Prilly keluar dari balik kemudi berdiri di depan mobilnya yang kini sudah terparkir di depan rumah berlantai dua. Menurut informasi dari Ali rumah ini adalah rumahnya tapi kenapa Ali tidak keluar ya.Prilly kembali menghubungi Ali namun lagi-lagi pria itu tidak menjawab panggilan darinya. Pesannya juga belum dibaca.
Menghela nafas terpaksa Prilly kembali membuka pintu mobilnya yang masih dalam keadaan menyala. Dengan sedikit tidak enak dia menekan kuat-kuat klakson mobilnya.
Semoga saja Ali mendengarnya. Bukan apa-apa, Prilly tidak enak hati pada tetangga Ali dan juga terlalu malu jika langsung membuka pintu gerbang rumah Ali.
Dia tamu dan baru pertama kalinya berkunjung masak iya langsung main masuk saja. Tidak sopan.
Prilly kembali menutup pintu mobilnya lalu kembali pada posisi tadi. Beberapa mobil yang lewat di sampingnya dengan sengaja membuka jendela untuk menatap dirinya. Dia kurang nyaman apa lagi ketika sebuah mobil fortuner hitam keluaran terbaru berhenti tetap di sampingnya.
Prilly tidak menoleh ketika pemilik mobil menurunkan kaca mobilnya. "Hai Nona cantik."
Prilly melirik sekilas, pengemudinya masih muda dan ya lumayan ganteng tapi jika disandingkan dengan kegantengan Ali, pria ini tidak ada apa-apa nya.
Eh kok jadi Ali sih?
Tak lama terdengar pintu gerbang rumah Ali terbuka dan memperlihatkan sosok yang sejak tadi di tunggu oleh Prilly.
"Mas.." Prilly menegakkan tubuhnya. Matanya melirik sekilas ke arah mobil fortuner yang masih tidak bergerak pada posisinya tadi.
Ali tersenyum menatap Prilly lalu senyuman itu menghilang ketika matanya menangkap sosok pria dibalik kemudi mobil yang berhenti disamping mobil Prilly.
"Siapa?"Tanyanya pada Prilly, kini posisinya sudah berada tepat di depan Prilly hingga dia semakin jelas melihat sosok pria di mobil hitam itu.
Prilly menggelengkan kepalanya. "Nggak kenal Mas." jawabnya jujurnya.
Ali mengangguk lalu berjalan mendekati mobil itu yang kacanya masih terbuka. "Maaf Mas mobil Mas ngalangin mobil lain mau lewat." Ali berkata dengan suara tenang namun berbanding terbalik dengan wajahnya yang mengeras. "Dan tolong jaga mata Anda dari wanita saya." lanjutnya lagi ketika melihat mata pria ini sibuk menatap Prilly dengan tatapan yang Ali tidak bisa menjelaskan karena jika dijelaskan dia tidak yakin wajah pria ini tidak akan baik-baik saja.
Pria sombong itu berdecih kasar, "Jangan bangga Mas! Baru pacar kan? Bukan istri. Jadi kesempatan untuk saya tentu masih ada." Ali nyaris menarik kerah baju pria itu jika Prilly tidak menghalanginya.
"Mas ayok jalan." Prilly memegang lengan Ali dan dia sedikit tersentak ketika telapak tangannya merasakan bagaimana kerasnya lengan berotot itu.
Ali benar-benar seksi. Prilly buru-buru menggelengkan pemikiran absurdnya.
Ali berbalik menatap Prilly yang memang terlihat luar biasa cantik hari ini, dia tidak heran kalau sampai ada pria yang menginginkan Prilly contohnya pria sombong ini.
"Jangan mau sama cowok kere! Bisanya cuma numpang mobil kamu aja." Pria itu berbicara dengan lantang matanya melirik sinis pada Ali.
Prilly tidak menjawab dia terlalu malas meladeni pria sombong seperti ini. Namun justru tidak bagi Ali, tubuhnya sengaja dia majukan sehingga kepalanya sedikit masuk ke dalam mobil melalui kaca yang terbuka.
Setelah memastikan Prilly tidak mendengar apa yang dikatakan olehnya, dengan seketika seringai sombong terlihat di wajahnya.
"Dan jangan sombong hanya karena memiliki satu mobil. Cewek lebih butuh yang nyaman daripada yang sok kaya, bro!"