Ali segera menarik istrinya menaiki tangga lalu dengan kasar Ali menendang pintu rumahnya. Prilly menjerit kaget melihat kebrutalan suaminya."APA YANG KAMU LAKUKAN SEBENARNYA ALDO?!"
Prilly sampai menutup sebelah telinganya saat mendengar teriakan lantang suaminya.
Aldo dan seorang wanita yang tadi berteriak seketika terdiam, belum hilang shock mereka karena pintu yang tiba-tiba terhempas membentur dinding hingga terdengar bunyi dentuman cukup kuat dan sekarang kembali teriakan Ali mampu membuat jantung mereka seperti melorot.
"Ma..mas Ali?"
Wajah Ali sudah memerah, emosinya sudah memuncak jika tidak mengingat Prilly mungkin sudah dari tadi dia melayangkan pukulannya pada Adik gilanya itu.
Prilly mengkerut di belakang Ali. Dia juga tidak berani mengeluarkan sepatah katapun ketika aura Ali berubah benar-benar menyeramkan saat ini.
"Gue tanya sekali lagi apa yang lo lakuin sialan?!"
Aldo memejamkan matanya. Semarah apapun Mas Ali padanya belum pernah sekalipun Mas Ali berbicara sekasar ini padanya.
"Saya dihamili Aldo Mas. Dan sekarang dia nggak mau tanggung jawab."
"Diam Clara!" Aldo balik membentak Clara yang menurutnya terlalu berani. Clara terlihat mengkerut apa lagi ketika tatapan tajam pria yang dia ketahui Kakak dari Aldo itu begitu tajam menyorotnya.
"Benar ini Aldo? Jelaskan semuanya! Apa benar kamu menghamili perempuan ini?" Ali menunjuk kearah Clara tanpa mengendurkan tatapannya.
Baik Clara maupun Aldo sama-sama terdiam. Emosi Ali sudah mengepul dan siap dia semburkan pada dua makhluk di hadapannya ini. Jika saja dia tidak merasakan tarikan pada tangannya yang ternyata masih menggenggam tangan istrinya.
"Jangan marah-marah takut!" Rengek Prilly sambil menyembunyikan wajahnya di punggung sang suami.
Ali tersenyum sekilas melirik istrinya lewat bahu sambil mengeratkan genggamannya pada tangan Prilly. "Sebentar ya Sayang. Mas selesain masalah ini dulu."
Ketika kembali menghadapkan wajahnya pada Aldo sontak tatapan teduh yang Ali perlihatkan tadi menghilang. Aldo kembali menelan ludah saat melihat tatapan membara sang Kakak.
Dia tahu kali dia tidak akan selamat!
"Siapkan keperluan kalian kita akan pulang kampung dan bertemu Ibu."
Aldo segera membulatkan matanya. "Ya Tuhan Mas! Jangan ketemu Ibu!"
"Masih ingat Tuhan rupanya?" Ali menyindir hingga membuat Aldo terdiam tak jadi melanjutkan permohonannya tadi.
"Jam 5 sore kita berangkat! Ajak pacar kamu juga!" Putus Ali tanpa bisa diganggu gugat.
Ali segera menarik istrinya menuju kamarnya meninggalkan Aldo yang langsung terduduk lemas di atas sofa. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana histerisnya sang Ibu nanti.
Sangking galaunya Aldo dia bahkan sama sekali tidak menyadari kehadiran wanita cantik yang datang bahkan dibawa ke kamar pribadi Abangnya.
Bodo amat sama wanita cantik! Yang perlu dia pikirkan adalah alasan yang tepat supaya Ibunya benar-benar tidak langsung membunuhnya.
Ah! Ribet!
**
Prilly duduk diam di sisi ranjang. Suaminya sedang menghubungi seseorang katanya orang kepercayaannya di kampung.
Prilly merasa serba salah disini, dia tidak menyangka kalau Adik Ali senakal itu. Menghamili perempuan diluar nikah? Luar biasa.
Prilly tidak tahu harus memberi reaksi seperti apa. Ini kali pertama mereka bertemu dan langsung di hadapkan pada situasi seperti ini.