Ali baru saja menyelesaikan ritual mandinya saat pintu kamarnya terbuka. Di sana ada Prilly yang datang membawa nampan berisi susu hangat untuk Ali."Kok susu Sayang?" Tanyanya sambil menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil.
Jangan bayangkan Ali hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah pinggangnya karena Ali membawa baju gantinya ke dalam kamar mandi tadi.
Ali tidak menurunkan kopernya dari dalam mobil dia hanya mengambil keperluan mandinya saja serta baju koko berwarna coklat muda dan celana kain hitam.
"Kata Mboh Nah susu bagus untuk kesehatan apa lagi dari kemarin kan Mas kurang istirahat." Prilly meletakkan segelas susu di atas nakas.
Ali tersenyum lebar menatap calon istrinya. "Terima kasih ya Bunda." Godanya dengan kerlingan jahil.
Prilly bersemu merah, "Jangan gitu maluu.." rengeknya manja.
Prilly sudah terlihat lebih segar, gadis itu juga sudah mengganti pakaiannya dengan gamis yang warnanya hampir senada dengan baju Ali. Kebetulan saja karena memang mereka tidak saling berjanjian untuk memakai baju dengan warna hampir sama.
Prilly meletakkan nampan di atas meja lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Ali menempati kamar tamu yang semalam ditempati Mas Agus, sekarang Mas Agus sudah kembali ke rumahnya dan akan kembali sebelum tiba waktu magrib.
"Mas.." Ali sedang memakai peci menoleh ketika Prilly memanggilnya. "Iya Sayang."
Prilly mendongak menatap Ali, "Aku rindu Mami, Papi juga." Katanya dengan mata berkaca-kaca.
Ali menghela nafasnya, dia tahu tidak akan mudah untuk Prilly melewati semua ini tapi Ali berjanji akan terus menemani gadisnya ini.
"Mas tahu kamu sedih, kangen, rindu pengen peluk Mami pengen peluk Papi tapi Sayang, sekarang yang dibutuhkan Mami dan Papi adalah doa dari kamu." Ali memilih berjongkok di depan Prilly.
Pintu kamar sengaja dibuka lebar oleh Prilly agar tidak timbul fitnah nantinya karena dia dan Ali berada dalam satu ruangan.
Dengan lembut Ali menyeka air mata Prilly. "Mas nggak akan larang kamu menangis tapi kamu harus ikhlas Sayang. Ikhlas agar Mami dan Papi jalannya lapang menuju surganya Allah."
"Amiin.." Prilly mengamini perkataan Ali dengan linangan air mata. "Semoga Mami dan Papi ditempatkan di tempat paling mulia di sisi Allah ya Mas."
"Amiin.. Amiin.. InsyaAllah Sayang. Sekarang tugas kamu hanya berdoa, ingat doa anak yang shaleh atau sholehah untuk orang tuanya yang sudah meninggal akan Allah jadikan sebagai pahala yang terus mengalir untuk orang tuanya yang sudah menghadap Allah." Ali hanya memberi sedikit pengertian pada Prilly, agar kekasihnya tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
Prilly menangis sedikit terisak namun sekuat tenaga dia tahan agar tidak kembali histeris. Dia tidak ingin orang tuanya sedih melihat keterpurukannya di sini.
"Aku ikhlas Mas. InsyaAllah aku ikhlas.." ucap Prilly disela sedu sedannya.
Ali tersenyum lembut sambil terus menyeka air mata Prilly yang masih menetes dari matanya.
Ah, betapa Ali sangat ingin membahagiakan wanita yang sangat dicintai olehnya ini.
**
Tahlilan untuk malam ini sudah selesai. Warga sudah kembali ke rumah masing-masing menyisakan keluarga inti saja.
Ali sedang membantu Nando dan Bagus yang sedang menggulung tikar yang tadi dibentangkan di pekarangan rumah Prilly.
"Mas Ali nginap di sini?" Tanya Nando setelah tikar terakhir selesai di gulung.
![](https://img.wattpad.com/cover/205830174-288-k547489.jpg)