tersenyum sendiri ketika mengingat pertemuannya dengan gadis cantik di warung tenda tadi. Ah, dia benar-benar lega ketika tadi dirinya benar-benar memberanikan diri untuk meminta nomor kontak gadis itu.

Dan sekarang Ali mulai mengeluarkan ponselnya. Sambil berjalan menuju kamarnya dia mulai mengotak-atik ponselnya.

Prilly :
Sudah tidur?

Ali membuka pintu kamarnya. Di rumah ini kamarnya sengaja dia ambil yang di lantai dua. Ali jarang berkunjung ke sini jadi lebih nyaman kalau dia memilih lantai dua.

Ali meraba saklar lalu menghidupkan lampu kamarnya. Seketika suasana kamarnya terang benderang. Ali membuka kembali aplikasi chatting di ponselnya, belum ada balasan mungkin Prilly sudah tidur. Fikirnya.

Ali meletakkan ponselnya di atas ranjang lalu beranjak ke kamar mandi. Sepuluh menit kemudian dia keluar dengan wajah segar dan nafasnya jauh lebih segar. Ali membuka kaosnya memperlihatkan otot-otot liat pada tubuhnya dengan warna kulitnya yang eksotis semakin menambah keseksian Ali. Dia benar-benar terlihat jantan dan begitu lezat.

Ali merenggangkan sedikit ototnya sebelum merebahkan diri di atas ranjang. Sebelum benar-benar beristirahat Ali menyempatkan diri memeriksa ponselnya lagi. Dan matanya seketika terbelalak ketika melihat satu pesan di sana.

Dan yang lucunya adalah Ali yang tiba-tiba merasa gugup jantungnya berdebar-debar kencang. Dengan senyuman mengembang di wajahnya Ali segera membuka pesan itu.

Prilly :
Belum Mas. Mas udah tidur?

Belum juga. Jadi kamu lagi apa?
Kenapa belum tidur udah jam segini?

Belum ngantuk Mas.
Aku lagi tiduran aja, Mas lagi apa?

Lagi mikirin kamu.

Ali buru-buru menghapus isi pesannya lalu segera mengetik pesan lain. Ck! Ali bingung sendiri kenapa tiba-tiba dia mengirimi Prilly pesan seperti itu.

Prilly :
Kenapa di hapus Mas?

Tuhkan!

Dia kenapa bisa seteledor ini sih. Mikirin kamu? Apaan. Baru juga kenal udah merayu saja, Prilly pasti langsung berfikir kalau dia tak lebih dari lelaki hidung belang.

Mengabaikan gerutuan dalam hatinya, Ali segera mengetik kembali pesan untuk Prilly.

Salah ketik tadi Pril.
Eum, besok kamu ada waktu nggak?

Kalau ada waktu memangnya dia mau ngapain? Ya ngajak jalan lah. Eh, tapi kecepatan nggak ya? Keliatan modus nggak sih dia?

Ali menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke atas ranjang. Dia tahu ini terlalu cepat tapi hatinya menginginkan pertemuan kembali dengan gadis itu. Gadis mungil bermata bening dan Ali benar-benar menyukai mata itu.

Gila nggak sih? Masak iya ada cinta pada pandangan pertama? Tapi kenapa jantungnya berdebar-debar seperti ini? Lalu bagaimana dengan Wulan? Ouh sialan. Dia lupa dengan keberadaan wanita yang masih berstatus kekasihnya itu.

With You LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang