"Kurang ajar sekali istrimu itu Ali?!" hardik Kenanga saat melihat tubuh keponakannya meluncur ke dalam kolam.Kenanga memang mengintip di balik pintu, dia ingin melihat keterkejutan di wajah istri Ali, syukur-syukur Prilly langsung marah dan pergi meninggalkan Ali bersama Fifa tapi apa yang dia lihat benar-benar jauh dari bayangan yang ada di otaknya.
Bukan Prilly yang pergi malah Fifa yang harus menceburkan diri ke dalam kolam.
Ali menoleh menatap Ibunya dengan bibir berkedut menahan tawa. Prilly sendiri malah sibuk menertawakan Fifa yang jauh ke dalam kolam dengan posisi sama sekali tidak elit.
Prilly bahkan sampai memegang perutnya yang terasa keram karena terlalu bersemangat tertawa.
"Bu." sapa Ali, dia tidak tahu harus melakukan apa terlebih tawa renyah Prilly membuat bibirnya berkedut ingin tertawa namun harus dia tahan demi menghormati Ibunya yang tampak murka.
Kenanga mendengus kesal tanpa menghiraukan sapaan Ali dia bergerak menuju kolam dan menolong Fifa yang sudah menangis. Fifa merasa luar biasa malu, niatnya ingin meloncat dengan gaya seksi supaya Ali tergoda malah tersandung kaki sendiri hingga dia jatuh ke kolam dengan posisi tidak elit.
Kepala nya terlebih dahulu masuk ke dalam air sebelum tubuhnya menyusul dengan kaki terangkat ke atas. Fifa tidak bisa mendeskripsikan betapa malunya dia saat ini.
"Tante.." Adunya sambil menggenggam tangan Kenanga yang ingin membantunya keluar dari kolam. "Kamu bodoh atau apa sih Fifa hah? Mau-maunya kamu dikerjai oleh wanita itu!" omel Kenanga sambil menarik Fifa keluar dari kolam.
Prilly masih saja tertawa dalam dekapan suaminya. Bahkan tatapan tajam Kenanga sama sekali tidak menciutkan nyalinya. Dia tenang saja bahkan dengan santai membalas tatapan Ibunya.
"Lain kali hati-hati ya Fifa." Katanya dengan kekehan geli.
"Huh!" Kenanga hanya mendengus kesal membalas ejekan Prilly. Tatapan mata Ali membuatnya tidak berani mengeluarkan kata kejam untuk Prilly.
Lihat saja wanita itu!
Sepeninggal Kenanga dan Fifa, Prilly kembali bergelung manja di pelukan suaminya. Ali mendekap erat istrinya, meskipun ada sedikit rasa kasihan pada Fifa tapi mau bagaimana lagi katakan dia jahat tapi Ali hanya ingin istrinya bahagia.
Nanti kapan-kapan dia akan meminta maaf pada Fifa atas kejadian memalukan hari ini.
"Mas ke dalam yok! Mau Magrib juga kan." Ajak Prilly sambil melepaskan pelukannya pada suami.
Ali mengangguk pelan. "Ayok sayang. Mas gendong atau mau jalan sendiri?"
"Jalan aja deh Mas." Prilly memilih menggamit lengan suaminya lalu mereka melangkah bersama menuju kamar mereka.
"Nanti malam sanggup ke rumah Pak Kades nya sayang?" Tanya Ali saat mereka hampir mencapai pintu kamar.
Prilly menganggukkan kepalanya. "Sanggup kok Mas. Aku sehat-sehat aja cuma kalau udah mual terus muntah bawaannya lemes banget."
Ali mengusap kepala istrinya dengan sayang, keintiman mereka rupanya tak lepas dari tatapan Kenanga dan Fifa. Keduanya memandang benci pada pasangan baru itu terutama Prilly.
Karena kehadirannya semua rencana Kenanga dan Fifa hancur berantakan. Satu-satunya cara untuk melancarkan rencana mereka adalah menyingkirkan Prilly dan juga anak dalam kandungannya.
Bisa semakin bahaya kalau sampai anak Prilly lahir dan tentu saja anak itu akan menjadi ahli waris kekayaan Ali.
Tidak bisa dibiarkan!